|
|
TIGA MASALAH PENTING (1/3) oleh H. Mahmud Ahmad Cheema H.A. Jemaat Ahmadiyah Indonesia (Qadian) 1994 ----------------------------------------------------------- DAFTAR ISI ----------------------------------------------------------- WAFATNYA NABI ISA AS ----------------------------------------------------------- WAFATNYA NABI ISA AS ----------------------------------------------------------- Kepercayaan tentang masih hidupnya Nabi Isa as di langit, merupakan salah satu bahaya besar bagi agama Islam. Kaum Muslimin yang percaya bahwa Nabi Isa as masih hidup di langit dengan jasad kasarnya dengan tidak sadar mereka telah mendukung dan membantu kelangsungan hidup agama Kristen serta lebih memuliakan Nabi Isa as dari pada Nabi Besar Muhammad s a.w. sendiri. Berhubung dengan itu, saya harap agar semua anggota Jemaat Ahmadiyah mempelajari dan menghafalkan ayat-ayat Al-Quran dan hadits Rasulullah saw tentang wafatnya Nabi Isa as agar dapat memberi keterangan dan menjelaskan baik kepada kaum Muslimin sendiri, maupun kepada golongan Kristen, bahwa Nabi Isa as itu telah wafat lebih kurang 2000 tahun yang lalu. Kaum Muslimin yang beranggapan bahwa Nabi Isa as masih hidup di langit dengan badan kasarnya, mereka telah masuk kedalam golongan orang-orang yang syirk. Tentang syirk Allah swt berfirman: "Innasy syirka lazulmun azim." Sesungguhnya syirk itu zulman yang besar. Sehubungan dengan masalah wafatnya Nabi Isa as ini, Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau'ud, Mirza Ghulam Ahmad bersabda, bahwa maju dan hidupnya agama Islam banyak bergantung kepada wafatnya Nabi Isa as Dalil Pertama Allah swt berfirman dalam surah Al-Maidah ayat 119: [tulisan Arab] Artinya: "Dan aku sementara menjadi penjaga atas mereka selamu aku diantara mereka, akan tetapi setelah Engkau mewafatkan aku, maka Engkaulah yang menjadi Pengawas mereka dan Engkaulah Saksi atas segala sesuatu." Keterangan: Dalam ayat ini Nabi Isa as menjawab kepada Allah swt. bahwa beliau selalu berusaha agar pengikut-pengikutnya jangan sampai menyembah tuhan lain kecuali Allah swt. Seterusnya - dengan jelas - beliau bersabda: "Tetapi setelah Engkau mewafatkan aku, aku tidak tahu apa-apa yang mereka kerjakan." Perkataan tawaffa [Arab] dalam ayat itu artinya mati (kematian) sebagaimana kita baca dalam surah Ali Imran ayat 195: [tulisan Arab] Artinya: "Dan wafatkanlah kami dalam golongan orang-orang yang saleh." Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau'ud as bersabda: "Apabila perkataan [Arab] subyeknya Allah dan obyeknya makhluk yang berjiwa, artinya selalu mati (kematian)." Dalil Kedua Allah swt berfirman dalam surah Ali Imran ayat 56: [tulisan Arab] Artinya: Ingatlah ketika Allah berfirman "Hai Isa, sesungguhnya Aku akan mematikan engkau secara biasa dan akan meninggikan derajat engkau disisi-Ku dan akan membersihkan engkau dari tuduhan orang-orang yang ingkar dan akan menjadikan orang-orang yang mengikut engkau diatas orang-orang yang ingkar hingga Hari Kiamat." Keterangan: Di dalam Hadits Bukhari di bawah ayat itu ditulis: [tulisan Arab] didapati keterangan, bahwa Hadrat Ibnu Abbas r.a. berkata: [Arab] artinya mematikan kamu. Dan tentang arti kata: [Arab] (rofiuka) di dalam Hadits Kanzuh Ummal jilid II hal. 53 terdapat keterangan sebagai berikut: [tulisan Arab] Artinya: Apabila seorang abdi merendahkan hatinya, Allah meninggikan derajatnya sampai langit ketujuh. Dalil Ketiga [tulisan Arab] Artinya: Al Masih ibnu Maryam tidak lain melainkan seorang Rasul, sesungguhnya telah berlalu Rasul-Rasul sebelumnya. Dan ibunya adalah seorang yang amat benar. Mereka kedua-duanya biasa makan makanan. Dalam surah Al-Anbiya ayat 8 Allah swt berfirman lagi: [tulisan Arab] Artinya: "Dan tidaklah Kami jadikan mereka tubuh-tubuh yang tiada memakan makanan dan tidak (pula) mereka itu orang-orang yang kekal." Keterangan: Nabi Isa as pun tidak terkecuali waktu beliau hidup di dunia ini harus makan Tetapi sekarang beliau tidak makan, artinya sudah wafat. Dalil Keempat Allah swt berfirman dalam surah Ali Imran ayat 145. [tulisan Arab] Artinya: "Dan Muhammad tiada lain melainkan seorang Rasul, sesungguhnya telah berlalu Rasul-Rasul sebelumnya." Keterangan: Di dalam ayat lain dalam Quran Karim Allah swt berfirman: (Surah Al Baqarah ayat 143). [tulisan Arab] Artinya: "Itulah suatu ummat yang telah berlalu sesudah habis masanya." Dalam kamus bahasa Arab "Lisanul Arab," terdapat tulisan (keterangan) yang bunyinya: [tulisan Arab] Artinya: Ia berlalu, apabila sudah mati. Maksud ayat itu jelas sekali, bahwa semua Rasul yang datang sebelum Muhammad saw semuanya sudah wafat. Dalil Kelima Allah swt herfirman dalam surah Al A'raaf ayat 26: [tulisan Arab] Artinya: "Di situlah kamu akan hidup dan di situlah kamu akan mati dan dari padanyalah kamu dikeluarkan. " Keterangan: Jadi menurut hukum (peraturan) Allah swt sebagaimana tersebut dalam ayat diatas, manusia hidup dan mati diatas dunia inilah. Manusia tidak bisa hidup diluar bumi ini tanpa hawa (udara) dari bumi. Sebab itu Nabi Isa as pun sudah wafat. Dalil Keenam Allah swt berfirman dalam surah Maryam ayat 32: [tulisan Arab] Artinya: "Dan Dia menjadikan aku (Isa as) seorang yang diberkati dimana saja aku berada dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) sholat dan menunaikan zakat selama aku hidup. " Keterangan: Allah swt memerintahkan kepada Nabi Isa as agar selama beliau (Nabi Isa as) hidup harus mendirikan sholat dan membayar zakat. Tetapi pada dewasa ini beliau tidak membayar zakat lagi, artinya beliau sudah wafat. Dalil Ketujuh Allah swt berfirman dalam surah Anbiya ayat 34: [tulisan Arab] Artinya: "Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu. Maka karena itu apakah jikalau kamu mati mereka akan kekal." Keterangan: Menurut ayat ini, apabila Nabi Muhammad saw wafat, tidak mungkin bagi orang-orang lain, walaupun Nabi Isa as dapat hidup untuk selama-lamanya. Dalil Kedelapan Di dalam kitab Hadits Kanzul Ummal jilid IV hal. 160, Hadhrat Fatimah r.a. menerangkan bahwa Rasuluhlah saw bersabda: [tulisan Arab] Artinya: Sesungguhnya Isa ibnu Maryam usianya seratus dua puluh tahun. Dalil Kesembilan Rasulullahh saw bersabda (lihat Tafsir Ibnu Katsir jilid II hal. 100): [tulisan Arab] Artinya: Jika Musa as dan Isa as hidup, mereka harus ikut aku. Soal: Banyak orang yang salah menafsirkan surah An-Nisa ayat 159-160. Menurut mereka, Nabi Isa as tidak disalib, tetapi diangkat oheh Allah swt ke langit. Yang disalib itu adalah orang lain. (Oleh Allah swt diganti dengan orang lain yang diserupakan dengan Nabi Isa as). Ayatnya berbunyi: [tulisan Arab] Artinya: Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula mematikannya di atas salib akan tetapi ia disamarkan kepada mereka seperti yang mati di atas salib. Malahan Allah swt telah meninggikan derajatnya kepada-Nya. Jawab & Keterangan: perkataan [Arab] dalam ayat tersebut, bukan berarti bahwa orang-orang Yahudi tidak menaruh Nabi Isa as di atas salib, tetapi yang sebenarnya - mereka tidak menyalibkannya sampai mati. Didalam kamus Al Munjid kita baca: [tulisan Arab] Artinya: "Ia menyalib tulang-tulang artinya mengeluarkan sumsumnya." Sedangkan Nabi Isa as tidak dipatahkan tulang-tulangnya. [tulisan Arab] Adapun maksud perkataan [Arab] bukan berarti bahwa Nabi Isa as disamarkan (diganti) dengan orang lain, tetapi beliau disamarkan seolah-olah telah mati di atas kayu salib. Tentang perkataan [Arab] sudah dijelaskan dalam dalil kedua. Soal: Banyak orang yang berkata, bahwa menurut Hadits Bukhari: [tulisan Arab] Nabi Isa as akan turun dari langit. Jawab pertama: Di dalam hadits tersebut tidak terdapat perkataan langit. Jawab kedua: Perkataan [Arab] artinya bukan turun dari langit. Contohnya yang lain kita baca dalam surah Al-Hadid ayat 27: [tulisan Arab] Artinya: "Dan Kami turunkan besi." Semua manusia tahu dari mana datangnya besi. [tulisan Arab] Jawab ketiga: Maksud perkataan "Isa Ibnu Maryam," tidak berarti bahwa Isa Ibnu Maryam yang dulu yang akan datang (sebab Isa Ibnu Maryam sudah wafat), tetapi yang akan datang itu orang lain yang sifat-sifatnya seperti Nabi Isa as, sebagaimana Nabi Yahya as datang dalam sifat-sifat Nabi Ilyasa as (Matheus Bab 17 ayat 12-13). Semoga Allah swt memberi taufik dan hidayat kepada semua kaum Muslimin agar mereka mengerti dan meyakini tentang wafatnya Nabi Isa as sebagaimana dijelaskan oleh dalil-dalil tersebut di atas, sebab keyakinan atau kepercayaan tentang wafatnya Nabi Isa as itu mengandung arti sukses dan kehormatan bagi agama Islam dan Rasulullah sa.w. (bersambung ke bagian 2/3) |
|
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team |