|
|
TIGA MASALAH PENTING (2/3) oleh H. Mahmud Ahmad Cheema H.A. Jemaat Ahmadiyah Indonesia (Qadian) 1994 ----------------------------------------------------------- DAFTAR ISI ----------------------------------------------------------- MASALAH KENABIAN Arti Nabi Ayat Pertama Ayat Kedua Ayat Ketiga Ayat Keempat Ayat Kelima Ayat Keenam Ayat Ketujuh Ayat Kedelapan Ayat Kesembilan Hadits Pertama Hadits Kedua Hadits Ketiga ----------------------------------------------------------- MASALAH KENABIAN ----------------------------------------------------------- Masalah kedua yang penting dalam agama Islam ialah tentang ada tidaknya wahyu dan ada tidaknya NABI sesudah Nabi Muhammad saw Kebanyakan kaum Mushimin berpendapat bahwa sesudah Rasulullah saw tidak ada lagi wahyu. Menurut ajaran Islam wahyu itu banyak macamnya. Yang penting cli antaranya ialah: 1. Wahyu Syariat dan 2. Wahyu tanpa Syariat. Wahyu syariat tidak mungkin turun hagi sesudah Al-Quran, karena Syariat Al Quran sudah lengkap sampai Hari Kiamat. Sedangkan wahyu tanpa Syariat mungkin saja turun sewaktu-waktu. Arti Nabi Orang-orang yang mendakwahkan bahwa mereka banyak menerima wahyu tentang khabar-khabar gaib - menurut agama Islam - orang-orang itu adalah Nabi. Di bawah ini dicantumkan beberapa ayat Al-Quran dan Hadits yang menerangkan tentang kemungkinan datangnya bagi nabi-nabi sesudah Nabi Muhammad saw Ayat Pertama Allah swt berfirman dalam Surah Al Haj ayat 76: [tulisan Arab] Artinya: "Allah memilih utusan-utusanNya dari malaikat dan dari manusia." Perkataan [Arab] (yasthofi) dalam ayat ini artinya memilih. Menurut peraturan bahasa Arab, yasthofi itu fi'il mudhori [Arab] yang maksudnya menunjukkan pekerjaan yang sedang atau akan dilakukan. Jadi jelasnya Allah swt sedang atau akan memilih Rasul-rasul-Nya menurut keadaan zaman atau menurut keperluannya. Ayat Kedua Allah swt berfirman dalam Surah Ali Imran ayat 180: [tulisan Arab] Artinya: Allah tidak akan membiarkan orang-orang mukmin didalam keadaan yang kamu ada padanya sebelum Dia pisahkan yang buruk daripada yang baik. Dan Allah tidak akan memberitahukan yang gaib kepadamu. Akan tetapi Allah memilih diantara Rasul-rasul-Nya siapa Dia kehendaki. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-rasulNya. Keterangan: Perkataan (yadzara) [Arab] (yamiza), [Arab] (yutli'a) [Arab] dan (yajtabi) [Arab] itu adalah fi'il mudhori yang dipakai untuk masa zaman ini (sekarang) dan zaman yang akan datang. Maksud ayat ini ialah, Allah swt akan mengirimkan Utusan-utusanNya untuk memisahkan yang baik daripada yang buruk dan untuk memberitahukan tentang khabar-khabar gaib. Ayat Ketiga Allah swt berfirman dalam Surah An Nisa ayat 70: [tulisan Arab] Artinya: Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan RasulNya maka mereka itu termasuk golongan orang-orang yang kepada mereka Allah swt memberikan nikmat, yakni Nabi-nabi, Sidiq-Sidiq, Syahid-syahid dan Sholihin-sholihin. Keterangan: Dalam ayat ini perkataan [Arab] (ma'a) artinya [Arab] (fi) sebagaimana tersebut dalam Al Quran surah Ali Imran ayat 194: [tulisan Arab] Artinya: Dan wafatkanlah kami dalam golongan orang-orang yang saleh. Ayat Keempat Allah swt berfirman dalam Surah Al A'raaf ayat 36: [tulisan Arab] Artinya: "Hai anak-cucu Adam, jika datang kepadamu Rasul-rasul dari antaramu yang menerangkan kepadamu ayat-ayatKu, maka barangsiapa bertaqwa dan memperbaiki dirinya, tak akan ada ketakutan menimpa mereka tentang yang akan datang dan tidak tentang yang sudah-sudah." Ayat Kelima Setiap hari kita sering membaca Surah Al-Fatihah (ayat 6-7 bunyinya): [tulisan Arab] Artinya: Tuntunlah kami pada jalan yang lurus, jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat. Keterangan: Siapakah orang-orang yang diberi nikmat itu? Jawabnya kita baca dalam Surah Al Maidah ayat 21: [tulisan Arab] Artinya: "Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu, ketika Dia menjadikan Nabi-nabi diantaramu dan menjadikan kamu raja-raja." Dalam ayat-ayat tersebut Allah swt sendiri mengajar kepada kita, supaya kita selalu berdo'a kepadaNya, supaya kita mendapat nikmat. Nikmat itu ialah kenabian dan kerajaan-kerajaan. Ayat Keenam Allah swt berfirman dalam Surah Al Mu'minun ayat 52: [tulisan Arab] Artinya: "Hai Rasul-rasul, makanlah dan makanan baik-baik dan kerjakanlah amal Yang baik." Keterangan: Didalam ayat ini perkataan [Arab] (ar-rasuh) menyatakan sesudah Rasulullah saw akan datang Rasul-rasul lain yang makan makanan baik-baik dan mengerjakan amal saleh. Ayat Ketujuh Allah swt berfirman dalam Surah As-Shaffat ayat 72-73: [tulisan Arab] Artinya: "Dan sesungguhnya telah sesat sebelum mereka sebagian besar dari orang-orang yang dahulu. Dan sesungguhnya telah Kami utus Pemberi-pemberi peringatan (rasul-rasul) di kalangan mereka." Keterangan: Ayat ini menjelaskan, apabila di dunia telah merajalela kesesatan dan kemungkaran, Allah swt senantiasa mengirimkan Utusan-utusanNya . Ayat Kedelapan Allah swt berfirman dalam Surah Bani Israil (Al Isra) ayat 16: [tulisan Arab] Artinya: "Dan Kami tidak akan menurunkan azab sebelum Kami mengutus seorang Rasul. Keterangan: Di zaman ini Allah swt telah, sedang dan akan menurunkan azab besar, di antaranya Perang Dunia I, Perang Dunia II, Perang Vietnam, di Timur Tengah dan bermacam-macam bencana alam. Apakah ini tidak mengandung arti bahwa di zaman ini Allah swt telah mengutus seorang Rasul? Ayat Kesembilan Allah swt berfirman dalam Surah Al Maidah ayat 4: [tulisan Arab] Artinya: "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-KU dan telah Kuridhai Islam itu sebagai agama bagimu." Keterangan: Oleh karena agama Islam itu lengkap dan sempurna, maka pengikut-pengikutnya pun harus mendapat derajat ruhani paling tinggi, yaitu nabi-nabi. Hadits Pertama Di dalam kitab Hadits Ibnu Majah jilid I Kitabul Janaiz hal. 231 kita baca: [tulisan Arab] Artinya: Ketika Ibrahim ibnu Rasulullah saw wafat, beliau (Rasulullah saw) menyembahyangkan jenazahnya. Kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya di surga ada yang menyusukannya. Dan kalau usianya panjang, ia akan menjadi Nabi yang benar." Keterangan: Wafatnya putra Rasulullah saw itu pada tahun 9 Hijrah sedangkan ayat "Khatamannabiyyin," sudah turun pada tahun 5 Hijrah. Kalau "Khatamannabiyyin" itu artinya (maksudnya) Nabi terakhir (Nabi penutup, tidak ada lagi Nabi sesudah Rasulullah saw) sudah tentu beliau tidak akan bersabda, "Jika Ibrahim panjang usianya, ia pasti akan menjadi Nabi." Hadits Kedua Di dalam Kitab Hadits Kanzul Haqaiq fi Hadise Kaherul - Khalaq hal 4. Rasulullah saw bersabda: [tulisan Arab] Artinya: "Abubakar r.a. orang yang terbaik dari umat ini, kecuali kalau ada Nabi." Hadits Ketiga Di dalam kitab Hadits Muznad Ahmad Baihaqi dan Misykat hal. 461 Rasulullah saw bersabda: [tulisan Arab] Artinya: "Akan terjadi nubuat sampai waktu yang disukai Allah swt. Kemudian akan terjadi Khilafat seperti dalam Nubuat sampai waktu yang dikehendaki Allah swt. Kemudian akan terjadi kerajaan yang lalim sampai waktu yang disukai Allah swt. Kemudian akan terjadi Khilafat dalam Nubuat. Kemudian beliau saw berdiam diri." Keterangan: Menurut hadits tersebut akan terjadi beberapa zaman. Pertama: ialah zaman Rasulullah saw Kedua: zaman Khalifah-khalifah beliau saw Ketiga: zaman raja-raja (kerajaan) dalam ummat Islam. Keempat: zaman sekarang, ialah zaman Kenabian Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as dan Khalifah-khalifah setelah beliau as wafat. SOAL: Orang-orang yang percaya bahwa tidak ada lagi Nabi sesudah Rasuluhlah saw mereka mengemukakan Surah Al Azhab ayat 41: [tulisan Arab] Artinya: "Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan Khatamannabiyyin." JAWAB: Perkataan "khatamannabiyyin" itu ada tiga artinya: 1. Jika kata "khatam" di belakangnya dirangkai dengan kata "jamak," artinya yang afdol sempurna, yang paling baik. Khatamannabiyyin artinya yang paling baik di antara Nabi-nabi. 2. Artinya "cincin." Sebagaimana cincin itu dipakai untuk perhiasan, begitu pula Nabi Muhammad saw merupakan perhiasan bagi semua Nabi. 3. Artinya "stempel" atau "cap." Kalimat [Arab] (ma yakhatamu bihi) artinya yang distempel Nabi Muhammad saw adalah stempel bagi semua Nabi. Dengan stempel (pengesahan) dari Nabi Muhammad saw kita mengetahui kebenaran semua Nabi. Tentang arti "Khatam" ini baiklah saya jelaskan lagi dengan mengutip beberapa hadits. 1. Rasulullah saw bersabda dalam kitab Hadits Musnad Ahmad dan Kamzul Ummal jilid II hal.112: [tulisan Arab] Artinya: Sesungguhnya aku tertulis disisi Allah swt sebagai Khatamannabiyyin dan sesungguhnya Adam adalah campuran antara air dan tanah. 2. Rasulullah saw bersabda dalam kitab Hadits Kanzul Ummal jilid IV hal.128: [tulisan Arab] Artinya: Tenteramlah ya Umar, maka sesungguhnya engkau adalah Khatamul Muhajirin dalam hijrah sebagaimana aku adalah Khatamunnabiyyin dalam Nubuat. 3. Rasulullah s.a.w. bersabda dalam kitab Tafsir Safi: [tulisan Arab] Artinya: Aku adalah Khatamul-ambia dan kau hai Ali adalah Khatamulaulia. Keterangan: Dalam ketiga hadits tersebut jelas, bahwa perkataan (khatam) tidak dapat diartikan "penutup". (Contoh: Kalau Ali diartikan "wali penutup" sudah tentu - sesudahnya Ali r.a. tidak akan ada lagi wali. Sedangkan dalam kenyataannya banyak lagi wali yang datang). SOAL: Banyak orang yang percaya bahwa tidak ada lagi Nabi sesudah Rasulullah saw itu karena berpegang kepada Hadits Bukhari [Arab] (tidak ada Nabi sesudah aku) Bukhari. JAWAB: Hadhrat Mahyuddin ibnu Arabi dalam kitabnya "Futuhat Makkiyyah" jilid III hal. 73 menulis: [tulisan Arab] Artinya: Inilah arti dari sabda Rasulullah s.a.w: "Sesungguhnya Risalah dan Nubuat sudah terputus maka tidak ada Rasul dan Nabi yang datang sesudah aku yang bertentangan dengan Syariatku. Apabila ia datang, ia akan ada di bawah Syariatku." JAWAB: Rasulullah saw bersabda: [tulisan Arab] Artinya: Apabila binasa Kisra (Raja Farsi) maka tidak ada Kirsa sesudahnya Dan apabila binasa Kaisar (Raja Roma), maka tidak ada Kaisar sesudahnya. Maksud hadits ini ialah tidak akan ada lagi Kisra dan Kaisar seperti atau semacam Kisra dan Kaisar di zaman Rasulullah saw Seperti itu juga kita berkata: Nabi-nabi akan datang lagi tetapi tidak seperti Nabi Muhammad saw (yang membawa agama/syariat baru). Kami beriman bahwa Nabi Muhanhmad saw adalah Khataman Nabiyyin dalam arti beliau adalah Nabi yang paling mulia (afdhal). Berhubung dengan dalam hadits dimana beliau bersabda: Aku Nabi yang terakhir. Di situ beliau bersabda pula: Mesjidku adalah Mesjid yang terakhir. Yakni mesjid beliau adalah mesjid yang paling mulia diantara mesjid-mesjid yang ada di muka bumi ini. Sebagaimana sesudah mesjid beliau di Medinah boleh ada mesjid-mesjid lain di dunia, seperti itu pula sesudah kenabian beliau saw nabi lain bisa datang yang fungsinya hanya sebagai Nabi pengikut dan pembaharu asgama Islam, bukan nabi yang membawa syariat atau ajaran baru. Hadits tersebut terdapat dalam kitab Muslim, yang lengkapnya berbunyi: [tulisan Arab] Artinya: Aku adalah Nabi yang terakhir dan mesjidku adalah mesjid terakhir. Jelaslah, menurut ayat-ayat Al-Quran dan hadits-hadits Rasulullah saw tersebut di atas, bahwa pintu wahyu dan Kenabian tidaklah tertutup. Tegasnya: Allah swt akan terus menurunkan wahyu-wahyuNya dan senantiasa mengutus Nabi-nabiNya. (bersambung ke bagian 3/3) |
|
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team |