dengan pengetahuan modern (4/4) | |
|
KONFRONTASI RIWAYAT KITAB SUCI DENGAN PENGETAHUAN MODERN (4/4) 5. MUMIA FIR'AUN MINEPTAH Jenazah Mineptah yang sudah diawetkan, anak dari Ramses II yang dapat dipastikan sebagai Fir'aun Exodus, ditemukan orang pada tahun 1898 oleh Loret, di Thebes, di lembah Raja-raja (Wadi al Muluk). Elliot Smith membuka perban-perbannya pada tanggal 8 Juli 1907. Dalam bukunya The Royal Mummies (1912) ia menjelaskan apa yang dikerjakan dalam membuka mumia tersebut dan memeriksa badannya. Pada waktu itu mumia tersebut dapat dikatakan dalam keadaan baik walaupun ada kerusakan di beberapa bagian. Semenjak waktu itu mumia tersebut dipertunjukkan kepada para pengunjung museum Cairo. Kepala dan lehernya terbuka, sedang bagian-bagian badan lainnya ditutup dengan kain sedemikian rupa sehingga sampai sekarang museum tidak memiliki photo yang menyeluruh tentang badan mumia kecuali yang pernah diambil oleh Elliot Smith pada tahun 1912. Pada bulan Juni tahun 1975, para penguasa tinggi di Mesir memperbolehkan diri saya untuk memeriksa bagian-bagian daripada tubuh Fir'aun yang diketemukan serta mengambil gambarnya. Jika kita bandingkan keadaan mumia sekarang dengan keadaannya 60 tahun yang lalu ternyata sudah terdapat kerusakan-kerusakan, bahkan ada bagian-bagian yang hilang. Kain pembalut mumia telah banyak rusak, baik karena tangan manusia di beberapa bagian, atau karena waktu untuk bagian-bagian lain. Kerusakan alamiah ini dapat diterangkan sebagai disebabkan oleh perbedaan cara memeliharanya semenjak orang menemukan mumia tersebut pada akhir abad XIX dalam kuburan Necropolis (negara orang-orang mati) di Thebes di mana tubuh itu berbaring lebih dari 3.000 tahun. Dalam keadaan sekarang, mumia itu hanya dilindungi oleh kaca yang tidak dapat menahan pengaruh udara dari luar dan polusi yang disebabkan oleh micro organisme. Dalam keadaan mudah terpengaruh oleh suhu udara dan tak terlindungi dari lembab musim, mumia tersebut pada waktu ini dalam kondisi yang berlainan sekali dengan kondisi yang telah dapat memeliharanya selama tiga ribu tahun, jauh dari faktor-faktor kerusakan. Mumia tersebut telah kehilangan proteksi pembalut-pembalutnya serta pertahanan tempat yang tertutup dalam kuburan yang temperaturnya tidak berubah dan udaranya kurang lembab daripada udara Cairo dalam musim-musim tertentu. Memang walaupun dalam necropole (kuburan raja-raja), mumia tersebut mungkin saja dalam bahaya daripada pencuri-pencuri kuburan atau perusak-perusak lain tetapi walaupun begitu, nampaknya kondisi dahulu lebih baik daripada kondisi sekarang untuk mempertahankan din dari pengaruh waktu. Pada waktu penelitian mumia tersebut dalam bulan Juni tahun 1975, atas usul saya telah dilakukan penyelidikan khusus. Penyelidikan radiografik telah dilakukan oleh Dr. El Melegy dan Dr. Ramsys; di lain pihak Dr. Mustafa menilainya telah melakukan penyelidikan tentang thorax27 dan perut; ini adalah penyelidikan dengan endoscopie28 yang diterapkan kepada mumia untuk pertama kali. Dengan cara ini kita dapat mengambil foto perinci-perinci penting di dalam tubuh. Dengan pemeriksaan microscope terhadap bagian-bagian yang jatuh sendiri daripada mumia itu, yaitu pemeriksaan yang dilakukan oleh Prof. Mignot dan Dokter Durignon, suatu penyelidikan legal akan dapat diselesaikan bersama dengan Prof. Ceccaldi. Sangat disesalkan sekali bahwa hasi1 penyelidikan tersebut belum rampung ketika buku ini ditulis. Yang dapat kita tarik kesimpulan sekarang ialah kerusakan tulang dan hilangnya substansi penting -- sebagian adalah sangat fatal. Kita belum dapat memastikan apakah hal-hal tersebut terjadi sesudah atau sebelum matinya Fir'aun. Menurut riwayat kitab Suci, Fir'aun meninggal karena tenggelam atau karena rasa shock yang dahsyat yang mendahului tenggelamnya, dalam laut, atau kedua-duanya. Hubungan antara kerusakan kulit dengan kerusakan seluruh mumia yang sebab-sebabnya telah kita jelaskan di atas, menimbulkan pertanyaan tentang masa depan pemeliharaan mumia Fir'aun ini jika pencegahan dan pemulihan tidak dilaksanakan selekasnya. Tindakan itu perlu sekali, agar satu-satunya bukti material yang ada sekarang tentang matinya Fir'aun Exodus dan penyelamatan tubuhnya yang dikatakan oleh Tuhan, tidak musnah dengan mudah. Adalah sangat diharapkan bahwa kita dapat memelihara bekas-bekas sejarah. Tetapi dalam hal ini, ada hal yang lebih penting, yaitu materialisasi dalam mumia terhadap seorang yang mengenal Musa semasa hidupnya, menolak permohonannya, mengejarnya ketika ia lari, dan kemudian mati dalam pengejaran tersebut. Badannya, karena kehendak Tuhan, selamat dari kebinasaan, dan menjadi bukti bagi manusia, seperti diterangkan oleh Qur-an.29 Alangkah agungnya contoh-contoh yang diberikan oleh ayat-ayat Qur-an tentang tubuh Fir'aun yang sekarang berada di ruang mumia di Museum Mesir di kota Cairo. Penyelidikan dan penemuan-penemuan modern telah menunjukkan kebenaran-kebenaran Qur-an. |
|
|
|
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota |