Kesimpulan dari kontradiksi
dalam Perjanjian Baru

Indeks Islam | Indeks Bucaille | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

 

VI. KESIMPULAN
 
Hal-hal yang telah kita bicarakan dalam  buku  ini  dan
komentar-komentar yang ditulis oleh ahli tafsir Kristen
yang besar telah menolak  pernyataan-pernyataan  aliran
Ortodoks   yang  bersandar  kepada  keputusan-keputusan
Konsili Vatikan  II  bahwa  Injil-Injil  itu  mempunyai
sejarah  yang mutlak dan telah menyampaikan kepada kita
secara jujur segala yang diperbuat dan  yang  diajarkan
oleh Yesus.
 
Argumentasi    yang    diberikan    dalam    buku   ini
bermacam-macam.  Pertama,  kutipan-kutipan  Injil  yang
menunjukkan  kontradiksi  menonjol.  Orang  tidak dapat
percaya akan adanya dua fakta yang bertentangan.  Orang
juga    tidak    dapat    menerima    kekeliruan   atau
pernyataan-pernyataan yang bertentangan dengan  hal-hal
yang  sudah  ditetapkan  oleh  pengetahuan  modern. Dua
silsilah keturunan Yesus yang disajikan oleh Injil  dan
kontradiksi  yang  ada  di  dalamnya adalah contoh yang
menyolok.
 
Banyak orang Kristen yang tidak mengetahui kontradiksi,
kekeliruan  atau  ketidak sesuaian dengan Sains modern,
dan mereka terkejut sewaktu mereka mengetahuinya,  oleh
karena    selama    ini    mereka    terpengaruh   oleh
tafsiran-tafsiran yang memberikan penjelasan-penjelasan
halus  untuk meyakinkan mereka dengan bantuan permainan
bahasa  apologi.  Telah  dikemukakan  beberapa   contoh
tentang  kepandaian  ahli  tafsir  untuk menyembunyikan
hal-hal yang mereka namakan "kesukaran-kesukaran."
 
Sangat jarang  paragraf-paragraf  Injil  yang  dianggap
tidak   autentik   karena  Gereja  telah  meresmikannya
sebagai "Kanon."
 
Karya kritik teks modern telah menunjukkan hal-hal yang
menurut  R.P. Kannengiesser, merupakan "revolusi metode
penafsiran  Injil"  dan  mendorong  kita  untuk   tidak
memahami   secara  harafiah  kejadian-kejadian  tentang
Yesus yang tersebut dalam Injil," tulisan-tulisan  pada
waktu   tertentu   atau  "tulisan-tulisan  perjuangan."
Pengetahuan modern yang telah menyoroti  sejarah  agama
Yahudi Kristen dan persaingan antara kelompok-kelompok,
menerangkan adanya fakta-fakta yang menggelisahkan para
pembaca  zaman  sekarang.  Anggapan  bahwa para penulis
Injil adalah saksi mata tidak dapat lagi dipertahankan,
walaupun    masih    banyak    orang    Kristen    yang
mempercayainya. Karya sekolah Bibel di Yerusalem  (R.P.
Benoit  dan  R.P.  Boismard)  menunjukkan  dengan jelas
bahwa Injil-Injil telah ditulis, diperiksa kembali  dan
dikoreksi  beberapa  kali.  Dengan  begitu maka pembaca
Injil telah diperingatkan bahwa mereka jangan mengharap
mendengarkan suara Yesus secara langsung.
 
Bahwa  Injil-lnjil  itu kitab yang bersejarah tak dapat
dibantah,  akan  tetapi   dokumen-dokumen   itu   hanya
menunjukkan  kepada  kita, di sela-sela hikayat-hikayat
mengenai Yesus, mental para pengarangnya  yang  menjadi
juru  bicara  tentang tradisi kelompok-kelompok Kristen
Purba dan mereka menjadi anggautanya, serta  perjuangan
antara     agama    Yahudi    Kristen    dan    Paulus.
Karangan-karangan Kardinal Danielou merupakan autoritas
dalam hal ini.
 
Kita  tak perlu heran karena adanya perubahan-perubahan
dalam beberapa kejadian dalam sejarah kehidupan  Yesus,
yaitu   perubahan-perubahan   yang   dimaksudkan  untuk
mempertahankan pendapat pribadi. Kita tak  perlu  heran
terhadap  dihilangkannya  beberapa  kejadian  dan tidak
perlu heran terhadap gambaran  beberapa  kejadian  yang
penuh dengan khayalan.
 
Kita   terdorong   untuk   membandingkan  Injil  dengan
nyanyian kepahlawanan dalam  sastra  abad  pertengahan.
Perbandingan   dengan:  Chanson  de  Roland:  (nyanyian
Roland) suatu epik yang sangat terkenal, yaitu nyanyian
yang  mencentakan  kejadian  yang nyata dicampur dengan
khayalan.   Nyanyian   Roland   meriwayatkan   kejadian
autentik;  musuh  telah berhasil menjebak pengawal Raja
Karl  Agung,  yang  dipimpin  oleh  Roland,  di  lembah
Rencevaux. Hikayat Roland yang tidak begitu penting itu
telah terjadi pada  tanggal  15  Agustus  778.  Hikayat
tersebut  dibesar-besarkan  sehingga  tergambar sebagai
perang yang besar dan sebagai perang  suci.  Hikayatnya
adalah   khayalan,  tetapi  khayalan  itu  tidak  dapat
menghilangkan realitas daripada  perjuangan  Raja  Karl
Agung  untuk menjaga tapal batas Kerajaan Perancis dari
bahaya infiltrasi bangsa-bangsa  tetangga;  di  situlah
hal  yang  autentik  yang tak dapat dihapus oleh bentuk
syair kepahlawanan.
 
Keadaan yang sama berlaku bagi Injil: khayalan  Matius,
kontradiksi   yang   menonjol  di  antara  Injil-Injil,
kekeliruan, ketidaksesuaian  dengan  hasil-hasil  Sains
modern,  perubahan-perubahan  teks  yang terus menerus,
menyebabkan  Injil-Injil  itu  memuat  fasal-fasal  dan
paragraf-paragraf  yang  hanya  sesuai dengan imajinasi
manusia. Tetapi cacad-cacad ini tidak dapat  menjadikan
kita    ragu-ragu    terhadap   adanya   missi   Yesus;
keragu-raguan hanya mengenai jalannya missi tersebut.


BIBEL, QUR-AN, dan Sains Modern Dr. Maurice Bucaille   Judul Asli: La Bible Le Coran Et La Science Alih bahasa: Prof. Dr. H.M. Rasyidi Penerbit Bulan Bintang, 1979 Kramat Kwitang I/8 Jakarta

 

Indeks Islam | Indeks Bucaille | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team