Mengingat Kembali Sejarah

Indeks Islam | Indeks Bucaille | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

 

II. MENGINGAT KEMBALI SEJARAH
 
AGAMA YAHUDI KRISTEN (JUDEO-CHRISTIANISME) DAN PAULUS
 
Kebanyakan umat Kristen mengira bahwa  Injil-Injil  itu
ditulis   oleh   saksi-saksi   mata   yang  menyaksikan
kehidupan Yesus  secara  langsung,  dan  dengan  begitu
mereka   itu   merupakan  saksi-saksi  yang  tak  dapat
disangsikan  lagi   mengenai   kejadian-kejadian   yang
memenuhi  kehidupannya dan dakwahnya. Dengan menghadapi
jaminan-jaminan tentang kebenaran Injil, dapatkah orang
mempersoalkan  ajaran-ajaran  yang  dapat  diambil dari
Injil  tersebut?  Dapatkah  orang   ragu-ragu   tentang
kebenaran  kelembagaan  Gereja  yang  didirikan menurut
petunjuk-petunjuk  umum  yang  diberikan   oleh   Yesus
sendiri?    Cetakan-cetakan    Injil    sekarang   yang
diperuntukkan bagi orang awam memuat  komentar-komentar
yang   dimaksudkan   untuk   menyebarluaskan  idea-idea
tersebut diantara mereka.
 
Kepada pengikut-pengikut agama yang setia,  ditonjolkan
aksioma  bahwa  para pengarang Injil adalah saksi-saksi
mata. Bukankah Yustin pada  abad  II  mengatakan  bahwa
Injil-Injil  itu  adalah  memoir (catatan-catatan) para
Rasul (sahabat-sahabat Nabi  Isa).  Kemudian  diberikan
pula keterangan yang terperinci mengenai para pengarang
Injil  sehingga  orang  tidak   ragu-ragu   lagi   akan
kebenarannya.  Umpamanya:  Matius  adalah  seorang yang
sangat terkenal "pegawai bea Cukai  di  Kafrna'um,  "Ia
faham   bahasa   Aramaik   dan  bahasa  Yunani.  Markus
disebutkan sebagai teman  Petrus;  sudah  terang  bahwa
Markus  bukan  saksi  mata  yang melihat Yesus sendiri.
Lukas adalah seorang tabib, sehingga Paulus  mengatakan
bahwa   keterangan-keterangan  tentang  Lukas  tersebut
sangat tepat. Yahya adalah rasul (sahabat) yang  selalu
dekat  dengan  Yesus, anak dari Zebede, seorang nelayan
di danau Genesareth.
 
Penyelidikan-penyelidikan  modern   tentang   permulaan
agama   Kristen  menunjukkan  bahwa  penyajian  seperti
tersebut di atas tidak sesuai  dengan  kenyataan.  Kita
nanti  akan  mengetahui siapa pengarang-pengarang Injil
itu. Mengenai  periode  beberapa  puluh  tahun  setelah
Yesus  tak ada lagi, kita harus tahu bahwa yang terjadi
tidak seperti apa yang dikatakan, dan  bahwa  kunjungan
Petrus   ke   Roma  tidak  mendirikan  Gereja  Katolik.
Sebaliknya antara waktu  Yesus  meninggalkan  bumi  ini
sampai  pertengahan  abad  II,  yakni selama lebih dari
satu abad telah terjadi perjuangan  antara  dua  aliran
yakni   agama   Kristen   menurut   Paulus   dan  agama
Yahudi-Kristen;  dengan   pelan-pelan   aliran   Paulus
mendesak aliran asli yakni agama Yahudi-Kristen.
 
Banyak  karangan-karangan  yang  muncul  pada  beberapa
dasawarsa  yang  akhir   ini   dan   yang   berdasarkan
penemuan-penemuan  yang  terungkap di zaman kita, telah
memungkinkan kita memahami pikiran-pikiran modern  yang
disajikan   oleh   Kardinal   Danielou.   Artikel  yang
diterbitkan pada bulan-  Desember  1967  dalam  majalah
Etude  (penyelidikan)  berjudul:  Suatu  pandangan baru
tentang asal agama  Kristen  atau  Yudeo-Christianisme.
Dengan  mengutip  karangan-karangan  yang terdahulu, ia
menjelajahi  sejarah  dan   memungkinkan   kita   untuk
menempatkan  Injil  dalam  konteks  yang sangat berbeda
dengan apa yang dapat  kita  baca  dalam  uraian-uraian
yang  ditulis  untuk  kaum  awam.  Di  bawah  ini  kita
cantumkan ringkasan pikiran-pikiran pokok dalam artikel
tersebut, dengan kutipan-kutipan:
 
Sesudah Yesus, tidak ada lagi kelompok kecil para rasul
(sahabat) yang merupakan suatu "sekte Yahudi yang setia
kepada ibadat dan upacara temple." Tetapi ketika banyak
orang-orang baru yang masuk agama  Kristen  dari  agama
Kafir  (Pagan), mereka mengusulkan suatu aturan Khusus;
konsili Yerusalem tahun 49 M  membebaskan  mereka  dari
khitan  dan upacara-upacara Yahudi. Banyak orang-orang,
Yahudi-Kristen  yang  tidak  setuju  dengan   perlakuan
khusus  ini.  Kelompok  ini memisahkan diri dan Paulus.
Malahan  telah  terjadi  bentrokan  antara  Paulus  dan
kelompok  Yahudi  Kristen  pada  tahun 49 M itu juga di
Antioch. Bagi Paulus, khitan, liburan  hari  Sabtu  dan
upacara di temple tidak perlu lagi, baik untuk pengikut
Yesus atau untuk orang Yahudi  sendiri.  Agama  Kristen
harus  membebaskan diri dari hubungan politico religius
dengan agama Yahudi, dan membuka diri bagi orang gentil
(yang bukan Yahudi).
 
Dalam  pandangan orang Yahudi Kristen yang tetap setia,
kepada  ajaran  Yahudi,  Paulus   adalah   orang   yang
berkhianat.  Dokumen-dokumen  mereka  mengatakan  bahwa
Paulus adalah musuh dan mendakwanya dengan  taktik  dua
muka;  tetapi  sampai  tahun  70 M Yudeo--Christianisme
merupakan  "mayoritas   dalam   gereja"   dan   "Paulus
merupakan   orang   yang   terasing."   Ketua  daripada
masyarakat Yudeo-Christian adalah Jack, seorang kerabat
Yesus.  Jack  didampingi  Petrus  dan Yahya. Jack dapat
dianggap  sebagai  tiangnya  Yudeo-Christianisme,  yang
sengaja  setia  kepada  agama  Yahudi  menentang  agama
Kristen yang dipimpin Paulus. Keluarga  Yesus  memegang
peranan  dalam  gereja  Yudeo-Christian  di  Yerusalem.
Pengganti Jack  adalah  Simon,  anak  Cleopas,  saudara
sepupu Yesus.
 
Kardinal   Danielou   mengutip   tulisan-tulisan  Yudeo
Christian yang mengungkapkan pandangan  kelompok  Yudeo
Christian  yang  terbentuk sekitar para rasul (sahabat)
terhadap  Yesus:  Injil  orang-orang  Ibrani  (mengenai
masyarakat  Yahudi Kristen di Mesir), Hypotesa karangan
Clement,  rasa  syukur   Clement   (Reconnaissance   de
Clement), Apocalypse Jack dan Injil Thomas.8
 
Orang-orang   Yahudi   Kristen   itulah   yang  menulis
dokumen-dokumen Kristen  kuno  yang  disebutkan  secara
terperinci olel Kardinal Danielou.
 
"Pada  abad  I  M,  agama Yahudi Kristen tidak hanya di
Yerusalem dan Palestina, akan tetapi  di  tempat-tempat
lain juga, yakni sebelum aliran Paulus tersiar. Hal ini
memberi penerangan mengapa  surat-surat  Paulus  selalu
menyebutkan adanya konflik," memang di mana-mana Paulus
mendapat rintangan yang  sama,  di  Galitea,  Korintus,
Kolose, Roma dan Antioch.
 
Di  tanah  pesisir  Siria  Palestina,  dari Gaza sampai
Antioch, orang-orang  menganut  agama  Yahudi  Kristen,
seperti  yang  diterangkan  oleh surat-surat para rasul
dan tulisan-tulisan Clement."
 
Di Asia kecil  adanya  pengikut-pengikut  agama  Yahudi
Kristen telah dibuktikan oleh surat untuk orang Galitia
dan surat untuk orang  Kolose,  keduanya  dikirim  oleh
Paulus. Tulisan-tulisan Papias memberi gambaran tentang
agama Yahudi Kristen  di  Phrygie.  Di  negeri  Yunani,
khususnya   di   Apollos,  surat  Paulus  kepada  orang
Korintus menunjukkan tersiarnya agama  Yahudi  Kristen.
Roma  merupakan  suatu  pusat  penting,  menurut  surat
Clement  dan  Pendeta  dari  Hernias.  Di  Suetone  dan
Tacite,  orang-orang  Kristen  merupakan  sekte Yahudi.
Kardinal Danielou berpendapat bahwa agama Kristen  yang
masuk  Afrika,  mula-mula  adalah agama Yahudi Kristen.
Ini   dikuatkan   oleh   Injil   orang    Ibrani    dan
tulisan-tulisan Clement dari Alexandria.
 
Adalah  sangat  penting  untuk  mengetahui  fakta-fakta
tersebut agar kita dapat memahami bahwa Injil-lnjil itu
ditulis  pada  suasana  perjuangan antara dua kelompok.
Penyebaran teks  yang  kita  punyai  sekarang,  setelah
diadakannya  perubahan-perubahan  dalam teks sumbernya,
dimulai sekitar  tahun  70  M,  yaitu  waktu  bentrokan
antara  kedua  kelompok yang bersaingan. Pada waktu itu
kelompok Yahudi Kristen  lebih  banyak.  Tetapi  dengan
terjadinya  Perang Yahudi (melawan Kerajaan Romawi) dan
jatuhnya  Yerusalem  pada  tahun  70,  keadaan  menjadi
terbalik.
 
Kardinal  Danielou  menerangkan  kemunduran ini sebagai
berikut:
 
"Karena orang-orang  Yahudi  tidak  dipercaya  lagi  di
dalam   Kerajaan   Romawi,   maka  orang-orang  Kristen
menjauhkan diri dari mereka. Agama Kristen seperti yang
tersiar  di  negeri  Yunani  mendapat  kemajuan. Paulus
mendapat kemenangan  sesudah  ia  sendiri  mati.  Agama
Kristen  memisahkan  diri dari agama Yahudi baik secara
sosiologik maupun secara politik, dan menjadi  kelompok
ketiga,  yakni  di  samping  Yahudi  dan  Kafir. Tetapi
meskipun  begitu  sampai  pemberontakan   Yahudi   yang
terjadi  pada  tahun  140,  agamaYahudi  Kristen  masih
dominan secara kebudayaan."
 
Dari tahun 70 sampai  kira-kira  tahun  110,  timbullah
empat  Injil,  yakni  yang ditulis oleh Markus, Matius,
Lukas dan Yahya.  Injil  itu  tidak  merupakan  dokumen
Kristen  yang pertama; sebelumnya telah ada surat-surat
Paulus. Menurut O. Culmann, Paulus menulis surat kepada
orang  Tesalonika  pada  tahun 50. Tetapi sudah terang,
Paulus meninggal beberapa tahun  sebelum  Injil  Markus
selesai ditulis.
 
Paulus  adalah  seorang  yang  banyak  dipersoalkan dan
dianggap pengkhianat kepada ajaran Yesus oleh  keluarga
Yesus  sendiri,  dan  oleh rasul-rasul (sahabat-sahabat
Nabi Isa) yang tinggal di Yerusalem dengan Jack. Paulus
dianggap  telah menyiarkan ajaran-ajarannya sendiri dan
merugikan para sahabat-sahabat  yang  dikumpulkan  oleh
Yesus  sendiri  untuk menyiarkan ajaran-ajarannya. Oleh
karena Paulus tidak pernah bertemu dengan  Yesus,  maka
ia  memberi  dasar untuk perbuatannya dengan mengatakan
bahwa Yesus yang telah hidup kembali setelah di  kubur,
nampak  kepadanya  di  jalan  ke  Damascus.  Kita dapat
bertanya-tanya bagaimana yang  mestinya  terjadi  dalam
agama Kristen seandainya Paulus tidak muncul; tentu ada
bermacam-macam hypotesa. Akan tetapi,  dalam  hal  yang
mengenai  Injil-Injil, kita dapat mengatakan bahwa jika
suasana bentrokan antara dua kelompok  yang  disebabkan
oleh  ajaran  Paulus  yang  menyeleweng  itu tiada ada,
tentunya kita tidak akan menemukan Injil-lnjil  seperti
yang   ada   sekarang.   Karena   ditulis   pada  waktu
pertentangan antara dua kelompok, maka  tulisan-tulisan
perjuangan  (ecrits  de  Combat) seperti yang dinamakan
oleh   R.P.   Kannengiesser,    telah    muncul    dari
tulisan-tulisan  mengenai  Yesus  ketika  agama Kristen
menurut ajaran Paulus telah menang dan sedang  menyusun
kumpulan  teks-teks  resmi  atau Canon, yaitu teks yang
menghukum segala teks lain  yang  tidak  sesuai  dengan
garis  yang  dipilih  oleh  Gereja  serta menganggapnya
sebagai bertentangan dengan ortodoksi.
 
Setelah  pengikut  agama  Yahudi  Kristen  tidak   lagi
rnerupakan   kelompok   yang  berpengaruh,  mereka  itu
biasanya dinamakan "Yudaisants" yakni orang-orang  yang
condong kepada agama Yahudi. Kardinal Danielou menulis:
 
"Orang-orang  Yudeo  Kristen terputus dari Gereja Besar
yang membebaskan diri dari pengaruh Yahudi, dan  mereka
itu  musnah  dengan  cepat di Barat. Akan tetapi mereka
masih terdapat di Timur pada abad III dan IV, khususnya
di  Palestina,  Arabia, Yordania, Syria dan Mesopotamia
(Irak). Di antara  mereka  banyak  yang  memeluk  agama
Islam, yang memang merekalah pewaris agama Kristen dari
suatu segi, lainnya mengikuti  ortodoksi  Gereja  Besar
dengan  mempertahankan  kebudayaan Semit;" seperti yang
masih terdapat di Ethiopia dan Babylon.


BIBEL, QUR-AN, dan Sains Modern Dr. Maurice Bucaille   Judul Asli: La Bible Le Coran Et La Science Alih bahasa: Prof. Dr. H.M. Rasyidi Penerbit Bulan Bintang, 1979 Kramat Kwitang I/8 Jakarta

 

Indeks Islam | Indeks Bucaille | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team