Pasal Mengenai Syair dan Hikmah

Indeks Islam | Indeks Bucaille | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

 

Fasal-fasal  ini  merupakan   kumpulan   tulisan   yang
mempunyai keseragaman literer yang nyata.
 
Yang  pertama  adalah Psaumen (nyanyian) yang merupakan
puncak daripada puisi Ibrani. Sebagian terbesar disusun
oleh  Nabi  Dawud,  sebagian lagi oleh para pendeta dan
orang-orang Lewi. Themanya adalah memuja Tuhan,  mendoa
(memohon) dan meditasi. Fungsinya adalah liturgi, yakni
dibaca waktu sembahyang.
 
Fasal Job (Ayub)  merupakan  fasal  hikmah  dan  taqwa;
tertulis pada tahun 400 atau 500 S.M.
 
Fasal   Nudub  (Tangisan)  karena  jatuhnya  Yerusalem,
ditulis pada permulaan abad  VI  S.M.  mungkin  ditulis
oleh Jeremia.
 
Kita   juga   harus   menyebutkan  fasal  Cantiqus  des
Cantiques (suatu kumpulan nyanyian tentang cinta kepada
Tuhan),   fasal  peribahasa,  kumpulan  kata-kata  Nabi
Sulaeman dan  orang-orang  bijaksana  di  Istana,  Imam
(Eclesiast)  atau  qoheleth dimana orang memperdebatkan
antara kebahagiaan dunia dan kebijaksanaan.
 
Bagaimana kumpulan yang sangat berbeda-beda  dari  segi
isinya,   yang  fasal-fasalnya  ditulis  selama  paling
sedikit 700 tahun,  dan  mempunyai  sumber-sumber  yang
sangat   berbeda,  kemudian  semua  itu  dipadukan  dan
dimasukkan dalam satu buku, bagaimana kumpulan  semacam
itu  dalam  beberapa abad dapat merupakan kesatuan yang
tak  terpisah-pisah  dan  menjadi  Kitab  Wahyu  Yahudi
Kristen  (dengan  sedikit  perbedaan-perbedaan  menurut
kelompok) dan menjadi hukum (Kanon) yakni suatu kalimat
Yunani yang mengandung arti (tidak boleh disentuh).
 
Pengumpulan  bahan-bahan  Perjanjian Lama tidak terjadi
pada zaman  Kristen,  akan  tetapi  masih  dalam  zaman
Yahudi,  dan  dimulai  secara  pasti pada abad VII S.M.
Fasal-fasal lainnya dimuat sesudah fasal-fasal pertama.
Tetapi  perlu  kita  ingat  bahwa  5 fasal pertama yang
merupakan Taurah (Pentateuk) selalu mempunyai kedudukan
yang  lebih  tinggi daripada fasal-fasal lain. Kemudian
orang   menambah   fasal-fasal   Taurah   itu    dengan
Pengumuman-pengumuman  para  Nabi  (siksaan  Tuhan bagi
orang yang berdosa), serta janji-janji  mereka,  karena
Taurah sudah merupakan fasal-fasal yang diterima rakyat
pada abad II S.M., Kanon para Nabi sudah jadi.
 
Fasal-fasal  lain  seperti  nyanyian  Nabi  Dawud  yang
dipakai  untuk  sembahyang,  ditambahkan  pula  bersama
dengan fasal Tangisan dan hikmat Suleman atau Ayub.
 
Agama Kristen,  atau  lebih  tepat  pada  permulaannya,
agama  Yahudi  Kristen,  sebagai  yang  akan kita lihat
nanti, yaitu agama yang telah  banyak  dipelajari  oleh
sarjana-sarjana modern seperti Kardinal Danielou, agama
Kristen  sebelum  mengalami  perubahan-perubahan  pokok
yang  disebabkan  oleh  pengaruh Paulus, telah menerima
warisan Perjanjian Lama. Para  pengarang  Injil  sangat
tertarik kepada Perjanjian Lama.
 
Akan tetapi jika kita melakukan pembersihan-pembersihan
terhadap Injil empat dengan menghilangkan hal-hal  yang
apokrif  (yang misterius, tidak benar, tidak autentik),
kita  tidak  perlu  melakukan  hal  yang   sama   untuk
Perjanjian   Lama.  Ini  berarti  bahwa  kita  menerima
seluruh atau hampir seluruh isi Perjanjian Lama.
 
Siapakah yang  berani  mempersoalkan  sesuatu  mengenai
kumpulan-kumpulan  yang  pincang  ini sampai akhir abad
Pertengahan, sedikitnya di Barat? Tak ada  atau  hampir
tak  ada. Mulai akhir abad Pertengahan sampai permulaan
abad modern telah timbul beberapa  kritik.  Kita  sudah
membaca  sebagian  kritik  tersebut pada permulaan buku
ini, akan tetapi gereja-gereja selalu dapat  memaksakan
kekuasaannya  .  Suatu  kritik  autentik  mengenai teks
memang  sudah  ada  sekarang,  akan  tetapi  jika  para
pendeta-pendeta  spesialis  dapat mempergunakan pikiran
lebih banyak untuk menyelidiki perincian-perincian dari
bermacan-macam  persoalan,  mereka kemudian berpendapat
bahwa lebih baik  jangan  masuk  terlalu  jauh  kedalam
"hal-hal   yang  sukar."  Nampaknya  mereka  itu  tidak
menyelidiki  "hal-hal  yang  sukar  itu"  dengan  sinar
pengetahuan    modern.   Jika   kita   mau   mengadakan
perbandingan  dalam  sejarah,  apalagi  kalau  terdapat
persesuaian  antara  mereka  dan Bibel, maka sebetulnya
mereka  itu  belum  berhasrat   sungguh-sungguh   untuk
melakukan  perbandingan  yang  mendalam dan blak-blakan
dengan  idea-idea  ilmiah  yang  mereka  rasakan   akan
menyanggah  idea-idea  tentang kebenaran isi Injil yang
sampai waktu ini tidak pernah dibantah.


BIBEL, QUR-AN, dan Sains Modern Dr. Maurice Bucaille   Judul Asli: La Bible Le Coran Et La Science Alih bahasa: Prof. Dr. H.M. Rasyidi Penerbit Bulan Bintang, 1979 Kramat Kwitang I/8 Jakarta

 

Indeks Islam | Indeks Bucaille | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team