| |
|
Pada bulan Maret 1977 saya mendapat kesempatan untuk menghadiri konferensi internasional Islam-Kristen di kota Cordoba di Spanyol. Bepergian saya tersebut sangat berfaedah, karena memberi gambaran kepada saya tentang masa gemilang umat Islam di negeri Spanyol. Masjid Kurtubah yang sudah berusia 12 abad (didirikan 786) itu masih berdiri dengan megahnya, wulaupun sudah tidak dipakai untuk sembahyang dan di dalamnya didirikan sebuah Katedral. Setelah selesai konferensi, saya mengunjungi Kota Paris untuk mengenang masa muda saya, ketika pada tahun 1956 saya mempertahankan tesis saya di Sorbonne. Pada suatu hari, saya mengunjungi Masjid Paris yang megah, dan secara tidak sengaja, saya dapatkan tempat penjualan gamban-gambar Masjid, yang disukai oleh tourist-tourist asing. Di tempat itu saya ketemukan buku yang berjudul La Bible, le Coran et la Science (Bibel, Qur-an dan Sains modern). Segera saya membeli satu naskah, dan terus pulang ke Hotel. Buku itu saya baca sampai tamat. Buku tersebut telah menarik hati saya. Seorang tabib ahli bedah berkebangsaan Perancis, yaitu Dr. Maurice Bucaille telah mengadakan studi perbandingan mengenai Bibel (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) dan Qur-an serta Sains modern. Akhirnya ia mendapat kesimpulan bahwa dalam Bibel terdapat kesalahan ilmiah dan sejarah, karena Bibel telah ditulis oleh manusia dan mengalami perubahan-perubahan yang dibuat oleh manusia. Mengenai Al Qur-an ia berpendapat bahwa sangat mengherankan bahwa suatu wahyu yang diturunkan 14 abad yang lalu, memuat soal-soal ilmiah yang baru diketahui manusia pada abad XX atau abad XIX dan XVIII. Atas dasar itu, Dr. Maurice Bucaille berkesimpulan bahwa Al Qur-an adalah wahyu Ilahi yang murni dan Nabi Muhammad adalah Nabi terakhir. Setelah membaca buku tersebut, saya merasa bahwa saya harus menyampaikan isi buku tersebut kepada bangsa Indonesia, yang selalu menunjukkan perhatiannya kepada agama. Maka saya terjemahkan buku tersebut, dengan harapan mudah-mudahan isinya dapat dimanfaatkan oleh mereka yang mencari kebenaran dan mencari pegangan hidup, khususnya para cendekiawan yang tidak sempat mempelajari Islam dari sumber-sumber yang memuaskan. Saya panjatkan syukur kepada Allah s.w.t. yang telah memberi saya tenaga untuk melaksanakan terjemahan ini. Jakarta 1 September 1978. M. Rasjidi. |
|
|
|
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota |