| |
|
D. ATMOSFIR BUMI Dalam beberapa aspek yang mengenai langit secara khusus dan yang telah kita bicarakan dalam fasal yang telah lalu, Qur-an memuat beberapa paragraf yang ada hubungannya dengan fenomena-fenomana yang terjadi dalam atmosfir. Mengenai hubungannya paragraf-paragraf Qur-an tersebut dengan hasil-hasil Sains modern, kita dapatkan seperti yang sudah-sudah di lain-lain persoalan, tidak adanya kontradiksi dengan pengetahuan ilmiah yang sudah dikuasai manusia sekarang tentang fenomena-fenomena yang disebutkan. KETINGGIAN (ALTITUDE) Sesungguhnya ini adalah pemikiran sederhana terhadap rasa, "tidak enak" yang dirasakan orang di tempat yang tinggi, dan yang akan bertambah-tambah jika orang itu berada dalam tempat yang lebih tinggi lagi, hal ini dijelaskan dalam Surat 6 ayat 125. [Tulisan Arab] Artinya: "Barang siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya pentunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk memeluk agama Islam. Dan barang siapa yang Allah menghendaki kesesatannya niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit seolah-olah ia sedang mendaki langit." Ada beberapa orang yang berpendapat bahwa rasa "tidak enak" dalam ketinggian tidak diketahui oleh orang-orang Arab pada zaman Nabi Muhammad. Saya berpendapat tidak begitu. Di Jazirah Arab terdapat puncak-puncak yang tingginya lebih dan 3500 m dan hal ini tidak memungkinkan bahwa orang tidak mengetahui kesesakan nafas di tempat yang tinggi.17 Ada juga ahli tafsir yang memahami ayat ini sebagai pemberian tahu tentang penundukan angkasa. Tetapi fikiran yang semacam itu sama sekali tak dapat diterima. LISTRIK DI ATMOSFIR Listrik yang ada di atmosfir dan akibat-akibatnya seperti guntur dan butir-butir es disebutkan dalam beberapa ayat sebagai berikut: Surat 13 ayat 12-13: [Tulisan Arab] Artinya: "Dialah yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan; Dia mengadakan awan mendung. Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah (demikian pula para malaekat) karena takut kepadaNya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu mengenai siapa yang Dia kehendaki. Namun mereka berbantah-bantahan (juga) tentang Allah. Dan Dialah Tuhan yang Maha Keras {siksanya)." Surat 24 ayat 43 (ini sudah pernah disebutkan dalam fasal ini juga): [Tulisan Arab] Artinya: "Tidakkah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu huyan keluar dari celah-celahnya, dan Allah (juga) menurunkan hutiran-butiran es dari langit (yaitu dari gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakannya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendakinya, dan dipalingkannya dan siapa yang dikehendakinya. Kilatan awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan." Dalam dua ayat tersebut digambarkan hubungan yang erat antara terbentuknya awan-awan berat yang mengandung hujan atau butiran-butiran es dan terbentuknya guntur. Yang pertama sangat dicari orang karena manfaatnya, yang kedua ditolak orang. Turunnya guntur adalah keputusan Tuhan. Hubungan antara dua fenomena atmosfir sesuai dengan pengetahuan tentang listrik atmosfir yang sudah dimiliki oleh manusia sekarang. BAYANGAN Fenomena yang sangat biasa di zaman kita, yaitu bayangan dan pergeserannya disebutkan dalam ayat-ayat seperti berikut: Surat 16 ayat 81: [Tulisan Arab] Artinya: "Dan Allah menjadikan bagimu bayangan-bayangan dari apa yang telah Dia ciptakan." Surat 16 ayat 48 : [Tulisan Arab] Artinya: "Apakah mereka tidak memperhatikan segala sesuatu yang telah diciptakan Allah yang bayangannya berbolak-balik kekanan dan kekiri dalam keadaan sujud kepada Allah, sedang mereka berendah diri." Surat 25 ayat 45 dan 46: [Tulisan Arab] Artinya: "Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan (dan memendekkan) bayangan-bayangan dan kalau Dia menghendaki niscaya Dia menjadikan tetap bayang-bayang itu. Kami jadikan matahari sebagai petunjuk atas bayang-bayang itu." Di luar hal-hal yang menunjukkan tunduknya segala ciptaan Tuhan termasuk bayangan, kepada penciptanya Yang Maha Kuasa, dan di samping Tuhan memperlihatkan kekuasaanNya, ayat-ayat Qur-an tersebut menyebutkan hubungan antara bayangan dan matahari. Kita perlu ingat bahwa pada zaman Nabi Muhammad orang mengira bahwa pergeseran bayangan itu dikondisikan oleh pergeseran matahari dari Timur ke Barat. Aplikasi kepercayaan ini adalah jadwal matahari untuk menunjukkan waktu di antara terbit dan terbenamnya matahari. Di sini Qur-an membicarakan fenomena "bayangan" tanpa menyebutkan penjelasan yang diterima orang pada waktu Qur-an diwahyukan; penjelasan tersebut dapat diterima manusia selama beberapa abad sesudah Nabi Muhammad. Tetapi sekarang penjelasan tersebut dirasakan tidak benar. Oleh karena itu Qur-an hanya membicarakan peran matahari sebagai petunjuk bagi bayangan. Dengan begitu maka kita rasakan tidak adanya konflik antara caranya Qur-an menyebutkan bayangan dan apa yang telah diketahui manusia pada zaman modern ini. |
|
|
|
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota |