Alam Binatang

Indeks Islam | Indeks Bucaille | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

 

C. ALAM BINATANG
 
Dalam Qur-an persoalan-persoalan yang ada hubungannya dengan
alam  binatang  menjadi  sasaran  pengkritik yang memerlukan
kita berhadapan  dengan  Sains  mengenai  hal-hal  tertentu.
Tetapi  jika  kita  tidak  menyebutkan ayat yang menyebutkan
unsur-unsur  alam  binatang  dengan  maksud  supaya  manusia
memikirkan  nikmat besar yang diberikan Allah kepadanya maka
rasanya kita belum memberikan gambaran yang sempurna tentang
isi  Qur-an.  Ayat  di bawah ini kita sebutkan untuk memberi
gambaran  bagaimana  Qur-an  menyebutkan  penyesuaian   yang
harmonis  antara  penciptaan  alam  dan hajat-hajat manusia,
yakni manusia di desa-desa . Surat 16 ayat 5 s/d 8:
 
                                              [Tulisan Arab]
 
Artinya: "Dan Dia telah menciptakan binatang ternak
          untuk kamu, padanya ada (bulu) yang menghangatkan
          dan berbagai-bagai manfaat, dan kamu makan (apa
          yang dapat dimakan) daripadanya. Dan kamu
          memperoleh pandangan yang indah padanya ketika
          kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu
          melepaskannya ke tempat penggembalaan. Dan ia
          memikul beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu
          tak sanggup sampai kepadanya melainkan dengan
          kesukaran-kesukaran yang memayahkan diri.
          Sesungguhnya Tuhanmu adalah Maha Pengasih dan
          Penyayang. Dan Dia telah menciptakan kuda, bigal
          dan keledai agar kamu menungganginya dan
          menjadikannya perhiasan; dan Allah menciptakan apa
          yang kamu tidak mengetahuinya."
 
Di   samping   pemikiran-pemikiran   secara   umum,   Qur-an
menyebutkan   beberapa  permasalahan  tentang  hal-hal  yang
bermacam-macam:
 
    reproduksi dalam alam binatang.
    adanya masyarakat binatang.
    pemikiran tentang lebah, laba-laba dan burung-burung.
    permasalahan mengenai asal susu binatang.
 
1. REPRODUKSI DALAM ALAM BINATANG
 
Hal ini secara sangat singkat disebutkan dalam ayat  45  dan
46 daripada surat 53:
                                              [Tulisan Arab]
 
 
Artinya: "Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-
          pasangan laki-laki dan perempuan, dari air mani
          apabila dipancarkan."
 
Pasangan adalah kata-kata yang sama yang kita dapatkan dalam
ayat-ayat  yang  membicarakan reproduksi tumbuh-tumbuhan. Di
sini soal sex ditegaskan. Perincian yang sangat  mengagumkan
adalah  gambaran  yang tepat tentang beberapa tetes zat cair
yang  diperlukan  untuk  reproduksi.  Kata  yang  sama  yang
menunjukkan   sperma   dipakai   juga   untuk   membicarakan
reproduksi manusia dan hal ini  akan  kita  bicarakan  dalam
fasal yang akan datang.
 
2. TENTANG ADANYA MASYARAKAT BINATANG
 
Surat 6 ayat 38:
                                              [Tulisan Arab]
 
Artinya: "Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi
          dan burung-burung yang terbang dengan kedua
          sayapnya melainkan umat-umat (juga) seperti kamu.
          Tiadalah Kami alpakan sesuatupun di dalam al
          Kitab, kemudian kepada Tuhan merekalah, mereka
          dihimpunkan."
 
Beberapa hal dalam ayat tersebut harus kita  beri  komentar.
Pertama-tarna:  nasib  binatang-binatang  sesudah mati perlu
disebutkan. Dalam hal ini nampaknya Qur-an tidak  mengandung
sesuatu  doktrin.  Kemudian  soal  taqdir  secara umum, yang
kelihatannya  menjadi  persoalan  di  sini,  dapat  difahami
sebagai  taqdir  mutlak  atau  taqdir relatif, terbatas pada
struktur  atau  organisasi  fungsional  yang  mengkondisikan
tindakan  (behaviour).  Binatang  bereaksi kepada fakta luar
yang bermacam-macam sesuai dengan kondisi-kondisi tertentu.
 
Menurut Blachere, seorang ahli tafsir kuno seperti  Al  Razi
berpendapat     bahwa    ayat    ini    hanya    menunjukkan
tindakan-tindakan instinktif yang  dilakukan  oleh  binatang
untuk memuji Tuhan.
 
Syekh  si Baubekeur "Hamzah" (Sayid Abubakar Hamzah, seorang
ulama  Maroko)  dalam  tafsirnya   menulis:   "Naluri   yang
mendorong     makhluk-makhluk    untuk    berkelompok    dan
berreproduksi, untuk hidup  bermasyarakat  yang  menghendaki
agar  pekerjaan  tiap-tiap  anggauta  dapat  berfaedah untuk
seluruh kelompok."
 
Cara hidup binatang-binatang itu pada beberapa  puluh  tahun
terakhir  telah  dipelajari  secara  teliti dan kita menjadi
yakin  akan  adanya  masyarakat-masyarakat  binatang.  Sudah
terang bahwa hasil pekerjaan kolektif telah dapat meyakinkan
orang tentang  perlunya  organisasi  kemasyarakatan.  Tetapi
penemuan   tentang   mekanisme   organisasi  beberapa  macam
binatang baru terjadi  dalam  waktu  yang  akhir-akhir  ini.
Kasus  yang  paling  banyak  diselidiki dan diketahui adalah
kasus  lebah.  Nama  Von  Frisch  dikaitkan   orang   dengan
penyelidikan  tersebut.  Pada  tahun 1973 Von Frisch, Lorenz
dan  Tinbergenmendapat  hadiah  Nobel  karena   penyelidikan
mereka.
 
3. PEMIKIRAN-PEMIKIRAN TENTANG LEBAH,
   LABA-LABA DAN BURUNG-BURUNG
 
Jika para ahli sistem syaraf ingin  memberi  contoh  tentang
organisasi  yang  mengatur  kelakuan binatang, maka binatang
yang paling  sering  disebut  adalah  lebah,  laba-laba  dan
burung;  khususnya burung-burung yang berpindah-pindah. Kita
dapat menguatkan bahwa tiga macam binatang tersebut  memberi
contoh yang sangat baik tentang organisasi yang tinggi.
 
Bahwa Qur-an menyebutkan tiga macam binatang tersebut adalah
sesuai dengan ciri-ciri yang sangat menarik  perhatian  dari
segi ilmiah mengenai binatang-binatang tersebut.
 
LEBAH
 
Lebah ini dalam Qur-an menjadi sasaran komentar yang  paling
panjang.
 
Surat 16 ayat 68-69:
                                              [Tulisan Arab]
 
Artinya: "Dan Tuhan mewahyukan kepada lebah:
          Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di
          pohon-pohon kayu dan di rumah-rumah yang didirikan
          manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam)
          buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah
          dimudahkan (bagimu).. Dari perut lebah itu keluar
          minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di
          dalamnya terdapat obat-obat yang menyembuhkan
          manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu
          terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang
          yang memikirkan."
 
Adalah sukar untuk mengetahui apa  yang  dimaksudkan  dengan
mengikuti  jalan Tuhan dengan rasa tunduk, kecuali jika kita
memahaminya secara umum. Apa yang dapat kita katakan, sesuai
dengan  pengetahuan  kita tentang kelakuan binatang-binatang
itu adalah bahwa di sini sebagai juga dalam tiap-tiap  kasus
daripada  tiga macam binatang yang disebutkan sebagai contoh
dalam Qur-an, suatu penyusunan syaraf yang  sangat  istimewa
merupakan  pendorong atau dasar kelakuannya. Kita mengetahui
umpamanya  bahwa  dengan  menari,  lebah  dapat   mengadakan
perhubungan   antara   mereka.   Dengan  perantaraan  tarian
tersebut lebah dapat memberi pengarahan  kepada  lebah  lain
atau  memberi  tahu di mana terdapat bunga yang harus mereka
isap. Pengalaman Von Frisch yang  masyhur  menunjukkan  arti
gerakan   lebah   ini   yang  dimaksudkan  untuk  pertukaran
informasi antara lebah-lebah pekerja.
 
LABA-LABA
 
Laba-laba disebutkan dalam Qur-an untuk menekankan keremehan
rumahnya,  rumah  yang  paling  tidak  tahan apa-apa. Adalah
suatu tempat perlindungan yang  sangat  lemah,  mereka  yang
mencari Tuhan selain Allah, begitulah kata-kata Qur-an.
 
Surat 29 ayat 41.
                                              [Tulisan Arab]
 
Artinya: "Perumpamaan orang-orang yang mengambil
          pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti
          laba-laba yang membuat rumah, padahal sesungguhnya
          rumah yang paling lemak ialah rumah laba-laba
          kalau mereka mengetahui."
 
Sarang laba-laba tersusun dari benang sutra yang dikeluarkan
oleh  kelenjar-kelenjar  binatang  itu, daya tahannya sangat
rendah,  dan  karena  keremehannya  orang   tak   memerlukan
menirunya.
 
Ahli-ahli  alam  (natur)  mempertanyakan pola pekerjaan yang
luar  biasa   daripada   sel-sel   syaraf   laba-laba   yang
memungkinkannya  untuk  membikin  suatu rajut yang ukurannva
sangat sempurna' Qur-an tidak membicarakan soal ini.
 
BURUNG-BURUNG
 
Burung-burung sering disebut  dalam  Qur-an.  Kita  dapatkan
dalam  hikayat Ibrahim, Yusuf, Dawud, Sulaiman dan Nabi Isa.
Tetapi disebutkannya burung dalam  hikayat-hikayat  tersebut
tak ada hubungannya dengan pembicaraan kita sekarang ini.
 
Kita   telah   menyebutkan   ayat  yang  menyinggung  adanya
masyarakat binatang-binatang bumi dan burung-burung.
 
Surat 6 ayat 38.
                                              [Tulisan Arab]
 
Artinya: "Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi
          dan burung-burung yang terbang dengan kedua
          sayapnya melainkan umat-umat juga seperti kamu."
 
Ada   dua   ayat   lainnya   yang   menonjolkan    tunduknya
burung-burung kepada kekuasaan Allah secara total.
 
Surat 16 ayat 79.
                                              [Tulisan Arab]
 
Artinya: "Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang
          dimudahkan terbang di angkasa bebas, tidak ada
          yang menahannya selain daripada Allah.
          Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat
          tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang yang
          beriman."
 
Surat 67 ayat 19.
                                              [Tulisan Arab]
 
Artinya: "Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-
          burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya
          di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di
          udara) selain yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia
          maha Melihat segala sesuatu."
 
Terjemahan suatu kata dalam dua ayat tersebut di atas adalah
sulit.  Terjemahan  yang kita muat di sini menunjukkan bahwa
Tuhan itu menguasai burung-burung. Kata  kerja  bahasa  Arab
adalah "amsaka" yang arti dasarnya, memegang.
 
Kita   dapat   merasakan   hubungan  antara  ayat-ayat  yang
menekankan ke bersandaran kelakuan burung kepada  pengaturan
Tuhan    dengan   hasil-hasil   penyelidikan   ilmiah   yang
menunjukkan kemahiran beberapa jenis burung  dalam  mengatur
kepindahan  mereka  dari  satu  daerah  ke daerah vang lain.
Memang hanya adanya program kepindahan yang  terdapat  dalam
watak   sesuatu  macam  binatanglah  yang  dapat  menjadikan
binatang-binatang  itu  mengerti  trayek  yang   sukar   dan
berbelit-belit  bagi burung muda yang tidak punya pengalaman
dan tak punya orang yang menunjukkan jalan, serta dapat pula
kembali pada tanggal yang pasti kepada tempat asal mulanya.
 
Dalam  bukunya,  Kekuatan  dan Kelemahan (La puissance et la
Fragilite),  Professor  Hamburger  menyebutkan  contoh  yang
mashur  mengenai  burung  ("multon")  di  lautan Pasifik dan
pergeserannya dalam jarak 8 sampai  25.000  kilometer.  Para
ahli  sudah  mengakui  bahwa petunjuk-petunjuk yang kompleks
untuk  perjalanan  itu  telah  tertulis  dalam  sel   syaraf
burung-burung   tersebut.   Memang  hal-hal  tersebut  sudah
teratur. Tetapi siapa yang mengaturnya.
 
4. ASAL ZAT-ZAT SUSU BINATANG
 
Asal zat-zat susu  binatang  dibicarakan  dalam  Qur-an  dan
sesuai  dengan  Sains  modern (surat 16 ayat 66). Terjemahan
dan tafsiran ayat ini adalah terjemahan dan tafsiran pribadi
pengarang   buku   ini   oleh  karena  terjemahan-terjemahan
modernpun biasanya memberi ide yang sudah tak dapat diterima
lagi. Umpamanya:
 
Terjemahan  Blachere:  "Sesungguhnya  kamu  dapat  pelajaran
dalam binatang-binatangmu. Aku memberi kamu minum dari  susu
yang murni dan segar untuk peminum, yang berasal dalam perut
mereka daripada bahan-bahan di  antara  makanan  yang  telah
dikunyah dan darah."
 
Terjemahan  Hamidullah: "Sungguh terdapat hal-hal yang perlu
difikirkan dalam  ternakmu.  Daripada  yang  terdapat  dalam
perut,  antara  kotoran  dan  darah. Aku beri minum kepadamu
susu yang murni dan mudah diminum oleh peminumnya."
 
Ahli-ahli Psikologi  yang  ditanya  mengenai  teks  tersebut
mengatakan  bahwa teks itu kabur, karena tidak sesuai dengan
Sains modern yang paling elementer. Kedua tafsir tersebut di
atas  adalah karya orang-orang ahli ke Islaman yang ternama.
Tetapi kita tahu bahwa seorang penterjemah walaupun ia  ahli
ke  Islaman, dapat saja melakukan kesalahan dalam terjemahan
ilmiah, jika ia tidak menjadi spesialis dalam ilmu  yang  ia
terjemahkan.
 
Terjemahan yang sesuai menurut pemikiran saya adalah sebagai
berikut: "Sesungguhnya bagi kamu,  dalam  binatang  ternakmu
terdapat  suatu  pelajaran. Aku memberi minum kepadamu, dari
zat yang terdapat dalam badan ternak itu  dan  yang  terjadi
karena  hubungan  antara  zat yang ada dalam usus dan darah,
susu murni yang mudah ditelan oleh mereka yang minum."
 
Tafsiran di atas sangat  dekat  dengan  tafsiran  Muntakhab,
cetakan tahun 1973 yang disusun oleh Majlis Tertinggi Urusan
Islam di Cairo dan yang berdasarkan penyelidikan-penyelidik-
an psikologi modern.
 
Dari  segi  arti  kata,  terjemahan  yang saya usulkan dapat
diterangkan sebagai  berikut.  Saya  menterjemahkan:  "dalam
badan  mereka"  dan  tidak  seperti  terjemahan Blachere dan
Hamidullah, "dalam perut mereka"  oleh  karena  kata  "batn"
berarti  juga tengah-tengah dan di dalam sesuatu, di samping
arti "perut." Kata "batn" tidak mempunyai arti anatomi  yang
pasti.  Jadi  terjemahan  "di  dalam badan binatang" menurut
pendapat saya sesuai dengan konteks.
 
Soal "asal" zat-zat  SUSU  diterangkan  dengan  huruf  "min"
(dari)   dan  soal  "hubungan"  diterjemahkan  dengan  huruf
"baina" (antara) sebagai yang terdapat dalam dua  terjemahan
lain,  tetapi  "baina" juga dipakai untuk menunjukkan antara
benda-benda atau antara orang-orang.
 
Dari  segi  ilmiah,  kita  harus  ingat   kepada   pemikiran
psikologis agar dapat mengerti arti ayat tersebut.
 
Zat-zat  yang  pokok yang menjamin makanan sesuatu organisme
datang  dari  transformasi  kimia  yang  terjadi   sepanjang
anggauta-anggauta   pencernakan,  zat-zat  itu  timbul  dari
unsur-unsur yang terdapat dalam usus. Jika unsur-unsur dalam
usus   itu  sudah  sampai  waktunya  untuk  bertransformasi,
unsur-unsur itu menembus kulit-kulit usus  dan  mengarah  ke
alat-alat  sirkulasi.  Perpindahan  ini  terjadi  dengan dua
cara: cara langsung dengan yang  dinamakan  "saluran-saluran
Lymphatique"  atau  cara tidak langsung dengan melalui pintu
sirkulasi yang akan menyampaikan kepada lever (hati)  tempat
unsur-unsur  itu mengalami perubahan. Dari hati, unsur-unsur
itu menuju ke sirkulasi umum. Dengan  cara  ini,  semua  zat
diedarkan dengan peredaran darah.
 
Unsur-unsur susu itu keluar dari kelenjar-kelenjar penyusuan
yang  mendapat  bahan  dari  kunyahan  makanan-makanan  yang
dibawa  oleh  darah  yang  beredar. Jadi darah itu bertindak
sebagai pengumpul dan pembawa bahan-bahan yang berasal  dari
makanan   untuk   dijadikan   bahan  bagi  kelenjar-kelenjar
penyusuan   yang   menghasilkan   susu   atau   dibawa    ke
anggauta-anggauta lain.
 
Dalam  hal  ini  semuanya  bermula  dari adanya isi usus dan
dinding  usus.  Pemikiran  yang  jitu  ini   sesuai   dengan
hasil-hasil  penyelidikan  kimia  dan psikologi pencernakan.
Hal ini tak diketahui orang pada zaman  Nabi  Muhammad,  dan
hanya  baru  diketahui  pada  zaman modern. Adapun peredaran
darah, baru saja diketemukan  oleh  Halvey,  yakni  10  abad
sesudah Qur-an diwahyukan.
 
Saya  berpendapat  bahwa  adanya ayat-ayat dalam Qur-an yang
mengisyaratkan  kepada  ide-ide   itu   tak   dapat   diberi
penjelasan  manusiawi  mengingat bahwa ide-ide itu terbentuk
pada zaman modern.


BIBEL, QUR-AN, dan Sains Modern Dr. Maurice Bucaille   Judul Asli: La Bible Le Coran Et La Science Alih bahasa: Prof. Dr. H.M. Rasyidi Penerbit Bulan Bintang, 1979 Kramat Kwitang I/8 Jakarta

 

Indeks Islam | Indeks Bucaille | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team