| |
|
JAWABAN TERHADAP BEBERAPA KEBERATAN Tak dapat dibantah lagi bahwa terdapat persamaan antara riwayat Bibel dan riwayat Qur-an mengenai hal-hal lain dari penciptaan-penciptaan, khususnya yang mengenai sejarah keagamaan. Akan tetapi kita sangat heran karena di negara-negara Barat orang tidak merasa keberatan terhadap Yesus karena Yesus menyebutkan soal-soal yang sama dan ajaran-ajaran Injil, sedangkan mereka (orang Barat) itu mendakwa Muhammad sebagai seorang Nabi palsu karena dalam ajaran-ajarannya menyebutkan hal-hal tersebut serta melukiskannya sebagai wahyu. Tetapi mana buktinya bahwa Muhammad telah menjiplak dalam Qur-an hal-hal yang para pendeta Yahudi mengajarkan atau mendiktekannya. Tak ada hal yang menguatkan dakwaan mereka kecuali pernyataan bahwa seorang pendeta masehi memberikan pendidikan agama kepada Nabi Muhammad. Harap para pembaca meneliti apa yang dikatakan oleh R. Blachere tentang hikayat ini dalam karangannya yang berjudul: Soal-soal mengenai Muhammad. Ada juga orang yang mengemukakan semacam persamaan antara isi ayat-ayat Qur-an dan kepercayaan-kepercayaan pada zaman kuno sekali, lebih kuno daripada Bibel. Secara umum orang ini mengatakan bahwa dalam kitab-kitab Suci terdapat bau-bau mitos kosmos: umpamanya kepercayaan orang-orang Polynesia tentang adanya air asli kuno dalam kegelapan, dan air itu memisahkan diri setelah ada cahaya. Waktu itulah langit dan bumi terbentuk. Jika kita membandingkan mitos ini dengan riwayat penciptaan kosmos menurut Bibel, memang kita merasa ada semacam persamaan, tetapi sangat sembrono untuk mengatakan bahwa Bibel mengambil alih mitos kosmos tersebut. Juga sembrono sekali untuk menganggap konsep Qur-an tentang pecahan materi asli yang menjadi bahan susunan atom pada permulaannya, yaitu suatu konsep yang sama dengan konsep Sains modern, sebagai konsep berasal dari mitos-mitos kosmos bermacam-macam yang memberikan gambaran yang sedikit banyak ada persamaannya. Adalah menarik untuk menganalisa lebih dekat kepercayaan-kepercayaan dan riwayat-riwayat mitos, karena di sana ada titik tolak yang pantas dan dalam beberapa hal sesuai dengan apa yang kita ketahui sekarang atau apa yang kita merasa mengetahuinya, tetapi yang tereampur dengan lukisan-lukisan khayalan dalam kerangka mitos. Hal itu adalah konsep yang banyak tersiar bahwa langit dan bumi itu tadinya bersatu, kemudian berpisah. Jika orang menambahkan dalam langit dan bumi gambaran telor dengan bibit di dalamnya dan bumi, seperti yang terjadi di Jepang, maka tambahan khayalan ini akan menghilangkan nilai konsep tersebut. Di negeri-negeri lain, orang menambah khayalan suatu tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di bumi untuk mengangkat langit dan memisahkannya dari bumi. Di sini khayalan perincian ditambahkan dan memberi ciri khas kepada mitos-mitos tersebut. Tetapi di samping tambahan-tambahan itu semua ada ciri-ciri umum yang tetap ada, dengan ide adanya kumpulan bahan yang unik pada permulaan proses perkembangan kosmos, dan bahan itu berpecah dan akhirnya menjadi alam-alam yang kita kenal. Jika kita menyebutkan mitos-mitos kosmos di sini, maksud kita adalah untuk menggarisbawahi daya khayalan manusia, dan menunjukkan perbedaan yang dalam antara isi ayat-ayat Qur-an dalam soal penciptaan kosmos ini, yang tidak ditambah dengan perincian-perincian khayalan yang terdapat dalam mitos, tetapi, sebaliknya disertai dengan keagungan bahasa dan persesuaian dengan hasil-hasil penyelidikan Sains. Dengan keterangan tersebut di atas, ayat-ayat Qur-an tentang penciptaan alam yang diterima sebagai wahyu oleh Muhammad 14 abad yang lalu, tak dapat dikatakan sebagai karangan akal manusia. |
|
|
|
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota |