|
|
|
|
|
PERTANYAAN (15) PEMBERITAHUAN TENTANG MASA DEPAN
NABI DAN KENABIAN
(1/2)
WILSON:
Hingga kini kita telah membicarakan dua jenis pernyataan
Qur'an tentang masa depan yang tidak di-sangka-sangka: satu
type mengenai nasib Qur'an itu sendiri, dan yang lain
mengenai masa depan Islam.
Apakah Qur'an mengemukakan ramalan-ramalan tentang masa
depan Nabi?
CHIRRI:
Kitab Suci Qur'an berisikan penjelasan-penjelasan yang amat
jelas mengenai keamanan Nabi Muhammad.
"Hai Rasul! Sampaikan apa yang diwakyukan kepada engkau dari
Tuhan. Dan kalau itu tidak engkau kerjakan, maka berarti
engkau tidak menyampaikan (menjalankan) tugas perutusan dari
Tuhan. Tuhan memelihara engkau dari manusia. Sesungguhnya
Tuhan tidak memberi petunjuk kepada kaum yang tidak
beriman." 5 : 67
Ayat itu menjamin Nabi Muhammad perlindungan terhadap
seluruh manusia. Tidak ada kekuatan manusia, sesuai dengan
ramalan itu, dapat menghancurkan kehidupan Muhammad. Apabila
Nabi meninggal di medan peperangan atau dibunuh, pernyataan
ini akan menjadi tidak benar dan kenabian akan dibuktikan
kesalahannya.
Dengan kondisi di mana Nabi hidup (tinggal), ramalan itu
bertentangan dengan harapan manusia. Dari saat Islam
diproklamirkan, Nabi dihadapkan dengan
permusuhan-permusuhan.
Dia dipilih sebagai satu-satunya musuh orang-orang Mekkah.
Hidupnya dikelilingi dengan bahaya-bahaya. Dia hidup di
bawah ancaman, dan untuk selama beberapa tahun tanpa
perlindungan fisik. Pada saat pembelanya, Abu Thalib,
meninggal, dia bahkan tidak mendapatkan perlindungan di
tempat suci guna membawa pesannya kepada orang-orang yang
berziarah. Pemimpin-pemimpin penting dengan siasat yang
sopan memburu dia dan berniat membunuhnya.
Bila dia lolos, hadiah besar diumumkan untuk penangkapannya,
hidup atau mati. Sebelum berangkat ke Madinah, Muhammad
dipastikan ditangkap, dan Islam diharapkan dihilangkan
sampai ke akar-akarnya.
Setelah sampai di Madinah, peperangan terjadi dan
orang-orang Islam dihadapkan dengan suatu perang yang hebat,
yang mana musuh selalu jauh lebih besar jumlahnya.
Orang-orang Mekkah menyuruh penduduk padang pasir untuk
melawan orang-orang Islam. Lebih lanjut,
pemerintah-pemerintah dari bangsa-bangsa yang bukan Arab
marah karena bahasa Muhammmad yang sangat kuat yang
digunakan mengundang mereka untuk memeluk Islam.
Suatu contoh ialah pesannya kepada Heraclius, Kaisar
Byzantine (Rum):
"Dengan nama Tuhan Pengasih dan Penyayang.
Dari Muhammad, anak Abdullah, Rasul Tuhan, untuk Heraclius,
raja Romawi. Sudah tentu saya mengajak anda memeluk Agama
Islam. Jadilah orang Islam, dan anda akan selamat. Tuhan
akan rnenghadiahi anda dua kali. Bila anda mengelak, anda
akan dibebani dengan dosa. Marilah bersepakat antara kita
dan anda: bahwa kita akan memuja tidak lain kecuali Tuhan
dan bahwa kita akan tunduk dihadapanNya, dan bahwa kita
tidak akan mengakui Tuhan di samping Tuhan Yang Maha Kuasa."
Meskipun bahaya-bahaya mengelilingi Nabi, dia hidup secara
biasa. Dia tidak memiliki pengawal-pengawal dan berperang di
medan perang, kadang-kadang di baris terdepan. Dia berjalan
di jalan tengah malam dan tinggal tanpa penjagaan. Ada
banyak kesempatan baik untuk membunuhnya, dan banyak
percobaan telah dilakukan.
Beberapa percobaan pembunuhan di bawah ini akan saya
sebutkan:
Pada suatu hari dia sedang tidur sendiri di bawah pohon,
tidak jauh dari perkemahannya. Dia dibangunkan oleh suara!
Dia melihat Durthur, prajurit musuh, sedang berdiri di
hadapannya dengan mencabut pedang. "Hai Muhammad" dia
berseru, "Siapa yang akan menyelamatkan anda?" "Tuhan" jawab
Nabi. Untuk beberapa alasan yang tidak diketahui, Durthur
menjatuhkan pedangnya, yang langsung dipegang oleh Nabi.
Sambil melambaikan pedangnya, dia berseru sebaliknya, "Siapa
yang akan menyelamatkan anda, hai Durthur?" "Tak seorangpun"
jawab prajurut itu. "Maka belajarlah dari saya untuk menjadi
pengasih." Sambil berkata dia mengembalikan pedangnya pada
prajurit itu.
Prajurit itu sangat terharu. Dia mengakui Muhammad sebagai
seorang Nabi dan masuk Islam.2
Pada kesempatan lain, Muhammad pergi membawa beberapa
pcngikut-pengikutnya untuk mengunjungi suku yang bukan
Islam. Santapan diselenggarakan di ruang terbuka, berdekatan
tempat tinggal kepala suku. Nabi mengetahui bahwa dia diberi
umpan untuk dikhianati, dan akan dibunuh ketika dia duduk di
pesta itu. Dia dilempar batu dari atap Rumah bertingkat.
Tanpa menerangkan pengkhianatan ini pada rekan-rekannya ia
meninggalkan pesta dan kembali ke Medinah.3
Lebih dari sekali, Muhammad ditinggalkan oleh
prajurit-prajuritnya sendiri di dalam peperangan melawan
beribu-ribu musuh.
Pada saat-saat demikian, dia adalah sasaran kekuatan musuh.
Muhammad yakin akan perlindungan Tuhan, dan ramalan telah
dipenuhi.
Catatan kaki:
2 Life of Mohammad by Washington Irving, Chapter 18
3 Life of Mohammad by Washington Irving, Chapter 21
(bersambung ke-2/2)
|
|
|
|
|
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota |