Satu Pencipta (1/2)

Indeks Islam | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

 

PERTANYAAN (6) SATU PENCIPTA                           (1/2)
 
WILSON:
 
Anda  telah  menerangkan  bahwa keesaan Tuhan (pertanyaan 2)
adalah yang paling ditekankan di dalam Kitab Suci Al-Qur'an:
bahwa  Islam  untuk  alasan  ini  dikatakan "Deen El Touhid"
(Agama yang mempercayai keesaan Tuhan),  dan  yang  mengakui
keesaanNya   adalah   ucapan  pertama  di  dalam  menyatakan
kepercayaannya (Sahadat):
 
"Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan bahwa
Mohammad adalah utusan Allah."
 
Apakah Islam memberi bukti pada prinsip yang penting ini?
 
CHIRRI:
 
Kitab  Suci Qur'an menyebutkan hubungan antara bagian-bagian
dari  alam  semesta  sebagai  suatu   bukti   keesaan   dari
penciptanya.
 
Hal  itu  menyuruh  kita untuk melihat susunan (aturan) yang
ada di alam semesta, dan  kenyataannya  bahwa  susunan  yang
demikian  tidak  dapat  apabila penciptanya lebih dari satu.
Lebih dari  satu  pemerintahan  untuk  alam  semesta  adalah
seperti  lebih  dari  satu  pemerintahan  untuk  satu  kota,
negara, atau daerah.
 
Hal itu akan menghasilkan kekacauan dan kekeliruan.
 
"Kalau kiranya dilangit dan di bumi ada  Tuhan-Tuhan  selain
Allah,  sudah tentu keduanya menjadi rusak binasa, sebab itu
Maha Suci Tuhan yang mempunyai  singgasana,  dari  apa  yang
mereka sifatkan." 21:22.
 
"Dan ketahuilah, anakku," berkata Imam Ali, anak Abu Thalib,
pada anaknya Al-Hasan "bahwa bila Tuhanmu  mempunyai  teman,
maka temanNya akan datang pada kamu. Tetapi Dia adalah hanya
satu Tuhan, sendiri tanpa kawan."
 
WILSON:
 
Bagaimana pandangan Islam terhadap azas Trinitas?
 
CHIRRI:
 
Islam dengan tegas menolak azas ini
 
Kitab Suci Al-Qur'an menyatakan;
 
"Katakan, Tuhan adalah satu, dan padaNya  segala  sesuatunya
bergantung.  Dia tidak memperanakkan dan tidak diperanakkan,
dan tidak ada yang sama dengan Dia." 112:1-4
 
"Dan mereka berkata: Tuhan yang Pemurah itu, mengambil anak.
Sesunggahnya  kamu  telah  membuat  perkara yang luar biasa.
Hampir  langit  pecah  karenanya,  dan  bumi   hancur,   dan
gunung-gunung  runtuh binasa. Karena mereka menyatakan bahwa
Tuhan Yang Pemurah mempunyai anak. Dan  tiadalah  sepatutnya
Tuhan Yang Pemurah itu mengambil anak." 19:88-92.
 
WILSON:
 
Mengapa Islam menolak dengan tegas azas Trinitas?
 
CHIRRI:
 
Islam menolak Trinitas, sebab sifat keayahan dari Tuhan pada
setiap kehidupan atau zat mati adalah tidak dapat dimengerti
pada  istilah  jasmani,  dan  merendahkan  konsep Tuhan. Dia
adalah tidak terbatas  dan  juga  tidak  bertubuh,  dan  dia
mencakup  seluruh  alam  semesta.  Dia tidak mempunyai teman
hidup, guna memiliki anak seperti makhluk hidup yang lain
 
Sifat keayahan(kebapakan), jiwaNya pada setiap jiwa atau ruh
juga  tidak  dapat  diterima  bila  hal  itu  diartikan lain
daripada zat pencipta jiwa atau ruh.
 
Tidak ada hubungan yang  dapat  diterima  antara  Tuhan  dan
setiap zat yang lain, lain daripada hubungan antara Pencipta
dan ciptaanNya.
 
Dengan perkataan lain, zat yang lain  akan  berdiri  sendiri
(bebas) dari Tuhan, dan dia akan menjadi kawanNya.
 
Sekarang  bila  menganggap  anak disatukan dengan Tuhan, hal
ini akan menjadi seperti bila saya nyatakan bahwa anak  saya
si  Ali  dan saya adalah satu. Bila pernyataan yang demikian
adalah benar, saya akan menjadi ayah dari diri saya sendiri,
sebab  saya  adalah  anak  saya sendiri, Ali. Dan anak saya,
Ali, akan menjadi  anak  dari  dirinya  sendiri,  sebab  dia
adalah  saya.  Jadi,  Tuhan  akan  menjadi ayah dari diriNya
sendiri, dan anakNya akan menjadi anak dari diriNya sendiri.
 
Tuhan adalah tidak, dan tidak dapat menjadi ayah dari setiap
kehidupan  atau  zat  mati  bila keayahannya digunakan untuk
arti yang sebenarnya. Bila kata itu digunakan di dalam  arti
kiasan,  artinya  bahwa  Tuhan adalah sebagai berbelas kasih
pada kehidupan yang diciptakanNya  sebagai  Ayah,  maka  Dia
tidak  akan  hanya  menjadi Ayah dari satu orang tetapi Ayah
dari  seluruh  manusia.  Dan  ini  adalah  apa  yang   dapat
dimengerti  dari  sembahyangnya  orang  Kristen  "Ayah kita,
kepandaianmu di langit (sorga) ..."
 
Tetapi, walaupun bersatu, pemakaian arti  kiasan  dari  kata
ini   adalah   bertentangan   dengan  Islam  sebab  hal  itu
menyesatkan dan mengacaukan  pada  orang-orang.  Orang-orang
Islam, tidak menggunakan hal itu.
 
                                         (bersambung ke-2/2)


DIALOG TENTANG ISLAM DAN KRISTEN   Prof. Wilson & Muhammad Jawad Chirri Alih Bahasa: H.M. Ridho Umar Baridwan, S.H. Penerbit P.T. Alma'arif, Bandung, Cetakan Kelima, 1981  

Indeks Islam | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team