|
BAGIAN KEDUAPULUH DELAPAN: TAHUN PERUTUSAN
(2/3)
Untuk maksud itu Nabi lalu mengutus Ali b. Abi Talib
menyusul Abu Bakr, dan berkhotbah menyampaikan perintah
Allah dan Rasul itu kepada orang ramai waktu musim haji di
Arafat. Dalam menunaikan tugasnya Ali dapat menyusul Abu
Bakr dan kaum Muslinmin yang berangkat bersama-sama pergi
haji itu. Begitu Abu Bakr melihatnya ia bertanya:
"Amir atau ma'mur?"2
"Ma'mur,"3 jawab Ali.
Kemudian diceritakannya maksud kedatangannya itu, dan
bahwa Nabi mengutus dia kepada orang banyak karena dia
termasuk keluarganya.
Bilamana orang sudah berkumpul di Mina melaksanakan
upacara haji, Ali berdiri di samping Abu Huraira, dan
diserukannya kepada orang banyak dengan membaca firman Allah
ini:4
"Suatu pernyataan pemutusan hubungan dari Allah dan
RasulNya kepada orang-orang musyrik yang telah kamu ikat
dengan perjanjian (1). Oleh karena itu, bolehlah kamu
berjalan di muka bumi ini selama empat bulan dan ketahuilah,
bahwa kamu tidak akan dapat melemahkan Tuhan dan Tuhan akan
mencampakkan kehinaan kepada orang-orang kafir (2). Dan ini
sebuah Maklumat dari Allah dan Rasul kepada umat manusia
pada Hari Haji Akbar5 bahwa Allah dan Rasul lepas
tangan dari orang-orang musyrik. Tetapi kalau mau bertaubat,
itu lebih baik buat kamu. Tetapi kalau kamu mengelak juga,
ketahuilah, kamu takkan dapat melemahkan Tuhan.
Beritahukanlah kepada orang-orang yang kafir itu akan adanya
siksa yang pedih (3). Kecuali mereka, yang telah kamu adakan
perjanjian dengan orang-orang musyrik dan tiada pula mereka
melanggar sesuatu dalam perjanjian itu, dan mereka tidak
membantu seseorang dalam memusuhi kamu, maka penuhilah
perjanjian itu dengan mereka sampai batas waktunya. Allah
menyukai orang-orang yang teguh dalam kebenaran (4). Apabila
bulan-bulan suci sudah lalu, orang-orang musyrik itu boleh
diperangi dimana saja kamu jumpai mereka, tangkap dan
kepunglah mereka dan intailah mereka pada setiap tempat
penjagaan. Tetapi apabila mereka sudah bertaubat, sudah
menjalankan salat dan mengeluarkan zakat, biarkanlah mereka
bebas berjalan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan
Penyayang (5). Dan apabila ada seseorang dari pihak musryik
itu meminta perlindungan (suaka) kepadamu, lindungilah ia
supaya sempat ia mendengar Firman Allah, kemudian
antarkanlah ia ke tempat vang aman. Demikianlah, sebab
mereka orang-orang yang tidak mengetahui (6). Bagaimana
mungkin di hadapan Allah dan RasulNya akan ada suatu
perjanjian dengan orang-orang musyrik; kecuali yang telah
kamu adakan perjanjian dengan mereka di dekat
Masjid'l-Haram. Maka selama mereka berlaku lurus kepada
kamu, hendaklah kamu berlaku lurus juga kepada mereka; sebab
Allah menyukai orang-orang yang teguh dalam kebenaran (7).
Bagaimana mungkin (ada perjanjian demikian itu), padahal
bilamana mereka dapat menguasai kamu, mereka tidak akan
menghormat kamu, baik dalam tali kekeluargaan mau pun dalam
perjanjian. Mereka menyenangkan kamu dengan mulut (manis)
tapi hati mereka sebaliknya. Dan kebanyakan mereka itu
orang-orang fasik (8). Ayat-ayat Tuhan mereka jual dengan
harga murah dan mereka mau menghalangi orang dari jalan
Allah. Memang buruk sekali perbuatan mereka itu (9). Mereka
tidak lagi menghormati orang beriman, baik dalam
kekeluargaan mau pun dalam perjanjian. Mereka itulah
orang-orang yang melanggar batas (10). Akan tetapi bila
mereka bertaubat, menjalankan sembahyang dan mengeluarkan
zakat, maka mereka itu saudara-saudaramu seagama. Ayat-ayat
itu Kami uraikan kepada mereka yang mau mengerti (11).
Tetapi bilamana mereka sudah melanggar sumpah mereka sendiri
sesudah perjanjian mereka itu, dan mereka memaki agamamu,
maka perangilah pemuka-pemuka orang kafir itu - mereka
orang-orang yang tak dapat menahan diri ( 12). Kamu tidak
mau melawan golongan yang telah melanggar sumpahnya sendiri,
padahal mereka sudah berkonmplot hendak mengusir Rasul, dan
mereka itulah yang pertama kali mulai memerangi kamu.
Takutkah kamu kepada mereka? Padahal Allah yang harus lebih
ditakuti, kalau kamu orang-orang beriman (13). Lawanlah
mereka itu! Tuhan akan menyiksa mereka melalui tangan kamu,
Allah akan menista mereka dan akan menolong kamu melawan
mereka, akan melegakan hati orang-orang beriman (14). Tuhan
akan menghapuskan kemarahan hati mereka, akan menerima
taubat siapa saja yang dikehendakiNya. Allah Maha
Mengetahui, Maha Bijaksana ( 15). Adakah kamu mengira, bahwa
kamu akan dibiarkan begitu saja, padahal Allah belum
membuktikan kamu yang benar berjuang dan tiada pula
mengambil sebagai teman akrabnya, selain Allah, Rasul dan
orang-orang beriman. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
perbuat (16). Bukanlah orang-orang musyrik itu yang akan
memeriahkan mesjid-mesjid Allah, karena mereka sudah
mengakui sendiri kekufuran mereka. Perbuatan mereka itu
rendah sekali, dan mereka akan kekal dalam api neraka (17).
Tetapi yang akan memeriahkan mesjid-mesjid Allah ialah orang
yang sudah beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta
menjalankan sembahyang dan mengeluarkan zakat dan tidak
takut kepada siapa pun selain kepada Allah. Mereka inilah
yang diharapkan akan mendapat petunjuk (18). Pemberian
minuman kepada jemaah haji dan mengurus Mesjid Suci adakah
kamu samakan dengan orang yang beriman kepada Allah dan hari
kemudian serta berjuang di jalan Allah? Dalam pandangan
Tuhan mereka tidak sama. Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang bersalah (19). Orang-orang yang beriman,
yang berhijrah dan berjuang di jalan Allah dengan harta dan
jiwaraga mereka dalam pandangan Allah lebih tinggi
derajatnya; dan mereka itulah orang-orang yang mendapat
kemenangan (20). Tuhan memberikan berita gembira kepada
mereka dengan rahmat, keridaan dan surga daripadaNya buat
mereka. Disana tempat kesenangan abadi (21). Mereka kekal
selalu disana. Pahala yang besar ada pada Tuhan (22).
Orang-orang beriman! Janganlah kamu menjadikan bapa-bapa dan
saudara-saudaramu itu sebagai wakil-wakil kamu kalau mereka
lebih mengutamakan kekufuran daripada iman; dan barangsiapa
mengambil mereka menjadi wakil, mereka itulah orang-orang
yang aniaya (23). Ya, katakanlah: Kalau bapa-bapa kamu,
anak-anak kamu, saudara-saudara dan isteri-isteri kamu serta
keluarga kamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan
yang kamu kuatirkan akan menjadi rugi, tempat-tempat tinggal
yang kamu senangi, semua itu lebih kamu cintai daripada
Allah dan RasulNya serta daripada berjuang di jalan Allah,
maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan. Allah
tidak memberikan bimbingan kepada orang-orang fasik (24).
Allah telah menolong kamu pada beberapa tempat dan pada
Peristiwa Hunain, tatkala kamu merasa bangga sekali karena
jumlah kamu yang besar. Tetapi ternyata jumlah yang besar
itu sedikit pun tidak menolong kamu, dan bumi yang seluas
ini pun terasa amat sempit olehmu, lalu kamu berbalik mundur
(25). Sesudah itu Tuhan menurunkan perasaan tenang kedalam
hati Rasul dan orang-orang beriman serta diturunkanNya pula
balatentara yang tidak kamu lihat, dan disiksaNya
orang-orang kafir itu dan memang itulah balasan buat
orang-orang kafir (16). Sesudah itu kemudian Allah menerima
taubat barangsiapa yang dikehendakiNya. Allah Maha Pengampun
dan Penyayang (27). Orang-orang beriman! Ingatlah,
orang-orang musyrik itu kotor. Sebab itu. sesudah ini,
janganlah mereka memasuki Mesjid Suci, dan kalau kamu kuatir
akan menjadi miskin, maka Tuhan dengan karuniaNya akan
memberikan kekayaan kepada kamu. Jika dikehendaki,
sesungguhnya Tuhan Maha Tahu dan Bijaksana (28). Perangilah
orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan Hari
Kemudian dan tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan
oleh Allah dan RasulNya, dan tidak pula beragama menurut
agama yang benar.yaitu orang-orang yang sudah mendapat
Al-Kitab, sampai mereka membayar jizya dengan patuh dalam
keadaan tunduk (29). Orang-orang Yahudi berkata: 'Uzair itu
putera Allah, dan orang-orang Nasrani berkata: 'Almasih itu
putera Allah,. Demikianlah kata-kata mereka, menurut mulut
mereka. Mereka meniru-niru perkataan orang-orang kafir masa
dulu. Tuhan mengutuk mereka. Bagaimana mereka sampai
dipalingkan? (30). Mereka menjadikan pendeta-pendeta dan
rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan al-Masih
putera Mariam (juga mereka pertuhan), padahal mereka
diperintahkan hanya menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Tiada
tuhan selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka
persekutukan (31). Mereka berkehendak memadamkan Nur ilahi
dengan mulut mereka. Tetapi kehendak Tuhan hanya akan
menyelesaikan pancaran cahayaNya itu, meskipun tidak disukai
orang-orang kafir (32). Dialah Yang telah mengutus RasulNya
dengan membawa Petunjuk Qur'an dan agama yang benar untuk
dimenangkanNya atas semua agama, meskipun tidak disukai oleh
orang-orang musyrik (33). Orang-orang beriman! Banyak sekali
para pendeta dan rahib-rahib memakan harta orang dengan
jalan yang batil dan mereka merintangi orang dari jalan
Allah. Dan mereka yang menimbun emas dan perak dan tidak
menafkahkannya di jalan Allah, beritahukanlah kepada mereka
adanya siksa yang pedih (34). Tatkala semuanya dipanaskan
dalam api jahanam, lalu dengan itu dahi mereka, lambung
mereka dan punggung mereka dibakar. Inilah harta-bendamu
yang kamu timbun untuk dirimu sendiri. Sebab itu, rasakan
sekarang akibat apa yang kamu timbun itu (35). Sebenarnya
bilangan bulan dalam pandangan Tuhan ialah duabelas bulan.
Demikian ditentukan Allah tatkala Ia menciptakan langit dan
bumi, diantaranya ada empat bulan suci. Itulah ketentuan
agama yang lurus. Oleh karena itu janganlah kamu menganiaya
diri kamu dalam bulan-bulan itu. Lawanlah orang-orang
musyrik itu semua, seperti mereka juga memerangi kamu semua.
Ketahuilah, Allah beserta orang-orang yang teguh bertakwa
(36).(Qur'an, 9: 1-36)
Ketika itu Ali berdiri di tengah-tengah orang yang sedang
menunaikan upacara haji di Mina. Dibacakannya kepada mereka
itu ayat-ayat Surah At-Taubah, yang di sini saya kutip
secara keseluruhan, dengan maksud seperti yang akan saya
terangkan kemudian. Selesai membaca ia berhenti sejenak,
kemudian serunya lagi kepada orang ramai itu:
"Saudara-saudara! Orang kafir tidak akan
masuk surga. Sesudah tahun ini orang musyrik tidak boleh
lagi naik haji, tidak boleh lagi bertawaf di Ka'bah dengan
telanjang. Barangsiapa terikat oleh suatu perjanjian dengan
Rasulullah s.a.w. maka itu tetap berlaku sampai pada
waktunya."
Ali menyampaikan keempat perintah itu di tengah-tengah
orang ramai, kemudian sesudah itu kepada mereka diberi waktu
empat bulan supaya masing-masing golongan itu sempat pulang
ke daerah dan negeri masing-masing. Sejak itu tiada seorang
musyrik lagi mengerjakan haji, tiada lagi orang telanjang
bertawaf di Ka'bah. Juga sejak itulah dasar tempat
berdirinya suatu negara Islam diletakkan.
Karena dasar ini pulalah maka disini saya kutip
bagian-bagian permulaan Surah At-Taubah itu secara
keseluruhan. Dengan hasrat supaya dasar itu diketahui oleh
semua orang Arab. Ali bukan saja membacakan ayat-ayat
Bara'ah (At-Taubah) itu pada musim haji saja - menurut suatu
sumber yang sudah disetujui melainkan juga sesudah itu pun
dibacakannya pula di rumah-rumah mereka - demikian
sumber-sumber lain menyebutkan. Kalau orang membaca
bagian-bagian permulaan Surat Bara'ah ini lalu diulang
membacanya dan diteliti dengan seksama, orang akan merasakan
sekali bahwa itulah dasar ideal dalam bentuk yang paling
jelas bagi setiap negara yang baru tumbuh. Turunnya Surah
Bara'ah ini secara keseluruhan ialah pada ekspedisi terakhir
yang dilakukan Nabi. Setelah penduduk Tatif datang
menyatakan diri sebagai keluarga agama baru ini, setelah
seluruh Hijaz berikut Tihama dan Najd bernaung dibawah
bendera Islam, dan setelah sebagian besar kabilah-kabilah
selatan semenanjung menyatakan diri tunduk kepada Muhammad
dan bergabung kedalam ajaran agamanya. ketika itulah tampak
hikmah sejarah turunnya ayat-ayat yang mengatur dasar negara
ideal sampai pada waktu itu. Supaya negara menjadi kuat,
maka ia harus mempunyai suatu ideologi ideal yang umum
sifatnya dapat dijadikan keyakinan masyarakat dan semua
bersedia pula membelanya dengan segala kekuatan dan
kemampuan yang ada. Dalam hal ini mana pula ada suatu
ideologi yang lebih besar daripada keimanan kepada Allah
Yang Maha Esa dan tidak bersekutu. Dan ideologi yang mana
pula yang lebih besar pengaruhnya dalam jiwa manusia
daripada suatu kesadaran bahwa ia merasa dirinya berhubungan
dengan Alam dengan segala manifestasinya yang paling tinggi.
Tak ada yang dapat menguasai dirinya selain Allah dan hanya
Allah pula dapat mengawasi hati nuraninya. Apabila ada orang
yang menentang ideologi umum yang harus menjadi dasar negara
ini, maka mereka itu ialah orang-orang fasik, orang-orang
yang mau menyebarkan benih-benih pergolakan perang saudara
dan fitnah yang merusak. Oleh karena itu, terhadap
orang-orang semacam itu tidak boleh ada suatu perjanjian.
Negara harus memerangi mereka. Kalau pembangkangan mereka
terhadap ideologi umum itu bersifat liar dan tak
terkemudikan, mereka harus diperangi sampai mereka tunduk.
Kalau pembangkangannya terhadap ideologi bersifat tidak liar
dan dapat dikendalikan - seperti halnya dengan Ahli Kitab -
maka mereka wajib membayar jizyah dengan taat dan patuh pada
peraturan yang berlaku.
Dari tinjauan kita mengenai arti
ayat-ayat Surah At-Taubah yang sudah kita baca itu, dari
segi sejarah dan sosiologi, tentu akan mengantarkan kita
pada penilaian itu juga. Dan setiap orang yang jujur dan
beritikad baik, akan kesana pula penilaiannya. Akan tetapi,
mereka yang telah memberikan tanggapan kepada Rasul dengan
cara yang sudah melampaui batas itu, akan meninggalkan
tinjauan demikian ini. Mereka akan menafsirkan ayat dalam
Surah At-Taubah yang sudah begitu jelas dan kuat itu dengan
mengatakan, bahwa hal itu akan mendorong orang jadi fanatik,
yang sudah tidak sesuai lagi dengan jiwa toleransi peradaban
dewasa ini; akan mendorong orang supaya mengejar dan
membunuh orang-orang musyrik dimana saja ada orang-orang
yang beriman - tanpa mengenal ampun dan kasihan lagi, juga
mendorong orang membuat undang-undang atas dasar tirani.
Demikian inilah kata-kata yang sering kita baca dalam
buku-buku kaum Orientalis. Kata-kata ini sangat menarik
pikiran orang yang memang belum matang dalam masalah-masalah
kritik sosial dan sejarah, dalam kalangan Muslimin sendiri
sekali pun. Kata-kata demikian itu sebenarnya sama sekali
tidak sesuai dengan kenyataan sejarah, juga tidak sesuai
dengan kenyataan sosial. Hal inilah - yang dalam penafsiran
mereka mengenai Surah At-Taubah seperti yang kita sebutkan,
dan yang serupa itu pula yang banyak terdapat dalam
surah-surah lain dalam Qur'an yang menyebabkan orang membuat
suatu penafsiran yang sama sekali tak dapat diterima oleh
logika dan kenyataan dalam sejarah Rasul, juga bertentangan
dengan rangkaian sejarah hidup Nabi Besar itu sejak ia
diutus Allah membawa agama ini sampai ia berpulang kembali
ke rahmatullah.
Untuk menjelaskan hal ini, baik juga
kalau kita bertanya mengenai dasar ideal peradaban yang
berlaku sekarang, lalu kita bandingkan dengan dasar ideal
seperti yang dibawa oleh Muhammad itu. Dasar ideal peradaban
yang berlaku dewasa ini ialah kebebasan berpikir yang tidak
terbatas, dan hanya cara menyatakannya dibatasi dengan
undang-undang. Dan kebebasan berpikir inilah yang lalu
dijadikan suatu ideologi, yang dibela orang dan bersedia ia
berkorban untuk itu. Ia berjuang dan berperang mati-matian
hendak mewujudkan hal itu, dan menganggap semua itu sebagai
kejayaan yang patut dibanggakan oleh setiap generasi, dan
dibanggakan juga terhadap masa lampau Karena itu pulalah
Orientalis-orientalis seperti yang kita sebutkan itu
berkata:
"Ajaran Islam yang hendak memerangi orang yang tidak mau
beriman kepada Tuhan dan Hari Kemudian, ialah ajaran yang
menyuruh orang jadi fanatik. Sebenarnya ini bertentangan
dengan kebebasan berpikir."
Ini suatu pemalsuan yang memalukan, apabila kita sudah
mengetahui bahwa nilai pikiran itu terletak pada ajaran dan
perbuatannya. Islam tidak menyuruh menentang orang-orang
musyrik penduduk semenanjung itu, kalau saja mereka patuh
dan tidak mengajak orang melakukan syirik dan menyuruh pula
melaksanakan upacaranya. Peradaban yang sedang berkuasa (the
ruling culture) sekarang, dalam memerangi pikiran-pikiran
yang berlawanan dengan situasi ideologi itu sudah melebihi
perlawanan kaum Muslimin terhadap orang-orang musyrik. Juga
peradaban yang berkuasa sekarang ini seribu kali lebih jahat
dibandingkan dengan jizya yang berlaku terhadap orang yang
dianggap Ahli Kitab itu.
Sengaja disini kita tidak akan mengambil
contoh kejadian dulu ketika terjadi gerakan pemberantasan
perdagangan budak-belian, sekali pun mereka yang bekerja
dalam perdagangan ini yakin sekali bahwa hal itu tidak
dilarang. Kita tidak mengambil ini sebagai contoh, supaya
jangan ada yang berkata, bahwa kita bukan tidak menyetujui
adanya perdagangan semacam itu meskipun Islam tidak menyuruh
lebih daripada memberantas apa yang tidak disetujuinya itu.
Sebaliknya Eropa sekarang, Eropa yang punya peradaban yang
sedang berkuasa itu, dengan dibantu oleh Amerika, oleh
kekuatan-kekuatan bersenjata di Asia bagian selatan dan
Timur Jauh, telah pula memerangi gerakan bolsyevisma
(komunisma), dan bersedia berperang terus mati-matian. Kami
di Mesir ini pun bersedia pula bersama-sama dengan peradaban
yang sedang berkuasa ini memerangi dan memberantas
bolsyevisma, meskipun dalam hal ini bolsyevisma tidak lebih
dari suatu gagasan ekonomi yang mau melawan gagasan lain
yang dianut oleh peradaban yang sedang berkuasa sekarang
itu. Adakah seruan Islam yang hendak memberantas orang-orang
syirik yang telah melanggar perjanjian Tuhan setelah
disahkan itu sebagai suatu seruan biadab yang menganjurkan
fanatisma dan antikebebasan? Sebaliknya seruan yang hendak
memberantas bolsyevisma yang merusak susunan masyarakat itu,
dalam peradaban yang sedang berkuasa ini dipandang sebagai
seruan yang menganjurkan kebebasan berpikir dan berideologi
dan patut dihormati?
|