Surat Menyurat
Maryam Jamilah - Maududi


Lahore, 21 Januari 1961

Saudari Marcus yth.,

Assalamu 'alaikum,

Surat anda tertanggal 5 Desember 1960 sampai di sini ketika saya telah pergi ke Saudi Arabia untuk menghadiri undangan Raja Ibnu Saud. Raja ingin mendirikan Universitas Islam di Medinah dia undang saya untuk mempersiapkan rencana tersebut. Karenanya, saya berada di luar negeri kira-kira selama satu bulan. Ketika pulang saya dapatkan surat anda beserta ketiga esai anda. Saya benar-benar tak mampu mengutarakan alangkah bahagianya saya setelah membaca surat dan esai-esai anda.

Sengaja saya tuliskan kata "Assalamu 'alaikum" di awal surat ini, yakni ucapan salam khusus untuk kaum muslimin. Alasannya ialah walaupun anda masih menimbang-nimbang untuk beralih agama, tetapi saya percaya bahwa anda sudah menjadi seorang muslimah. Seseorang yang meyakini keesaan Tuhan, dan meyakini bahwa Muhammad adalah rasulullah dan nabi-Nya yang terakhir, al-Qur'an adalah Kitab-Nya dan juga beriman kepada Hari Akhir, maka ia adalah seorang muslim yang sebenarnya, baik ia dilahirkan sebagai Yahudi, Kristen maupun dari keluarga yang menyembah berhala.

Gagasan-gagasan anda telah menjadi saksi atas kenyataan bahwa anda beriman terhadap kebenaran-kebenaran yang telah disebutkan di atas. Karenanya, saya pandang anda sebagai seorang muslimah dan sebagai saudara saya seiman. Tidak diperlukan upacara baptis di hadapan pendeta atau yang semacamnya bila seseorang hendak memeluk agama Islam.

Bila anda yakin terhadap kebenaran Islam, maka anda hanya perlu menegaskan dengan sungguh-sungguh bahwa "Tak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah rasul-Nya". Kemudian hendaknya anda ganti nama dengan nama Islam (seperti Aisyah atau Fatimah) lalu membuat pengumuman tentang nama dan agama anda, sehingga dunia Islam secara luas mengetahui bahwa anda adalah anggota persaudaraan Islam. Kemudian anda harus mulai menegakkan shalat wajib lima kali sehari semalam dan menaati perintah-perintah Islam yang lain dengan sabar.

Saya dapati anda telah berada di ambang pintu Islam dan dengan satu langkah pasti lagi anda sudah akan termasuk dalam kelompok orang-orang beriman. Saya pikir langkah terakhir ini akan merupakan puncak yang logis dan wajar dari gagasan-gagasan anda.

Pembantu pribadi saya telah mengirimkan beberapa brosur kepada anda, termasuk yang anda minta. Sebagai tambahan, saya kirimkan pula buku-buku saya. Ketika saya baca artikel-artikel anda, saya merasa seolah-olah sedang membaca gagasan-gagasan saya sendiri. Saya berharap anda rasakan hal yang sama bila anda baca karya-karya saya. Walaupun kenyataannya kita belum saling berkenalan, namun rasa simpati dan kesatuan pemikiran kita adalah hasil langsung dari kenyataan bahwa kita telah memperoleh ilham dari satu sumber yang sama.

Orang-orang Islam kebarat-baratan yang kekurangan semangat Islamnya yang anda sesali itu, adalah hasil terjelek daripada penjajahan barat atas negara-negara Islam. Pukulan yang terberat yang telah ditimpakan oleh penjajahan atas kita bukanlah di lapangan politik ataupun ekonomi, melainkan di bidang pemikiran dan semangat. Imperialisme ini telah menghasilkan banyak budak secara mental, yang bahkan setelah kemerdekaan, masih tetap tunduk pada Barat dan dengan setia mengikuti langkah majikan terdahulu mereka. Dari sudut pandangan inilah saya pikir perang kemerdekaan belum lagi selesai, karena kita masih harus menjalani perang yang panjang melawan orang asing dalam negeri seperti itu.

Dan sekarang saya tak tahan untuk tidak mengungkapkan rasa takjub saya mengenai satu hal. Saya ingin tahu dengan persis bagaimana dan di mana seorang gadis Amerika dapat sampai pada konsepsi Islam yang murni lagi cemerlang seperti itu. Dapatkah anda sisihkan waktu untuk menulis cerita singkat tentang evolusi mental anda, dan mengirimkannya kepada saya? Saya benar-benar dapat mengerti perasaan kesendirian anda karena ketiadaan masyarakat Islam di lingkungan anda. Tentu hal ini adalah penderitaan yang paling berat bagi seorang muslimah yang hidup di negara non-muslim. Tetapi tentu dapat merupakan suatu pelipur bagi anda memahami bahwa di dunia kini tiap orang Islam sejati sama berbagi kepedihan dan keterasingan bersama anda, walaupun mungkin pada tingkat yang lebih ringan atau dalam bentuk lain.

Kapan saja anda mengunjungi Pakistan, saya akan berbahagia sekali jika bisa bertemu dengan anda dan mengelu-elu anda sebagai tamu saya. Alangkah gembiranya saya beserta seluruh keluarga bila anda dapat datang dan bersama kami melaksanakan puasa bulan Ramadhan (yang tahun ini akan jatuh pada 17 Februari s/d 18 Maret). Saya berada di Lahore hingga akhir bulan Maret, setelah itu saya hendak melawat ke beberapa negara di benua Afrika untuk mengorganisasikan da'wah Islam di sana, Insyaallah. Saya akan kembali berada di Lahore akhir bulan Mei. Saya rencanakan untuk tetap tinggal di Lahore hingga akhir tahun, karenanya, kapan saja anda datang, anda dapat temui saya di rumah.

Saudaramu Seagama,
Abul A'la


Surat Menyurat Maryam Jamilah Maududi
Judul Asli: Correspondence between Maulana Maudoodi and Maryam Jameelah
Terbitan Mohammad Yusuf Khan, Lahore, 1978
Penterjemah: Fathul Uman
Penyunting: Haidar Bagir
Penerbit Mizan, Jln. Dipati Ukur No. 45, Bandung 40124
Cetakan 1, 1403H, 1983M
Telp.(022) 83196
dikumpulkan dari posting sdr Hamzah (hamzahtd@mweb.co.id) di milis is-lam@isnet.org

Indeks artikel kelompok ini | Disclaimer
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Dirancang oleh MEDIA, 1997-2001.
Hak cipta © dicadangkan.