Maryam Jamilah - Maududi |
|
New York, 9 Oktober 1961Maulana Maududi yth., Assalamu'alaikum, Terima kasih atas surat anda tertanggal 29 September. Setiap Jum'at siang saya kunjungi Perkumpulan Mahasiswa Islam di Universitas Columbia untuk shalat Jum'at. Setiap minggu, mahasiswa-mahasiswa di sana secara bergantian menyampaikan khutbahnya dan menjadi imam-shalat. Karena saya seorang wanita, maka saya tidak diperkenankan untuk menyampaikan khutbah sendiri, sehingga ketika tiba giliran saya, seorang mahasiswa dari Republik Persatuan Arab (Mesir) menawarkan diri untuk menyampaikan khutbah atas nama saya. Khutbah saya yang berjudul "Dapatkah Islam Dirujukkan dengan Semangat Abad Duapuluh?" menganalisa tujuh usulan yang paling penting untuk "memodernkan" Islam, sebagaimana berulangkali digembar-gemborkan oleh orang-orang progresif, yakni:
Dalam khutbah tersebut saya tunjukkan betapa jika setiap usulan ini ditelusur hingga kesimpulan logisnya, tampak hal itu akan membawa kehancuran total atas peradaban Islam. Meskipun demikian, para mahasiswa itu dengan berang menolaknya. Mereka katakan kepada saya bahwa segera setelah mereka selesaikan studi mereka di Amerika dan pulang ke negeri masing-masing, mereka akan berusaha sekuat tenaga untuk menerapkan pembaharuan-pembaharuan ini. Seorang mahasiswa dari Afghanistan meyakinkan saya bahwa yang paling dibutuhkan oleh negaranya adalah juga seorang Ataturk. Sebagian besar mahasiswa Islam yang saya jumpai berpendapat seperti ini. Harus saya akui bahwa hal ini kadang-kadang membuat saya murung. Terlampir bersama surat ini teks khutbah saya. [Lihatlah esai saya Dapatkah Islam Dirujukkan dengan Semangat Abad-Duapuluh? dalam buku saya Islam versus Barat.] Bagaimana pendapat anda? Saudaramu dalam Islam, |
|
Indeks artikel kelompok ini | Disclaimer ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Dirancang oleh MEDIA,
1997-2001. |