|
Kata Pengantar
Al-Ustadh Ibrahim Ahmad Bawani
Orang tidak perlu memiliki kecerdasan yang luar biasa
untuk mengetahui bahwa dunia luar Islam, pada waktu ini
telah lebih maju dari dunia Islam, karena mereka telah
bekerja lebih bersemangat dan lebih efisien dari pada dunia
Islam. Mereka telah mampu menggali sumber-sumber kekayaan
alam dan menggunakannya dalam memenuhi kebutuhan ummat
manusia, dengan cara yang tidak pernah dimimpikan oleh
orang-orang yang terdahulu. Merekapun telah pula dapat
memberantas sebagian besar dari tiga kelompok "musuh", yaitu
kemiskinan, penyakit dan kebodohan. Mereka telah dapat
mencapai puncak kehidupan dengan langkah-langkah yang
menggetarkan.
Akan tetapi, apakah kemajuan dunia modern sekarang ini
mampu menempatkan manusia di atas jalan kehidupan yang
sempurna? Dan apakah dunia modern telah berhasil menolong
ummat manusia untuk dapat mencapai tujuan hidupnya yang
sebenarnya? Apakah dunia modern telah berhasil mendatangkan
kesejahteraan dan kebahagiaan yang telah lama didambakan
oleh hati nurani ummat manusia dari abad ke abad? Apakah
dunia modern mampu mengangkat derajat ummat manusia,
sehingga lebih terjamin kebutuhan hidupnya, lebih baik
keadaannya dan lebih halus perasaannya? Dan apakah dunia
modern berhasil mengangkat derajat ummat manusia dari lembah
kehidupan hewan?
Memang ada segelintir orang penduduk dunia Islam yang
berhubungan dengan dunia Barat, boleh jadi karena letaknya
yang jauh atau karena pandangan yang keliru, terpengaruh
jalan pikiran lama dan perasaan rendah diri, telah merasa
silau dengan cemerlangnya kemajuan dunia Barat. Yang lebih
mengherankan ialah pandangan sebagian mereka, seolah-olah
itulah puncak kemajuan yang mungkin dapat dicapai oleh
uniniat manusia. Pandangan yang keliru itulah yang telah
menyebabkan mereka kehilangan keyakinan atas agama mereka
dan dasar-dasar ajarannya. Dan timbullah di kalangan mereka
kata-kata sanjungan yang membabi-buta terhadap segala apa
yang datang dari dunia Barat, sekaligus mengkesampingkan
cara hidup yang nampak tidak cocok dengan cara hidup orang
Barat. Mereka mengira bahwa agama merekalah yang telah
menyebabkan kemunduran, tidak mengikuti kemajuan zaman.
Agama, menurut pandangan mereka yang menganggap dirinya
intelek, adalah sekumpulan dogma yang tidak masuk akal dan
takhayul. Sebaliknya, mereka memandang kemajuan Barat itu
sebagai hasil kemajuan akal pikiran, tanpa mereka sendiri
menggunakan otaknya untuk membedakan mana yang baik dan mana
yang buruk.
Kalau saja ada di antara mereka, orang yang mau berpikir
tentang persoalan yang sebenarnya, pastilah dia menyadari
bahwa pendapat sedemikian itu, biarpun umpamanya cocok
dengan agama lain, namun tidak cocok dengan agama Islam yang
telah dibina di atas pikiran yang sehat dan murni. Kenyataan
membuktikan bahwa revolusi yang dicetuskan oleh Rasulullah
s.a.w. dalam sejarah berpikir keagamaan telah dimenangkannya
bukan dengan cara-cara yang ajaib, akan tetapi dengan
keterangan-keterangan yang rasional meyakinkan. Al-Qur'an
tidak membiarkan otak manusia menjadi beku dan lumpuh,
bahkan Al-Qur'an menunjukkan jalan ke arah pandangan yang
luas dalam cara berpikir. Kalau saja manusia mau,
membebaskan akal pikirannya dari belenggu hawa nafsu,
niscayalah dengan petunjuk Allah dia akan sampai kepada
kenyataan alam yang telah dipersiapkan untuk membuktikan
kebenaran yang dicarinya. Sebab segala yang ada di alam raya
ini, pergantian siang dan malam, keajaiban langit dan bumi
yang tersusun dan teratur rapi mempersonakan, semua itu
menunjukkan bahwa kejadian alam semesta ini bukan hal yang
kebetulan, tapi atas kehendak Allah Yang Maha Suci.
Sedangkan akal manusia yang dapat mencapai pengertian yang
sebenarnya, hanyalah akal yang murni dan suci, bukan akal
yang diliputi nafsu kehewanan yang rendah. Sungguh
kebudayaan sekarang ini berbahaya bagi kemanusiaan;
kebudayaan yang membiarkan ummat manusia berpikir secara
bebas mencari kebenaran, suatu bahaya yang merusak dan
menyesatkan, malah menyebabkan alam pikiran manusia tunduk
kepada nafsu-nafsu kehewanan.
Kemajuan dunia modern tidak mau ambil pusing terhadap
segala sesuatu yang akan membawa akibat buruk. Papan-papan
reklame yang terpancang di sepanjang jalan, penuh dengan
tulisan-tulisan yang dilihat secara moral adalah rendah dan
murah. Film-film yang memperlihatkan permainan cinta
gila-gilaan, hubungan bebas antara pria dan wanita,
taman-taman ria dengan dekorasi yang mempersonakan penuh
dengan adegan-adegan tari yang membangkitkan birahi, dimana
penari-penari wanita mempertontonkan tubuhnya yang
telanjang, dengan cara menanggalkan pakaian secara
berangsur-angsur di muka para penonton.
Pertunjukan-pertunjukan semacam itu banyak, bertebaran di
tempat-tempat hiburan dunia modern, yang kesemuanya
mengakibatkan berkecamuknya wabah hubungan bebas antara dua
jenis kelamin.
Dalam suasana yang penuh dengan nafsu kehewanan itu,
boleh dikatakan tidak mungkin dapat diharapkan ada pemikiran
yang bebas dari pengaruh buruk, dan tidak nanti mereka mampu
menggunakan pikiran yang sesuai dengan panggilan hati nurani
yang dianugerahkan Tuhan. Akan tetapi di balik itu ternyata
masih saja ada segolongan manusia yang tetap mau mendengar
panggilan akalnya yang sehat dan hati nuraninya yang murni.
Mereka memuja ketangkasan berpikir yang memungkinkan mereka
dapat menemukan kebenaran di tengah-tengah suasana kehidupan
modern yang nampak gemerlapan ini. Mereka hidup bukan dalam
lingkungan Islam, di mana Islam serta ajarannya merupakan
hal yang sangat asing. Akan tetapi mereka terhindar dari
pengaruh kehidupan modern a la Barat yang telah menyebabkan
banyak orang-orang kita sendiri teperdaya. Sedangkan mereka
telah berhasil mendapatkan jalan keluar dari kegelisahan
jiwa; mereka telah dapat menemukan jalan yang lurus, yaitu
Islam!
Berhubung dengan itulah, maka buku ini diterbitkan dengan
harapan dapat membantu mereka yang sungguh-sungguh berusaha
mencari kebenaran.
24 Pebruari 1961
|