| |
|
MUKJIZAT-MUKJIZAT NABAWIAH, PENDAPAT DIANTARA ORANG-ORANG YANG KETERLALUAN DAN CEROBOH Dr. Yusuf Al-Qardhawi (2/2) Menurut pendapat saya, yang mendorong untuk mengambil sikap tersebut ada dua perkara: 1. Terpukaunya manusia di zaman kita ini oleh berbagai ilmu pengetahuan (sains) yang berdiri diatas kenyataan, sebab-sebab dan keharusan pengaruhnya pada musababnya, sehingga sebagian orang mengira bahwa kelaziman akal tidak dapat luput dalam suatu keadaan. Maka, api harus membakar, pisau harus memotong, benda mati tidak mungkin berubah menjadi hewan, dan orang meninggal tidak mungkin dapat hidup kembali. 2. Sifat berlebihan pada jenis pertama dalam menetapkan peristiwa-peristiwa luar biasa sebagaimana perkara hak dan batil, hingga nyaris membatalkan hukum sebab-sebab dan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan Allah bagi alam semesta ini. Ketiga: Pendapat pertengahan antara orang-orang yang berlebih-lebihan dalam mempercayai dan keterlaluan dalam mengingkari. Ia adalah pendapat yang saya kuatkan dan saya ikuti. Kesimpulan Pendapat Ini: 1. Al-Qur'anul Karim adalah tanda terbesar dan mukjizat pertama dari Rasulullah Muhammad saw. dan Al-Qur'an merupakan tantangan bagi ahli-ahli sastra bahasa Arab khususnya dan bagi seluruh manusia umumnya. Dengan Al-Qur'an, kenabian Muhammad memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan dengan kenabian-kenabian sebelumnya. Dalil atas kenabiannya yang benar adalah obyek risalahnya itu. Ia adalah Kitab yang merupakan mukjizat yang mengandung hidayat dan ilmu-ilmunya, keindahan lafal dan maknanya serta penjelasan hal yang gaib di masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang. 2. Allah Ta'ala memuliakan penutup Rasul-rasul-Nya dengan tanda dan peristiwa luar biasa yang nyata dan bermacam-macam. Tetapi Allah tidak memaksudkan semua itu sebagai tantangan, yakni untuk menegakkan hujjah atas kenabian dan risalahnya yang benar, melainkan sebagai penghormatan atau rahmat dari Allah dan kekuatan baginya serta pemeliharaan terhadapnya bersama-sama orang-orang yang beriman dengannya, jika dalam keadaan sulit. Oleh karena itu, peristiwa-peristiwa luar biasa itu tidak terjadi untuk memenuhi permintaan orang-orang kafir, bahkan sebagai rahmat dan kemuliaan dari Allah bagi Rasul-Nya dan kaum Mukmin. Dalam hal itu, misalnya peristiwa Isra' yang telah disebutkan dengan jelas dalam Al-Qur'an; dan Mi'raj yang diisyaratkan oleh Al-Qur'an dan disebutkan dalam hadis-hadis yang shahih. Turunnya para malaikat untuk mengukuhkan dan membela orang-orang yang beriman di Perang Badar, turunnya hujan untuk memberi minum dan membersihkan mereka, mengukuhkan kaki mereka pada saat hal itu tidak dialami oleh kaum musyrikin, padahal mereka berada di dekat kaum Muslimin. Perlindungan Allah terhadap Rasul-Nya dan sahabatnya di dalam gua ketika hijrah, dan meskipun kaum musyrikin menemukan tempat itu, sehingga andaikata salah seorang dari mereka melihat ke bawah, tentulah kedua orang itu akan terlihat, dan lain-lain yang tercantum dalam nash Al-Qur'an. Juga yang sama dengan peristiwa itu adalah rasa kenyang sejumlah besar kaum Muslimin oleh makanan yang hanya sedikit ketika perang Ahzab dan Tabuk. 3. Sesungguhnya kami tidak menetapkan peristiwa-peristiwa luar biasa semacam ini, kecuali yang telah dinashkan dalam Al-Qur'an atau disebutkan dalam Sunnah yang shahih. Adapun yang selain itu dan memenuhi kitab-kitab, maka kami tidak menerimanya dan tidak memperhatikannya . Di antara hadis-hadis shahih dan kuat, ialah: 3.1. Hadis yang diriwayatkan oleh sekelompok sahabat tentang "rintihan batang kurma" di atas ketika Nabi saw. pertama kali berkhutbah. Tatkala dibuatkan mimbar baginya dan beliau berdiri diatasnya untuk berkhutbah, terdengarlah suara dari batang kurma, seperti induk unta yang meratapi anaknya. Kemudian Nabi saw. menghampiri dan mengusapkan tangannya pada pohon itu. Maka, batang kurma itu pun terdiam. Berkata Al-Allamah Tajuddin As-Subki: "Rintihan batang kurma adalah mutawatir, karena ia diriwayatkan oleh sekelompok sahabat, hingga sekitar 20 orang dan banyak perawi yang shahih, sehingga memastikan terjadinya." Begitu pula Qadli Iyadl berkata dalam Asy-Syifa': "Hadis itu mutawatir." 3.2. Hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan Ashabus Sunan lainnya dari sekelompok sahabat mengenai "pengadaan air yang banyak dengan cara yang tidak biasa dilakukan." Hal itu dilakukan dalam peperangan-peperangan dan perjalanan-perjalanan Nabi saw, misalnya pada perang Hudaibiyah, Tabuk dan lainnya. Diriwayatkan oleh Syaikhan, dari Anas bahwa Nabi saw. dan para sahabatnya berada di Zaura', lalu ia menyuruh mengambil segelas air. Kemudian beliau mencelupkan telapak tangannya ke dalam gelas, lalu air terus rnemancar dari celah-celah jari dan ujung-ujung jarinya. Kemudian para sahabat Nabi saw. berwudhu dengan air itu. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari, dari Al-Barra' bin Azib bahwa mereka berada bersama 1400 orang pada hari Hudaibiyah dan mereka menguras sumur Hudaibiyah tanpa meninggalkan setetes pun di dalamnya. Kemudian Nabi saw. mendengar hal itu dan menghampirinya. Beliau duduk di atas tepinya, kemudian menyuruh mengambil sebuah bejana berisi air, lalu berwudhu. Setelah itu, beliau berkumur dan berdoa, lalu menyemburkannya ke dalam sumur itu. Al-Barra, berkata, "Kemudian kami meninggalkannya tidak begitu jauh. Maka keluarlah air dari sumur itu yang mencukupi dan mengenyangkan ternak-ternak kami serta para pengendaranya." Banyak sekali hadis yang diriwayatkan mengenai "mengalirnya air" sebagai mukjizat Rasulullah saw. dengan riwayat yang shahih. 3.3. Riwayat-riwayat yang ada dalam kitab-kitab Sunnah berupa pengabulan Allah Ta'ala terhadap doa Nabi saw. di tempat-tempat yang tidak terbilang banyaknya, misalnya untuk menurunkan hujan, ketika perang Badar agar diberi kemenangan, bagi Ibnu Abbas agar diberi kepandaian dalam ilmu agama, bagi Anas agar diberi anak yang banyak dan umur panjang, bagi sebagian orang yang mengganggunya dan sebagainya. 3.4. Kabar-kabar yang shahih tentang kejadian-kejadian yang bakal terjadi, sebagaimana diberitahukan oleh Rasulullah saw. sebagian di masa hidupnya dan sebagian sesudah wafatnya, misalnya penakluk negeri Yaman, Basrah dan Persia. Sabda Nabi saw.: "Engkau akan dibunuh oleh golongan yang zalim." Sabda Nabi saw. Tentang Al-Hasan: "Sesungguhnya putraku ini adalah pemimpin dan dengan lantaran Allah akan mendamaikan antara dua golongan dari kaum Muslimim." "Pemberitahuannya tentang penaklukan Konstantinople dan lainnya." 4. Adapun peristiwa-peristiwa luar biasa dan mukjizat- mukjizat yang yang tidak sah riwayatnya, maka kami tidak membenarkan dan mengesampingkannya, meskipun tersiar di antara ummat Muslim. Kami anggap cukup disini mengenai riwayat, bahwa ketika Nabi saw. bersembunyi di dalam gua sewaktu hijrah ke Madinah, datang dua ekor merpati bertelur di mulut gua di samping sebatang pohon yang tumbuh, lalu menutupi pintu masuk gua. Kisah ini tidak tercantum dalam hadis shahih, hasan maupun dhaif. Adapun pembuatan sarang laba-laba di gua, maka terdapat riwayat mengenai itu yang dinilai hasan oleh sebagian ulama dan dinilai lemah oleh sebagian lainnya. Pada lahirnya, Al-Qur'an menunjukkan bahwa Allah Ta'ala menolong Rasul-Nya ketika hijrah dengan pasukan yang tidak terlihat. Firman Allah swt.: "Maka Allah menurunkan ketenanganNya kepada (Muhammad) dan menolongnya dengan pasukan yang tidak dapat kamu lihat." (Q.s. At-Taubah: 40). Laba-laba dan merpati adalah pasukan yang terlihat dan tiada keraguan bahwa pertolongan dengan pasukan yang tidak terlihat dan tidak tersentuh lebih menunjukkan kekuasaan Ilahi dan kelemahan manusia. Peristiwa-peristiwa luar biasa ini tersiar diantara mayoritas Muslimin disebabkan adanya puji-pujian Nabawi dari para ulama periode belakangan, khususnya "Burdah" oleh Al-Bushiri vang mengatakan: Mereka mengira merpati tidak bertelur dan aba-laba tidak bersarang untuk melindungi sebaik-baik mahluk Perlindungan.Allah sudah mencukupi tanpa baju besi berlapis maupun benteng yang tinggi. Inilah sikap kami terhadap peristiwa-peristiwa luar biasa dan mukjizat-mukjizat Nabawi yang dinisbatkan kepada Nabi saw. Wabillaahit Taufiq. (Bagian 1/2) --------------------------------------------------- FATAWA QARDHAWI, Permasalahan, Pemecahan dan Hikmah Dr. Yusuf Al-Qardhawi Penerbit Risalah Gusti Cetakan Kedua, 1996 Jln. Ikan Mungging XIII/1 Telp./Fax. (031) 339440 Surabaya 60177 |
|
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota |