|
|
From: T. Djamaluddin [t_djamal@hotmail.com] Sent: 22 Mei 2003 20:58 To: mus-lim@isnet.org Subject: [mus-lim] Harapan Hisab Rukyat bersatu Assalamu'alaikum wr. wb., Bulan Februari 2003 saya kirimkan surat ke Ormas-ormas Islam yang ditembuskan ke Depag RI tentang Agenda 1424 Mencari Titik Temu (alhamdulillah ada yang mengarsipkan [warga mus-lim@Isnet?] di http://dhani.singcat.com/refleksi/2003_03_01_archive.php). Rupanya hal itu juga menjadi agenda Balitbang Agama Depag RI yang direalisasikan dalam seminar nasional Hisab Rukyat di Jakarta 20 - 22 Mei kemarin. Saya termasuk pembicara membawakan makalah "Hisab dan Rukyat bisakah bepadu?" Juga hadir sebagai pembicara wakil Depag, MUI, PBNU, dan PP Muhammadiyah sebagai pihak-pihak pemegang kunci untuk mencari titik temu. Alhamdulilah, semua pembicara telah membuka diri untuk mencari titik temu, yang mengarah pada perumusan kriteria baru yang menyatukan hisab dan rukyat. Maka, saya menjadi mudah untuk mengusulkan perubahan paradigma dari "perdebatan metode yang paling baik dan sahih dengan upaya saling memahami" (seperti terjadi saat ini masing-masing mempertahankan hisab atau rukyat yang dianggapnya paling baik dan kalau terjadi perbedaan upayanya sekadar seruan untuk saling memahami dan menghargai) menjadi "pencarian kriteria bersama untuk metode yang berbeda dengan upaya saling mengisi" (nantinya semua pihak akan berupaya mencari rumusan titik temu kriteria baru yang berlaku bagi hisab maupun rukyat, sehingga masing-masing pihak saling mengisi memperkuat kriteria tersebut). Insya Allah saat Temu Kerja Badan Hisab Rukyat 26 - 28 Mei, akan saya usulkan untuk memulai membuat kerangka dasar titik temu kriteria tersebut. Konsepnya sedang saya susun, berupa kriteria visibilitas hilal yang menyempurnakan kriteria imkanurrukat yang digunakan NU dan meningkatkan kriteria wujudul hilal yang digunakan Muhammadiyah. Masa tenang 2003 - 2006 (secara natural, konfigurasi bulan dan matahari tidak memunculkan potensi perbedaan) akan dimanfaatkan untuk mematangkan konsep ini sehingga pada masa kritis 2007-2008 (konfigurasi matahari-bulan potensial memunculkan perbedaan) perbedaan hari raya dapat dihilangkan. Hal lain yang mendukung, Lajnah Falakiyah PBNU akan membawa masalah penyatuan ini pada Muktamar 2004 dan Majelis Tarjih Muhammadiyah sedang giat mengadakan diskusi-diskusi yang puncaknya Oktober 2003 yang bisa memasukkan masalah penyatuan dalam agendanya untuk kemudian bisa matang menjadi keputusan muktamar berikutnya (2004/2005?). Kita doakan saja, rumusan seminar kemarin benar-benar dapat ditindaklanjuti dengan sosialisasi di PBNU Jakarta, di PP Muhammadiyah Yogyakarta, dan di daerah-daerah lainnya untuk memberikan kesadaran bersama untuk menuju titik temu. Saya optimis: satu langkah lagi kita bisa bersatu. Wassalamu'alaikum wr. wb., |
|
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Dirancang oleh MEDIA,
1997-2002. |