| |
24. Sejauh mana kita boleh menganggap bahwa kisah-kisah Kitab Suci tidak benar-benar terjadi? Bagi saya tidak ada masalah bahwa dunia tidak diciptakan dalam enam hari dan kehidupan berkembang secara evolutif. Akan tetapi bagaimana tentang Adam dan Hawa? Menurut pastor, saya harus percaya bahwa mereka sungguh-sungguh pernah ada. JAWABAN RAYMOND E. BROWN, S.S.: Mungkin baik bahwa pastor anda mengatakan hal seperti itu. Waktu saya masih di Seminari saya pun diajar secara sangat harafiah mengenai keberadaan Adam dan Hawa. Sebagian itu karena pengaruh Komisi Kitab Suci Kepausan yang menyatakan bahwa bagian-bagian tertentu kisah Kejadian harus dimengerti secara harafiah, termasuk pemunculan setan dalam bentuk seekor ular. Kita diajar harus menerima bahwa wanita pertama dibentuk dari pria pertama, ada kesatuan seluruh manusia dalam arti semua manusia adalah keturunan dari pasangan pertama itu. Mungkin pastor anda hasil didikan sebelum tahun 50-an, karena memang begitulah yang diajarkan kepadanya. Akan tetapi pada tahun 1955 Sekretaris Komisi Kitab Suci Kepausan menyatakan bahwa orang Katolik kini bebas menanggapi pernyataan Komisi yang dikeluarkan sebelumnya, kecuali yang menyangkut soal iman dan susila. Akan tetapi mengenai Adam dan Hawa malah semakin rumit karena dikeluarkannya ensiklik Humani Generis oleh Paus Pius XII pada tahun 1950. Beliau menyinggung teori polygenisme (manusia yang sekarang hidup di muka bumi berasal dari banyak pasangan keluarga) dan mengatakan "Sama sekali tidak jelas bagaimana mungkin pendapat semacam itu bisa didamaikan" dengan apa yang telah diajarkan sehubungan dengan dosa asal. Ada yang menafsirkan hal itu sebagai kutukan atas teori polygenisme, tetapi bukan itu yang dinyatakan. Banyak teolog berpikir bahwa adanya banyak pasangan nenek moyang bisa didamaikan dengan ajaran tentang dosa asal, bahkan dengan pandangan Paulus mengenai dosa yang masuk ke dunia lewat satu orang (Rm 5). Mengherankan situasi ilmiah telah bergeser. Kalau pada tahun 1950-an kebanyakan ilmuwan mendukung teori polygenisme, kini penemuan genetik tampaknya menyarankan bahwa manusia berasal dari sepasang nenek moyang. Gagasan tentang ada berapa pasang nenek moyang, sebagian adalah isyu ilmiah. Maka kalau kita membicarakannya dalam rangka religius, kita harus waspada supaya tidak memihak kepada salah satu pendapat yang belum terbukti. Maksud religius asli dalam kisah Adam dan Hawa adalah bahwa entah satu atau banyak pasang nenek moyang, mereka semua diciptakan oleh Tuhan. Tuhanlah yang meniupkan roh kehidupan ke dalam diri mereka. Lebih jauh lagi, mereka diciptakan baik, bukan jahat. Bahkan kita pun juga diciptakan baik bukan jahat. Namun dalam kemanusiaan ada kecenderungan dasar dosa, yang melebihi dosa pribadi yang kita lakukan. Kecenderungan ke arah yang jahat ini merupakan bagian dari kehancuran yang dibawa oleh manusia kedalam dunia, bukan pemberian dari Allah. Dengan begitu kita tetap menjaga inti konsep dosa asal. Kita juga bisa merasakan betapa bagusnya kisah sederhana Kitab Suci tentang Adam dan Hawa menyampaikan gagasan tentang dosa dan asal-usulnya. Kiranya tidak ada cerita modern yang bisa menggantikannya. Ada jalan tengah antara pendapat pastor anda yang menekankan kesejarahan kisah Adam dan Hawa dengan pernyataan, "Adam dan Hawa tidak pernah ada," yang merusak dan tidak tepat. ---------------------------------- 101 Tanya-Jawab Tentang Kitab Suci Raymond E. Brown, S.S. Cetakan kedua: 1995 Penerbit Kanisius Jln. Cempaka 9, Deresan, Yogyakarta 55281 Telp.(0274) 588783, 565996, Fax.(0274) 563349 Kotak Pos 1125/Yk, Yogyakarta 55011 ISBN 979-497-261-4 | |
|
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota |