| |
PENYELIDIKAN TENTANG ALKITAB 28. Saya perhatikan bahwa Romo dan beberapa ahli sering menggunakan kata atau istilah "kritik Kitab Suci." Apa yang anda maksudkan dengan itu? JAWABAN RAYMOND E. BROWN, S.S.: Dalam beberapa hal istilah itu kurang menguntungkan. Biasanya 'kritik' mengandung penilaian negatif dan tentu saja yang kita maksudkan bukanlah sikap negatif terhadap Kitab Suci. Menurut maksud yang kurang biasa, kritik mengandaikan pembacaan dan analisis yang seksama atas suatu karya. Misalnya saja koran memuat kritik film atau buku. Biasanya penilaian mereka terhadap film atau buku tertentu sangat menguntungkan. Kendati demikian, ia tetap merupakan suatu penilaian yang memperhitungkan berbagai aspek. Dalam hal Kitab Suci, ada banyak bentuk kritik. Misalnya, yang memandang Kitab Suci sebagai karya sastra. Di situ teknik-teknik yang dipakai oleh pengarang untuk menyampaikan pesan kepada para pembaca dipelajari. Bagus atau tidak, benar atau salah para pengarang menggunakan teknik-teknik tertentu. Bagaimana tokoh-tokoh dalam perumpamaan ditampilkan. Semua itu dipelajari dalam kritik Kitab Suci. Jenis lain dari kritik Kitab Suci adalah kritik kanonik. Masing-masing kitab dalam Kitab Suci adalah bagian dari suatu kanon, yaitu suatu koleksi yang lebih besar yang diakui atau diterima oleh Gereja. Koleksi ini mencakup baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Bagaimana tulisan pengarang abad ke enam sebelum M bisa berkaitan dengan tulisan-tulisan sebelumnya atau sesudahnya? Lebih jauh lagi, bagaimana tulisan itu bisa berhubungan dengan Perjanjian Baru yang mewartakan iman kepada Yesus Kristus? Bagaimana tulisan Paulus yang dalam hal tertentu mempunyai pandangan lain, bisa disatukan. Bandingkan saja antara Rm 3:28 dan Yak 2:24.26 misalnya. Di antara banyak bentuk kritik Kitab Suci yang ada, saya baru menyebut dua. Kalau para ahli berbicara tentang kritik Kitab Suci, biasanya yang mereka maksudkan adalah kritik historis. Selanjutnya buku ini juga memaksudkan itu. Kritik ini mencakup pengetahuan tentang siapa pengarang suatu kitab, kapan dan dalam situasi apa kitab ditulis, serta mengenai pembaca atau pendengar yang menjadi sasaran tulisannya. Kritik ini pun membicarakan sifat suatu tulisan. Dengan kata lain, kritik historis menyelidiki Kitab Suci seperti menyelidiki kitab-kitab lain, mencari pesan apa yang mau disampaikan dalam buku itu. Di balik ini semua, ada keyakinan bahwa inspirasi ilahi tidak menyebabkan pandangan dan konteks manusiawi tak berarti. Tuhan memang maha tahu, tetapi pengarang Kitab Suci tidak. Karena itu kata-kata Kitab Suci bukanlah jawaban atas segala persoalan hidup manusia. ---------------------------------- 101 Tanya-Jawab Tentang Kitab Suci Raymond E. Brown, S.S. Cetakan kedua: 1995 Penerbit Kanisius Jln. Cempaka 9, Deresan, Yogyakarta 55281 Telp.(0274) 588783, 565996, Fax.(0274) 563349 Kotak Pos 1125/Yk, Yogyakarta 55011 ISBN 979-497-261-4 | |
|
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota |