|
|
![]()
|
30. Mengingat jawaban pada nomor 29, apa sebenarnya
yang menjadi pesan kitab Apokalips atau Wahyu?
JAWABAN RAYMOND E. BROWN, S.S.: Saya senang bahwa anda
memakai kedua istilah yang dikenakan pada kitab itu. Nama
'apokalips' berasal dari bahasa Yunani apokalypsis, yang
berarti penyingkapan (selubung). Sedangkan nama "Wahyu"
adalah terjemahan dari bahasa Latin revelatio yang juga
berarti penyingkapan. Dengan menyebut kedua nama itu, tampak
bahwa anda sudah mempunyai pengetahuan tertentu tentang hal
yang sampai sekarang masih tersembunyi.
Anda bertanya soal pesan. Saya justru akan mulai dengan yang
pasti bukan pesan. Hendaknya kita tidak beranggapan bahwa
penulis kitab Wahyu mendapat ilham istimewa sehingga
mengetahui apa yang akan terjadi di masa mendatang. Jadi
sia-sialah kalau berdasarkan kitab ini orang berspekulasi
tentang berapa lama lagi dunia akan bertahan, kapan Kristus
akan kembali, atau kapan kira-kira kiamat akan terjadi.
Kendati demikian, spekulasi-spekulasi seperti itu memang
telah mempesona selama dua ribu tahun. Ada saja orang yang
mengatakan bahwa kiamat sudah dekat, karena mereka merasa
memahami pesan-pesan angka Wahyu. Interpretasi seperti ini
pasti keliru, nyatanya sampai sekarang dunia masih ada.
Inti pesan kitab Wahyu adalah harapan dimasa penindasan.
Penulis melalui bahasa lambang, menggambarkan zamannya
sebagai zaman yang penuh kesengsaraan dan penderitaan akibat
ulah si jahat. Ia ingin meyakinkan pembacanya bahwa Tuhan
tetap menguasai keadaan. Dan itu dilukiskannya dengan
menggunakan gambaran buku surgawi yang di dalamnya telah
tertulis segala hal, atau periode waktu saat semua kegiatan
sudah ditentukan, atau malaikat yang berhasil mengalahkan
kekuatan-kekuatan si jahat, atau binatang-binatang baik
menang atas binatang jahat. Penulis ingin meyakinkan
kelompok-kelompok yang tertindas bahwa mereka bukan tanpa
harapan, sebab Tuhan akan mengakhiri semua penderitaan
mereka. Tuhan akan menyelamatkan mereka yang tetap setia dan
menghancurkan kekuatan si jahat. Kapan semua itu akan
terjadi? Segera? Entah dia menulis pada 500 tahun sebelum
Kristus, atau 250 tahun, atau bahkan pada akhir abad
pertama. Semua ini dilihat dari kaca mata Tuhan, yang kita
percayai tidak akan membiarkan umat-Nya tertindas dan
dihancurkan selamanya.
Ada pesan yang lebih mendalam yang akan saya tunjukkan
secara sepintas. Keyakinan bahwa apa yang terjadi di dunia
ini, seperti perang, penindasan bahkan malapetaka, hanyalah
merupakan bagian atau sisi kelabu dan tak berarti dari
seluruh kenyataan. Hal yang jauh lebih penting adalah apa
yang akan terjadi di surga, seperti yang digambarkan baik
dengan malaikat-malaikat dan para suci yang memuji Tuhan
maupun dengan kemenangan Tuhan atas kekuatan kodrati si
jahat.
Penulis Apokalips sering memandang hal-hal sekaligus surgawi
dan duniawi, serta menawarkan arti yang lebih luas dari
jangkauan kosmik kepada para pembaca. Liturgi agung di surga
menjadi bagian dari kenyataan kalau kita memahaminya dengan
mata iman. Yang dilukiskan dalam kitab Wahyu sesungguhnya
merupakan anugerah bagi gambaran dan pengertian iman
Kristen. Itu sebabnya saya selalu merasa jengkel terhadap
para fundamentalis yang berusaha menemukan kunci pemahaman
sejarah masa kini dalam kitab Wahyu ini. Mereka tidak
melihat dimensi mistis kitab ini.
----------------------------------
101 Tanya-Jawab Tentang Kitab Suci
Raymond E. Brown, S.S.
Cetakan kedua: 1995
Penerbit Kanisius
Jln. Cempaka 9, Deresan, Yogyakarta 55281
Telp.(0274) 588783, 565996, Fax.(0274) 563349
Kotak Pos 1125/Yk, Yogyakarta 55011
ISBN 979-497-261-4
| |
|
|
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota |