|
|
![]()
|
32. Mengapa para fundamentalis semakin menjadi persoalan
yang perlu diperhatikan? Rasanya di masa-masa yang
lampau, kita belum pernah berurusan dengan mereka ini.
JAWABAN RAYMOND E. BROWN, S.S.: Menurut hemat saya,
fundamentalisme dalam arti mempertahankan penafsiran
harafiah Kitab Suci pada dasarnya adalah gejala khas
Amerika. Kini memang sudah tersebar ke banyak negara, namun
sumber kekuatannya tetap masih berada di sana. Sebelum tahun
60-an kebanyakan orang Katolik Amerika tinggal di kota-kota
besar bagian utara. Mereka sering merupakan mayoritas. Tidak
pernah mereka pergi ke gereja Protestan dan mendengarkan
kotbah mereka. Karena itu mereka tidak terpengaruh oleh
fundamentalisme Protestan. Pada tahun 1960 terjadi migrasi
besar-besaran. Orang Katolik banyak yang pindah ke daerah
Selatan, Tenggara dan pantai Barat. Maka bertemulah mereka
dengan para fundamentalis.
Di samping itu, jaman itu juga merupakan zaman perkembangan
media massa. Tanpa masuk ke gereja Protestan pun, orang
Katolik tetap bisa mendengar suara-suara fundamentalis
melalui radio dan televisi. Banyak sekali stasiun radio dan
televisi yang berada di tangan para fundamentalis. Itulah
saat masuknya orang Katolik ke dalam arus utama Amerika
Serikat. Sebelum tahun 60 orang Katolik seakan hidup dalam
ghetto, asyik dengan kehidupan spiritualitas para santo.
"Mengikuti Jejak Kristus" dan tulisan devosional Franciscus
de Sales atau Theresia dari Lissieux, amat digemari pada
masa itu. Sementara itu dalam arus Amerika, Kitab Suci
adalah satu-satunya 'lingua franca' agama (Satu-satunya
tempat kemungkinan iman, ajaran dan spiritualitas secara
tradisonal terungkapkan). Amerika memang negara Protestan,
di sana orang Katolik bisa merasa sebagai orang asing.
Perlu diakui juga bahwa dalam kehidupan keagamaan katolik,
Kitab Suci memang bukan merupakan unsur yang utama. Walau
sudah ada penekanan kitab Suci sana sini, namun hal itu
belum terlaksana dengan baik. Padahal kitab Suci tetap
menarik dan memukau. Sehingga pada awal tahun 60-an, orang
Katolik menemukan uraian Kitab Suci (walau agak harafiah)
dalam radio dan televisi Protestan merasa tertarik. Mereka
merasa heran dan bertanya: "Mengapa kami tidak pernah
mendengar sebelumnya?" Pertanyaan yang harus kita terima
kebenarannya. Lingkungan sekitar di Selatan pun sangat
mempengaruhi. Suasana alkitabiah sangat kentara.
Untuk menanggulangi gerakan ini pihak Katolik kekurangan
sarana. Hal yang sama juga dialami oleh pihak aliran
Protestan utama. Selain karena orang Katolik merupakan
minoritas, para klerus dan guru Katolik pun biasanya lemah
dalam hal Kitab Suci. Mereka kurang terlatih dalam menangani
pengajaran Kitab Suci. Tak pernah ada penekanan kuat atas
Kitab Suci dalam media Katolik.
Pasti ada juga faktor-faktor sosial dan politik lain yang
ikut mempengaruhi hal itu. Dengan ini setidak-tidaknya saya
sudah menjelaskan mengapa persoalan fundamentalisme
tiba-tiba menjadi penting dalam kehidupan umat Katolik.
----------------------------------
101 Tanya-Jawab Tentang Kitab Suci
Raymond E. Brown, S.S.
Cetakan kedua: 1995
Penerbit Kanisius
Jln. Cempaka 9, Deresan, Yogyakarta 55281
Telp.(0274) 588783, 565996, Fax.(0274) 563349
Kotak Pos 1125/Yk, Yogyakarta 55011
ISBN 979-497-261-4
| |
|
|
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota |