| |
41. Pendekatan modern melihat Injil sebagai hasil pengembangan tradisi. Apa akibat praktis pendekatan itu pada penggunaan Injil secara rohani? JAWABAN RAYMOND E. BROWN, S.S.: Saya akan memberikan contoh praktis saja, dari buku bacaan-bacaan Misa hari Minggu. Sebelum bacaan-bacaan itu diberlakukan orang akan mendengar 52 kisah yang sama setiap tahun. Kisah-kisah itu diambil begitu saja tanpa mengingat dari injil mana. Bisa terjadi Minggu ini mendengar dari Matius, Minggu depan dari Lukas, dari Markus memang agak jarang. Berdasarkan pengalaman sebagai pastor, saya merasa sukar mempersiapkan kotbah tanpa harus mengingat kutipan itu dari mana. Itu terpaksa terjadi karena baik si pengkotbah maupun pendengar mempunyau kesan seakan-akan latar belakang setiap penginjil itu sama, tidak mempengaruhi pesan injilnya. Yesus yang berbicara, mereka hanya melaporkan saja. Dalam buku bacaan yang baru, yang bersiklus tiga tahun, ada pembagian giliran yang dibaca. Matius pada tahun I, Markus tahun II dan Lukas tahun III. Injil Yohanes dibacakan pada masa-masa khusus, misalnya Puasa dan Paskah. Pengaturan seperti itu menunjukkan adanya pengakuan pentingnya tempat suatu perikop dalam injil tertentu. karena memang konteks keseluruhan injil menentukan arti dari perikop tertentu. Sebagai contoh kisah perbanyakan roti ada pada keempat injil, tetapi kisah itu mempunyai arti berbeda pada masing-masing injil sesuai dengan pemikiran penginjilnya. Bisa jadi tidak semua pengkotbah menyadari hal ini. Toh pengaturan bacaan misa hari Minggu setidak-tidaknya sudah memperingatkan. ---------------------------------- 101 Tanya-Jawab Tentang Kitab Suci Raymond E. Brown, S.S. Cetakan kedua: 1995 Penerbit Kanisius Jln. Cempaka 9, Deresan, Yogyakarta 55281 Telp.(0274) 588783, 565996, Fax.(0274) 563349 Kotak Pos 1125/Yk, Yogyakarta 55011 ISBN 979-497-261-4 | |
|
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota |