|
|
![]()
|
42. Romo mengatakan bahwa para penginjil bukanlah saksi
mata. Kami diajar bahwa Matius dan Yohanes menulis
Injil, dan mereka itu adalah saksi mata dari karya
pelayanan Yesus.
JAWABAN RAYMOND E. BROWN, S.S.: Itulah reaksi yang sering
saya terima dari orang-orang Katolik. Reaksi yang bisa
dimengerti karena kita memang diajar seperti itu,
setidak-tidaknya sampai tahun 60-an. Pada awal tahun 1900-an
Komisi Kitab Suci Kepausan mengeluarkan jawaban resmi atas
beberapa pertanyaan yang muncul akibat perkembangan
pengetahuan kritis Kitab Suci terutama di kalangan orang
Protestan. Jawaban itu menegaskan bahwa injil yang terdapat
pada deretan pertama Perjanjian Baru adalah hasil karya
Matius, satu dari antara dua belas rasul; dan injil keempat
adalah karya Yohanes, juga satu dari antara dua belas rasul.
Namun pada pertengahan tahun 1950-an, Sekretaris Komisi yang
sama menjelaskan bahwa orang Katolik kini mempunyai
kebebasan penuh sehubungan dengan dekrit di atas tadi,
kecuali jika ada kaitannya dengan persoalan iman dan susila,
(lihat no. 24). Artinya, ajaran Katolik sebelumnya tentang
jati diri penulis injil yang dikaitkan dengan pernyataan
resmi Gereja, tidak berlaku lagi. Orang Katolik sekarang
bebas untuk mengekspresikan pandangannya mengenai jati diri
para penginjil.
Pandangan bahwa para penginjil bukanlah saksi mata dari
karya pelayanan Yesus sekarang didukung oleh 95% ahli Kitab
Suci. Pernyataan Komisi Kitab Suci Kepausan tahun 1964 (no.
40), tidak sampai menyebut soal jati diri para penginjil.
Namun dalam pernyataan itu dibedakan dengan jelas antara
pengkotbah pada tahap kedua dan para penulis Injil. Di
antara pengkotbah mungkin ada yang hidup sejaman dengan
Yesus. Namun demikian saya harus mengingatkan anda bahwa
Gereja akan tetap melanjutkan penggunaan sebutan
'rasul-rasul' dan 'tokoh-tokoh apostolik' bagi para
pengarang injil. Penggunaan itu bukan demi ajaran bahwa
mereka adalah saksi mata, tetapi demi penekanan
kesinambungan antara karya mereka dan saksi mata apostolik.
Perlu saya tambahkan, bahwa sebutan yang kita temukan dalam
Perjanjian Baru, seperti 'Injil menurut Matius' adalah hasil
dari ilmu pengetahuan akhir abad II, yang berusaha
mengidentifikasikan penulis kitab yang belum mempunyai
identifikasi. Tak seorang penginjil menunjukkan siapa
dirinya. Yang paling dekat dengan hal itu barangkali ada
dalam injil keempat. Di sana disebutkan saksi mata, 'murid
yang dikasihi Yesus' adalah narasumber injil keempat, namun
selanjutnya injil ini tidak pernah menjelaskan siapa murid
yang dikasihi Yesus itu. Pada abad I, kalau kita bertanya,
"Ini Injil siapa?" jawabannya adalah seperti yang tertulis
pada awal injil, misalnya kalau injil menurut Markus,
"Inilah permulaan injil Yesus Kristus."
----------------------------------
101 Tanya-Jawab Tentang Kitab Suci
Raymond E. Brown, S.S.
Cetakan kedua: 1995
Penerbit Kanisius
Jln. Cempaka 9, Deresan, Yogyakarta 55281
Telp.(0274) 588783, 565996, Fax.(0274) 563349
Kotak Pos 1125/Yk, Yogyakarta 55011
ISBN 979-497-261-4
| |
|
|
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota |