| |
44. Apakah pendekatan terhadap Injil semacam itu, yang melibatkan pengembangan tradisi, pada dasarnya bukan berarti menolak bahwa Injil diterima sebagai historis? JAWABAN RAYMOND E. BROWN, S.S.: Bukan. Saya ingin menekankan bahwa Injil-injil itu historis dalam arti berasal dari dan berisi tentang tradisi mengenai apa yang dilakukan dan dikatakan Yesus semasa hidup. Mereka bukan cerita dalam arti sungguh-sungguh tentang apa yang dilakukan dan dikatakan, tetapi tetap historis. Injil-injil itu memang bukan cerita seperti yang sekarang disajikan oleh tape recorder atau wartawan yang menyalin dari catatan dan muncul pada terbitan keesokan harinya. Tepat seperti judul yang diberikan pada penjelasan pendekatan ini, "kebenaran historis Injil-injil." Pada akhir diskusi sekitar tiga tahap pengembangan Injil (no. 40), Komisi Kitab Suci Kepausan manyatakan bahwa kebenaran cerita tidak dipengaruhi oleh kenyataan bahwa para penginjil mengisahkan kata-kata dan perbuatan Yesus dalam urutan yang berbeda dan tidak mengungkapkan ucapan Yesus secara harafiah, namun mereka tetap menjaga arti ucapan-ucapan itu. Alasan mengapa kebenaran itu tidak terpengaruh adalah karena ajaran dan kehidupan Yesus disampaikan bukan sekedar supaya diingat, tetapi diajarkan kepada Gereja sebagai landasan iman dan praktek moral. Singkat kata, pewartaan materi Injil yang mengalir dari pelayanan Yesus tidak memiliki tujuan biografis dan tidak untuk memeliharanya secara haraflah. Yang menjadi tujuannya adalah menyesuaikan dengan kebutuhan hidup pendengar dan dalam rangka itu boleh disebut historis. ---------------------------------- 101 Tanya-Jawab Tentang Kitab Suci Raymond E. Brown, S.S. Cetakan kedua: 1995 Penerbit Kanisius Jln. Cempaka 9, Deresan, Yogyakarta 55281 Telp.(0274) 588783, 565996, Fax.(0274) 563349 Kotak Pos 1125/Yk, Yogyakarta 55011 ISBN 979-497-261-4 | |
|
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota |