| |
49. Saya melihat perbedaan antara ucapan-ucapan dan mukjizat Yesus. Ucapan-ucapan-Nya tetap mengandung makna, tetapi makna apa yang bisa kita peroleh untuk mengetahui, bahwa penyembuhan Yesus historis? Umumnya kita sekarang tidak dapat menyembuhkan dengan cara seperti dilakukan Yesus. JAWABAN RAYMOND E. BROWN, S.S.: Saya tidak ingin terlibat dalam soal mukjizat penyembuhan. Tentu banyak mukjizat dikemukakan demi kanonisasi para orang kudus, dan saya sangat menghormati keseriusan penyelidikan gejala semacam itu. Masalahnya sebenarnya lebih luas, yaitu, bahkan seandainya sekarang terjadi mukjizat, toh mukjizat ini bukan bagian dari cara-cara normal penyembuhan kita. Karena itu masalahnya tetap bagaimana karya pelayanan Yesus yang penuh dengan mukjizat penyembuhan itu dapat merupakan bantuan bagi kita untuk berhubungan dengan Tuhan, dan bagi pemahaman kita terhadap kebutuhan manusia. Kalau kita menganalisis dengan benar apa yang mau dikemukakan oleh dua pandangan dunia yang berbeda, kita dapat bersikap positif. Seandainya kita menjumpai seorang anak kecil, yang tiba-tiba jatuh dan menggelepar-lepar serta mulutnya berbusa, meskipun kita buta soal-soal medis, kita akan langsung menduga, bahwa itu adalah gejala epilepsi (ayan). Lalu kita bawa anak itu ke dokter, yang seandainya menemukan bahwa itu memang epilepsi, segera akan memberikan pertolongan medis. Kita tidak membayangkan untuk mengusir setan dari anak itu. Persis seperti itulah yang dilakukan Yesus dalam Mrk 9:1627. Saya setuju dengan orang yang berpendapat bahwaYesus tidak menggunakan pengetahuan modern, atau bahwa seorang dokter modern - seandainya bisa dihadirkan pada zaman itu - akan mendiagnose hal itu sebagai kasus kerasukan setan dan bukannya epilepsi. Itu adalah dua pandangan dunia yang berbeda. Yang satu melibatkan ilmu pengetahuan, yang lain melihat persoalannya secara teologis. Jawabannya bukanlah bahwa pengobatan modern salah, atau bahwa kita harus percaya kepada semua kasus kerasukan setan dalam Injil sebagai cerita yang secara faktual historis. Yesus, dalam pandangan dunia waktu itu, dengan mengusir sebagai cara penyembuhan, menunjukkan bahwa penyakit itu bukan hanya penderitaan badaniah, melainkan juga manifestasi kekuatan jahat di dunia. Saya tidak mengerti mengapa orang Kristen yang sangat modern harus mengalami kesulitan mengenai hal itu. Kalau kita percaya bahwa Tuhan melaksanakan rencana-Nya, maka yang ada bukan hanya keselamatan jiwa-jiwa tetapi juga berkat yang tersebar ke seluruh alam semesta. Karena itu apa yang sifatnya merusak segera berakhir dan tidak akan ada lagi penderitaan, air mata, malapetaka dan kematian. Lalu kita mengetahui bahwa penderitaan, air mata, bencana dan kematian adalah bentuk pengasingan yang menjauhkan manusia dari Allah. Dan itu semua bagian dari kekuatan jahat. Saya tidak memaksudkan bahwa orang yang menguasai hal-hal tadi telah melakukan kejahatan atau kesalahan. Keberadaan mereka menunjukkan ketidaksempurnaan rencana Tuhan. Dengan menangani bukan hanya penyakit-penyakit tetapi juga bencana alam seperti badai umpamanya, dan melihatnya sebagai yang menentang Tuhan, Yesus sebenarnya sedang mendramatisasikan suatu pemahaman Kitab Suci mendasar tentang Tuhan dan dunia. Pengobatan modern kini mulai menyadari bahwa diagnose penyakit secara ilmiah tidak seluruhnya menyingkirkan permasalahan baik dan jahat serta tanggungjawab. Kalau seorang dokter mengatakan kepada seorang ibu muda, yang mempunyai beberapa anak, bahwa ia mengidap tumor yang ganas dan akan segera meninggal, kesedihan yang muncul dalam hati ibu itu dan keluarganya tidak diarahkan kepada tumor itu. Barangkali mereka malahan bertanya: "Mengapa Tuhan berbuat demikian atas kami?" Para dokter kini semakin sadar, bahwa pengobatan total terhadap seorang pasien harus menyertakan konseling dan dukungan religius di luar analisis medis. Kalau ada angin taufan menghancurkan rumah seseorang dan keluarganya, orang itu tidak akan marah pada tekanan tinggi atau rendahnya udara, melainkan ia akan bertanya tentang penyelenggaraan ilahi. Hingga kini orang masih menghubungkan penyakit, bencana alam dan kematian dengan baik dan jahat, bukannya dengan sebab-sebab ilmiah semata. Yesus yang mewartakan baik melalui kata-kata maupun tindakan-Nya, bahwa kedatangan Kerajaan Allah berarti kehancuran bagi kekuatan jahat seperti penyakit, bencana dan kematian, tetap mempunyai relevansi dan pesan bagi dunia modern. Dalam dunia modern, mungkin kita memang lebih tahu tentang faktor-faktor ilmiah akan tetapi lebih dipermiskin dalam aspek psikologis dan spiritualnya. Yang baru saja saya sampaikan sebenarnya merupakan suatu jalan lain untuk melihat masalah yang telah saya ungkapkan pada jawaban saya untuk pertanyaan nomor 40 di atas, waktu saya berbicara mengenai tahap pertama penyusunan injil. Yesus menghadapi masalah sebagai orangYahudi dari pertigaan pertama abad ke 1. Namun Ia memberikan jawaban Tuhan atas pertanyaan itu. Jawaban kita tidak harus seperti pandangan orang Yahudi saat itu, tetapi mencoba melihat bagaimana Yesus mewartakan dan menerjemahkannya ke dalam bahasa orang abad ke 20 dan lebih tepat abad ke 21. ---------------------------------- 101 Tanya-Jawab Tentang Kitab Suci Raymond E. Brown, S.S. Cetakan kedua: 1995 Penerbit Kanisius Jln. Cempaka 9, Deresan, Yogyakarta 55281 Telp.(0274) 588783, 565996, Fax.(0274) 563349 Kotak Pos 1125/Yk, Yogyakarta 55011 ISBN 979-497-261-4 | |
|
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota |