| |
51. Percayakah Pastor akan setan? JAWABAN RAYMOND E. BROWN, S.S.: Saya tidak pernah mengerti mengapa kepercayaan pribadi saya merupakan hal yang penting bagi banyak pembaca, meskipun saya tidak segan untuk itu. Kalau diminta jawaban langsung saya menjawab "ya." Tetapi saya kira apa yang anda inginkan lebih soal bukti tentang keberadaan setan, dan terutama bukti dari Kitab Suci. Entah seperti apa kepercayaan umum pada masa sebelum pembuangan, bahan-bahan Kitab Suci yang ditulis sebelum zaman itu tidak banyak memberi gambaran tentang kepercayaan akan setan dalam arti yang biasa. Penggoda yang ditokohkan sebagai seekor ular dalam kitab Kejadian tidak dinamai setan (akhirnya terjadi dalam Why 12:9) dan setan dalam kitab Ayub lebih merupakan penjaga ketertiban surgawi daripada prinsip kejahatan. Sesudah masa pembuangan dan tentu karena pengaruh Persia, Yudaisme menunjukkan kepercayaan baik kepada kekuatan pokok kejahatan maupun pada kelompok setan-setan yang anggotanya bisa merasuki orang. Jelas penulis Perjanjian Baru juga menganut pandangan Yudaisme di masanya termasuk pandangan mengenai kenyataan hal-hal yang jahat; dan teologi Kristen yang menyusul pun menganut pandangan serupa. Sampai sekarang kepercayaan itu dipandang serius dan menentukan. Saya tetap curiga pada orang yang dengan pasti berani mengatakan tidak ada setan, karena saya tidak tahu bagaimana mereka bisa tahu hal itu. Dan penolakan umum itu sukar sekali dibuktikan. Sebagaimana halnya orang-orang yang percaya kepada adanya prinsip tertinggi dari kebaikan yang berakal budi, yaitu Tuhan, saya tidak seluruhnya jelas bagaimana mereka merasa terpaksa menolak keberadaan prinsip tertinggi (dibawah Tuhan) yaitu kejahatan yang berakal budi. Apakah sejarah dunia masa kini mengarahkan orang untuk meragukan keberadaan kekuatan jahat yang sedang bekerja? Rasanya, bagi yang pesimistis, sejarah dunia kini justru lebih gampang membuat percaya kepada setan daripada percaya kepada Tuhan. Sebagaimana doktrin Gereja, pemahaman saya terhadap setan adalah bagian dari yang biasanya dianggap sebagai 'infallibilitas' (= tidak dapat salah) dari doktrin Gereja Katolik. Itu adalah doktrin yang sangat sederhana, tidak perlu dijelaskan bagaimana gambar setan itu, berapa jumlahnya, atau segi-segi lain yang dapat dibayangkan orang mengenai setan. Saya berpendapat bahwa rasanya tidak mungkin memahami pewartaan Yesus dalam karya dan kata tentang kedatangan Kerajaan Allah tanpa mengerti pada saat yang sama perlawanan yang muncul dari kerajaan kejahatan yang sudah bercokol di dunia. Lebih jauh lagi, saya tidak menemukan banyak dalam pengalaman modern kita tentang pewartaan Kerajaan Allah, yang membuat saya berpikir, bahwa penolakan terhadap yang jahat hanya ada pada dunia abad pertama saja. Hal itu cukup berbeda dengan menghubungkan setiap penyakit dengan setan. ---------------------------------- 101 Tanya-Jawab Tentang Kitab Suci Raymond E. Brown, S.S. Cetakan kedua: 1995 Penerbit Kanisius Jln. Cempaka 9, Deresan, Yogyakarta 55281 Telp.(0274) 588783, 565996, Fax.(0274) 563349 Kotak Pos 1125/Yk, Yogyakarta 55011 ISBN 979-497-261-4 | |
|
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota |