101 Tanya-Jawab Tentang Kitab Suci

oleh Raymond E. Brown, S.S.

Indeks Kristiani | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

 

KEBANGKITAN YESUS
 
52. Anda telah menjawab tentang kesejarahan dari
    berbagai aspek kisah Injil: ucapan-ucapan Yesus,
    mukjizat-mukjizat-Nya juga tentang setan. Tetapi
    bagaimana tentang kejadian puncak dalam injil, yaitu
    kebangkitan? Saya mendengar beberapa teolog yang
    mempunyai nama, termasuk dari kalangan Katolik,
    mengatakan bahwa iman mereka tidak akan goncang
    seandainya tubuh Yesus ditemukan di Palestina. Menurut
    anda, sebagai ahli Kitab Suci, perlukah percaya pada
    kebangkitan fisik?
 
JAWABAN RAYMOND E. BROWN, S.S.: Pertanyaan anda  memunculkan
persoalan  yang  luas,  yang menurut saya memang tidak dapat
dihindarkan   dan   harus   kita   bahas   dengan   seksama.
Berkali-kali,  baik secara lisan maupun tertulis, saya telah
menyatakan, bahwa ucapan 'iman  saya  tidak  akan  terganggu
kalau  mereka  menemukan  tubuh  Yesus  di Palestina' adalah
sesuatu yang tidak relevan,  siapapun  yang  mengucapkannya.
Kita  tidak  diminta  percaya kepada kebangkitan badan Yesus
atas dasar otoritas teolog  modern  siapapun.  Kita  diminta
percaya  akan  kebangkitan  berdasarkan otoritas saksi-saksi
rasuli. Karena itu pertanyaannya harus diubah, "Apakah  iman
Petrus  dan  Paulus akan goncang seandainya mereka menemukan
tubuh  Yesus  di  Palestina?"  Saya  tetap  percaya,   bahwa
bukti-bukti  alkitabiah menunjuk kenyataan, bahwa Petrus dan
Paulus mengajarkan Yesus yang bangkit, yang  tubuhnya  tidak
rusak  di  dalam  kubur. Saya kira data alkitabiah mendukung
kebangkitan badani Yesus.
 
Mungkin  anda  memperhatikan  bahwa   anda   bertanya   soal
kebangkitan   fisik   dan   saya   menjawab   dengan  istiah
kebangkitan badani. Pertanyaan kebangkitan fisik menyinggung
sifat  dari  tubuh  yang bangkit, dan tentang itu barangkali
ada  perselisihan  pendapat.   Persoalan   dasarnya   adalah
kebangkitan  badani.  Apakah  badan  yang  ditempatkan dalam
kubur pada hari Jum'at bangkit menuju kemuliaan hingga badan
itu  tidak  lagi  berada  di  sana atau bersatu dengan bumi?
Berdasarkan data alkitabiah saya menjawab "ya."
 
Setelah  cukup  jelas  dengan  masalah   ini,   saya   ingin
menambahkan  beberapa  faktor  yang mungkin bisa memperjelas
mengapa  banyak  keberatan  muncul.  Mengapa   para   teolog
berbicara  seperti  itu  mengenai  tubuh Yesus yang bangkit.
Berdasarkan  data  Perjanjian  Baru,  cerita-cerita  tentang
penemuan  makam  yang  kosong,  yang ada dalam keempat injil
sering dianggap dari masa kemudian. Anggapan ini  disebabkan
diantaranya  oleh kenyataan bahwa dalam ajaran tentang Yesus
yang  bangkit,  Paulus  tidak  pernah   menceritakan   kisah
penemuan  makam  yang  kosong itu atau menyebut makam Yesus.
Secara pribadi saya  tak  menganggap  penting  bahwa  Paulus
tidak  menyinggung hal itu, sebab secara keseluruhan ia juga
tidak menyinggung rincian historis lain dari karya pelayanan
Yesus.  Bahkan  sekarang  orang dapat mengajar panjang lebar
tentang  kebangkitan  dengan  tanpa  menyinggung   persoalan
penemuan  makam  yang  kosong.  Faktor lain yang menyebabkan
para ahli berpikir bahwa cerita-cerita itu masih muda adalah
rincian   yang   sangat   berbeda  pada  cerita-cerita  itu.
Misalnya: soal satu atau dua malaikat, duduk  atau  berdiri,
makam  yang  sudah  terbuka  atau  dibuka oleh malaikat yang
turun, apa yang dikatakan malaikat itu. Variasi- variasi ini
dalam injil saya lihat sebagai gambaran perkembangan tradisi
lisan. Di bawah semua variasi  itu  terdapat  suatu  tradisi
yang  kokoh  diterima  oleh  keempat injil, yaitu bahwa pada
hari Paskah pagi makam Yesus kosong. Bagi  saya  otentisitas
tradisi  itulah  yang menjadi pokok persoalan bukannya bahwa
variasi-variasi kisah itu masih muda. Kenyataan bahwa  Maria
Magdalena pun disebut dalam injil juga menunjang bahwa makam
kosong adalah kenangan historis Kristen.  Lebih  jauh  lagi,
seperti  sering ditunjuk, seandainya ada seorang Yahudi yang
tidak  percaya  pergi  ke  makam   dan   dapat   menunjukkan
tubuhYesus   di  dalam  makam,  pastilah  pewartaan  Kristen
tentang kebangkitan menjadi mustahil. Maka tidak ada alasan,
menurut saya, berpikir bahwa kosongnya makam Yesus itu tidak
historis.
 
Tentu saja saya mengerti bahwa kubur yang kosong  itu  dapat
disebabkan  oleh  berbagai  hal.  Begitu pun para penginjil.
Dalam Yohanes 20 terbaca bahwa Maria Magdalena  berpendapat,
ada   orang   yang   mengambil  tubuh  Yesus.  Mat  28:13-15
menuliskan  adanya  tuduhan  orangYahudi  bahwa  murid-murid
Yesus  mencuri  tubuh-Nya  di  waktu  malam. Kosongnya makam
tidak membuktikan kebangkitan; tetapi kebangkitan  merupakan
penjelasan   baku  tentang  makam  yang  kosong.  Bagi  saya
kenyataan  makam  kosong  mengisyaratkan   bahwa   pewartaan
Kristen  tentang  kebangkitan  mengandaikan ketidakmungkinan
menemukan tubuh Yesus, dan dengan  demikian  mencakup  aspek
badaniah kebangkitan Yesus.
 
Masih  ada faktor lain yang harus dipertimbangkan oleh orang
Katolik,  yaitu  ajaran  Gereja.   Menurut   pendapat   saya
kebangkitan  Yesus termasuk ajaran magisterium biasa Gereja,
yang termasuk dalam  kelompok  doktrin  tidak  dapat  salah.
Beberapa teolog yang cukup ternama meragukan hal itu. Alasan
mereka  ialah  tambahan  'badani'  tidak  dapat   dibuktikan
sebagai  bagian  dari  ajaran  yang tidak bisa salah. Mereka
memang  berhak  berpendapat  demikian.  Tetapi   yang   bisa
menunjukkan   adanya   reaksi   Gereja   yang   cukup  tegas
akhir-akhir ini sewaktu kebangkitan  badan  mendapat  banyak
tentangan.   Setidak-tidaknya   yang  bertanggungjawab  atas
doktrin  semacam  itu   ternyata   tidak   menerima   adanya
kebangkitan  "non-badani,"  suatu alternatif untuk diajarkan
di kalangan Katolik Karena saya  menilai  kebangkitan  badan
pantas   diajarkan  secara  tidak  bisa  salah,  saya  tidak
ragu-ragu meminta agar kebangkitan  badan  dipercaya  dengan
alasan  diatas. Bukan sebagai sanggahan atas data dari Kitab
Suci, melainkan dalam persesuaian  dengan  data  dari  Kitab
Suci.
 
Dua  faktor  yang  telah  saya  sebut  di  atas, yaitu teori
beberapa ahli Kitab Suci yang  berpendapat  bahwa  kosongnya
makam  adalah suatu perkembangan baru dalam Perjanjian Baru,
dan ketidakcocokan  mereka  terhadap  ajaran  Gereja,  harus
senantiasa  diingat  kalau  orang  ingin  memahami,  mengapa
muncul  perdebatan  tentang  kebangkitan  badan.  Barangkali
secara  defensif orang boleh mengatakan bahwa sebagian besar
ahli Kitab Suci moderat mengakui bahwa para  pengkotbah  dan
penulis  Perjanjian  Baru  memang  membicarakan  kebangkitan
badan.  Sebagian  besar  teolog  moderat   juga   menganggap
kebangkitan  badan  sebagai  bagian  ajaran tidak bisa salah
magisterium biasa Gereja. Bagi yang  bukan  Katolik  masalah
yang  terakhir  ini  mungkin  tidak berarti. Namun banyak di
antara mereka sangat menekankan kebangkitan  badani  sebagai
bagian dari ketidaksalahan Kitab Suci.
 
----------------------------------
101 Tanya-Jawab Tentang Kitab Suci
Raymond E. Brown, S.S.
Cetakan kedua: 1995
Penerbit Kanisius
Jln. Cempaka 9, Deresan, Yogyakarta 55281
Telp.(0274) 588783, 565996, Fax.(0274) 563349
Kotak Pos 1125/Yk, Yogyakarta 55011
 
ISBN 979-497-261-4

Indeks Kristiani | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team