| |
62. Di antara perkembangan-perkembangan baru Mariologi yang baru saja disinggung, terdapat 'dikandung tanpa noda' dan 'diangkat ke surga.' Dapatkah keduanya dihubungkan dengan Perjanjian Baru? JAWABAN RAYMOND E. BROWN, S.S.: Saya kira kedua doktrin itu dapat dikaitkan dengan Perjanjian Baru, tetapi tidak dengan cara yang sederhana. Menurut hemat saya, tidak perlu bahwa setiap orang pada abad pertama sudah dapat mengungkapkan gagasan tentang Maria yang dikandung tanpa noda. Saya juga tidak mengerti apakah orang-orang dalam abad ke-1 sudah menyadari bahwa Maria diangkat ke surga dengan seluruh jiwa dan raganya (diandaikan sesudah ia meninggal). Tetapi dengan pendekatan a Ia grafis tadi, orang dapat melihat hubungan antara penjelasan kedudukan istimewa Maria dengan peranan kemuridan yang diberikan kepadanya yang begitu jelas pada beberapa bagian Perjanjian Baru. Kita lihat masing-masing doktrin. Doktrin dikandung tanpa dosa, memberi kepada Maria kedudukan utama dalam menerima keistimewaan yang diterima oleh semua murid Yesus. Berdasarkan iman kita, kita dibebaskan dari dosa asal melalui baptis. Kita orang Katolik percaya bahwa Maria dikandung bebas dari dosa asal, suatu persiapan untuk ketidakberdosaan Yesus yang akan menjadi daging dalam rahimnya. Persiapan yang dilakukan oleh Tuhan. Luk menggambarkan Maria sebagai murid yang pertama. Doktrin 'dikandung tanpa dosa asal' merupakan bentuk antisipasi rahmat pembebasan Kristus. Rahmat itu diberikan kepada Maria semenjak ia masih dalam kandungan. Ia adalah orang pertama yang menerima buah-buah penebusan. Anugerah pembebasan dari dosa asal itu merupakan anugerah bagi setiap murid. Namun karena Maria adalah murid pertama, maka ia menerimanya pertama pula. Begitu juga dengan doktrin 'diangkat ke sorga.' Kalau doktrin itu dimengerti sebagai Maria diangkat ke surga dengan seluruh jiwa dan raganya setelah ia meninggal, itu merupakan keistimewaan yang pada akhirnya akan diterima oleh semua orang Kristen. Semua orang yang percaya kepada Kristus akan dibangkitkan dari antara orang mati, dan diangkat ke surga dengan badannya. Pembebasan dari kematian ini adalah buah penebusan yang diberikan kepada murid-murid Yesus. Sejauh ini anugerah itu baru diberikan kepada Maria sebagai murid yang pertama. Namun pasti bakal diberikan kepada semua murid yang lain. Semua yang saya uraikan di atas tidak melemahkan kedudukan ibu Maria, bahkan juga dengan kedua doktrin itu. Tetapi justru menempatkan kedua doktrin tersebut dalam jalur kemuridan. Saya percaya hal itu sangat berguna dalam rangka gerakan ekumenis, karena bisa menunjukkan bahwa kendati Maria menerima rakhmat istimewa, namun rakhmat itu tetap dalam batas kemuridan dan penebusan oleh Yesus. Mudahnya, hal itu dapat mengurangi ketakutan pihak Protestan yang mengira bahwa orang Katolik dengan cara tertentu telah mengilahikan Maria. Kita mengakui rahmat yang diberikan oleh Allah kepada murid-murid PuteraNya. Di antara murid-murid itu Maria adalah contoh yang utama. Pendekatan ini juga menunjukkan bahwa kita berpikir tentang Maria dari sudut pandang Kitab Suci, Maria yang terberkati diantara wanita, orang pertama yang mengatakan "Terjadilah kepadaku menurut perkataanmu." ---------------------------------- 101 Tanya-Jawab Tentang Kitab Suci Raymond E. Brown, S.S. Cetakan kedua: 1995 Penerbit Kanisius Jln. Cempaka 9, Deresan, Yogyakarta 55281 Telp.(0274) 588783, 565996, Fax.(0274) 563349 Kotak Pos 1125/Yk, Yogyakarta 55011 ISBN 979-497-261-4 | |
|
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota |