| |
73. Apakah itu berarti anda menyatakan bahwa pengetahuan Yesus tidak lebih daripada pengetahuan yang kita miliki? JAWABAN RAYMOND E. BROWN, S.S.: Tidak. Sebagaimana saya tekankan, pengetahuan langsung Yesus tentang jati diri-Nya, mengerti siapa diri-Nya berarti, bahwa Ia telah mempunyai pengetahuan yang sangat mendalam dan baik tentang kehendak Allah. Ia taat secara mutlak kepada kehendak Allah, dan dengan begitu senantiasa selaras dengannya. Perjanjian Baru menggambarkan hal itu dengan menyebut Yesus tanpa dosa. Karenanya Ia mampu berbicara dengan wewenang ilahi tentang apa yang dikehendaki Allah dari kita. Kita melihat hal itu dalam penggunaan kata "Amin." Kata ini bukan digunakan untuk menyetujui suatu kebenaran pernyataan, melainkan mendahului pernyataan Yesus yang menuntut pengakuan kita. Kisah Perjanjian Baru tentang orang yang kagum kepada Yesus, karena berbicara dengan penuh wibawa dan kuasa, tidak seperti guru-guru Yahudi, adalah pengakuan terhadap pengetahuan unik tentang kehendak Allah. Pengetahuan yang muncul dari kesadaran diri Yesus akan kesamaan-Nya dengan Allah dalam suatu kehidupan manusiawi. Pengetahuan ini menyebabkan orang Kristen percaya, bahwa melalui Yesus disampaikanlah pewahyuan Allah yang terakhir. "Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam berbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Putra-Nya," (Ibr 1:1-2). ---------------------------------- 101 Tanya-Jawab Tentang Kitab Suci Raymond E. Brown, S.S. Cetakan kedua: 1995 Penerbit Kanisius Jln. Cempaka 9, Deresan, Yogyakarta 55281 Telp.(0274) 588783, 565996, Fax.(0274) 563349 Kotak Pos 1125/Yk, Yogyakarta 55011 ISBN 979-497-261-4 | |
|
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota |