| |
96. Apakah "imam" itu hanya istilah tambahan untuk "uskup" dan "penatua"? JAWABAN RAYMOND E. BROWN, S.S.: Bukan. Saya tidak memaksudkannya demikian. Perkembangan suatu istilah seperti itu mencerminkan perkembangan usaha memahami suatu kenyataan, dan membantu dalam mengungkapkan aspek-aspek kenyataan itu. Gambaran tentang penatua-uskup dalam surat-surat pastoral yang menggunakan kasanah kata penggembalaan dan mempunyai perhatian terhadap hal administratif, mengungkapkan sesuatu bagian yang penting dari pelayanan Kristen. Namun apakah pelayanan seperti itu sungguh berakar pada Yesus, tidak terlalu jelas dinyatakan dalam surat-surat pastoral. Ketika para pelayan mulai disebut imam, maka hubungan antara presbiterat dan imamat Yesus Kristus yang dipraktekkan dalam kematian-Nya yang penuh pengorbanan, menjadi lebih jelas. Seorang penatua lebih dari sekedar seorang gembala dan administrator. Seorang penatua mengambil bagian dalam tindakan perantaraan Yesus Kristus, sebagaimana Ekaristi menghadirkan kembali kematian Tuhan sampai Ia datang. Di atas telah saya singgung, bahwa beberapa Gereja Protestan tidak menggunakan istilah imamat untuk para pelayan mereka. Saya duga perbedaan-perbedaan sikap praktis terhadap pelayanan, mencerminkan idealisme yang ada sangkut pautnya dengan istilah pelayanan dan imamat. Dalam pelayanan mereka, para penatua-uskup sebagaimana dilukiskan dalam surat pastoral menjadi contoh ideal bagi semua anggota komunitas Kristen, baik di bidang keutamaan maupun di bidang kehidupan sehari-hari. Mereka dipilih karena mereka tahu, bagaimana memimpin suatu keluarga, menjadi seorang suami dan seorang ayah yang baik. Keterlibatan dari penatua-penatua seperti itu dalam kehidupan sehari-hari sudah dianggap selayaknya. Sebaliknya para imam keturunan Lewi dalam Perjanjian Lama, karena mereka harus mempersembahkan korban, mereka dibebaskan sama sekali dari dunia sekular. Mereka harus membasuh diri secara khusus, berpakaian dengan pakaian khusus dan dipisahkan dari komunitas karena akan masuk dalam kontak dengan Allah, Yang Mahakudus. Ketika istilah imamat mulai dikenakan pada para uskup dan penatua Kristen, sebagian dari tuntutan-tuntutan itujuga menjadi bagian dari ideal Kristen untuk penatua-uskup. Hal ini kadang-kadang menyebabkan suatu ketegangan. Sebagai seorang pelayan yang terlibat dengan kehidupan orang-orang yang digembalakannya, para imam (Katolik) dituntut untuk mengambil bagian dalam kehidupan dan persoalan sehari-hari. Tetapi sebagai imam yang dipanggil untuk mewakili komunitas secara khusus di hadapan kesucian Allah, mereka dituntut agar terpisah dan khusus menyerahkan diri kepada Allah. Ada yang berpendapat bahwa penerapan gagasan-gagasan imamat Perjanjian Lama keturunan Lewi ke dalam pelayanan Kristen merupakan suatu penyimpangan dan perlu dihindarkan. Saya justru berpendapat sebaliknya. Dalam penyelenggaraan ilahi, hal itu merupakan suatu cara untuk melindungi nilai unik Israel. Seluruh pendekatan saya terhadap Gereja yang menyimpan banyak ketegangan, diperjelas oleh pengertian tentang inkarnasi. Dalam diri Yesus yang satu, ada ketegangan antara yang ilahi dan yang manusiawi. Saya mengakui, bahwa banyak orang masa kini yang lebih suka mengakhiri ketegangan antara dua pengharapan itu dengan membuang salah satu. Bagi saya hal seperti itu merupakan pemiskinan Kristianitas. Melalui jawaban-jawaban saya, dapat anda lihat, bagaimana sikap saya. Menurut saya, Kristianitas yang tumbuh dari inkarnasi, harus sanggup menampung sikap-sikap yang saling bertentangan. Inkarnasi, yang melibatkan keilahian dan kemanusiaan yang penuh dalam diri Yesus, adalah ketegangan yang paling besar. Kitab Suci, yang seluruhnya terdiri dari kata-kata yang ditulis oleh manusia namun secara unik berasal dari Allah, juga suatu bentuk ketegangan. Gereja dan sakramen-sakramen, yang diadakan oleh Kristus namun tanpa memberikan rincian, juga menyebabkan adanya ketegangan. Begitu juga pelayanan, dapat diidentifikasikan dengan komunitas tempat asal pelayanan itu, namun toh terpisah dari pelayanan di hadapan Allah dan menampilkan Kristus sang imam agung. ---------------------------------- 101 Tanya-Jawab Tentang Kitab Suci Raymond E. Brown, S.S. Cetakan kedua: 1995 Penerbit Kanisius Jln. Cempaka 9, Deresan, Yogyakarta 55281 Telp.(0274) 588783, 565996, Fax.(0274) 563349 Kotak Pos 1125/Yk, Yogyakarta 55011 ISBN 979-497-261-4 | |
|
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota |