| |
VI. KESIMPULAN-KESIMPULANSebagai ringkasan atas bahan yang kita bicarakan dalam pembahasan ini: 1. Keuntungun-keuntungan dalam pendekatan "apresiasi kesusasteraan"Agaknya penyelidikan Alkitab sebagai karangan kesusasteraan akan membantu pengertian kita tentang beberapa cara Alkitab berfungsi: misalnya, penggunaan Alkitab secara liturgis dan meditatif, dan kemungkinan bahwa orang yang belum beriman akan tertarik membaca Alkitab justru sebagai bahan kesusasteraan. Maka pendekatan yang bermaksud untuk membaca Alkitab secara langsung menurut bentuk natsnya, menurut struktur-struktur, simbol-simbol, dan mitos-mitos yang terkandung di dalamnya, haruslah diakui sah. 2. Bahaya bahwa "apresiasi kesusasteraan" mengaburkan hasil-hasil penyelidikan kritis-historisPenyelidikan yang demikian itu mungkin akan memberi pengertian tentang Alkitab secara keseluruhan, atau sedikit-dikitnya tentang kitab-kitab dan kelompok-kelompok kitab yang merupakan unit-unit kesatuan, (misalnya Panca Jilid/Pentateuch, atau Injil Lukas beserta Kisah Para Rasul). Tetapi harus dijaga baik-baik, agar pendekatan yang demikian jangan menjadi semacam reaksi obskurantis (samar-samar) terhadap hasil-hasil penyelidikan Alkitab secara kritis-historis. 3. Kenetralan-teologis pendekatan "apresiasi kesusasteraan"a. Segi-segi positifPendekatan yang demikian, asalkan bebas dari unsur reaksi seperti yang tersebut di atas, akan membawa sikap yang agak netral terhadap persoalan-persoalan teologis. Dan sikap netral itu kadang-kadang menjadi keuntungan. Sedangkan pada pihak lain, gereja sepatutnya mendukung prinsip bahwa asalkan Alkitab dibaca dengan sungguh-sungguh (biarpun dengan sikap yang mengabaikan persoalan-persoalan teologis yang terkandung di dalamnya), berita Alkitab itu dengan demikian akan berpengaruh atas dunia. b. Segi-segi negatifTetapi ada kelemahan-kelemahan juga dalam pendekatan yang hanya membaca Alkitab sebagai bahan kesusasteraan begitu saja; yaitu bahwa diskusi teologis yang timbul berdasarkan pembacaan dan pengertian yang demikian pastilah kaku dan pincang. Sebagaimana kita catat di atas, uraian-uraian tentang segi-segi kesusasteraan yang terdapat dalam Alkitab itu akan meningkatkan apresiasi kita tentang isi Alkitab. Tetapi pada akhirnya, uraian-uraian itu akan mengantar kita kembali kepada Alkitab sendiri, supaya kita membaca dan membaca-ulang, dan makin menikmati Alkitab sendiri. Menurut hemat saya, ada persoalan-persoalan teologis yang tak dapat dijawab (bahkan tak dapat muncul) berdasarkan pendekatan yang demikian: Apakah Allah sungguh ada? Apakah Yesus sungguh-sungguh berasal dari Allah? Apakah arti kebangkitan Yesus itu, - suatu simbolkah yang hanya bereksistensi di dalam naskah Injil; ataukah realita yang berakar di dunia obyektif? Dalam diskusi tentang pokok-pokok teologis itu, bahan yang timbul dari satu penyelidikan kesusasteraan terhadap Alkitab mungkin berguna. Tetapi harus diragukan apakah bahan yang demikian dapat dirumuskan dengan cukup-tajam, sampai membantu diskusi teologis. Bahan yang timbul dari hasil penyelidikan secara kesusasteraan itu tidak bermaksud untuk membantu diskusi teologis. Sebagaimana kita lihat pada permulaan pasal ini, ada bagian-bagian tertentu dalam Alkitab, seperti kitab Ayub, yang oleh ahli teologia pun dibaca sebagai cerita-buatan. Tetapi ahli teologia itu dapat membaca kitab Ayub sebagai bahan kesusasteraan, justru karena dia menyadari bahwa kitab-kitab semacam itu tidak termasuk struktur-inti imannya. Fungsi kitab-kitab yang demikian adalah untuk mengisi atau melengkapi struktur-inti. Sedangkan struktur-inti itu sendiri berasal dari bagian-bagian Alkitab yang lain. Struktur-inti itu agaknya terdiri dari dua macam bahan. Yang pertama, ialah peristiwa-peristiwa yang khusus; misalnya kelahiran, kematian, kebangkitan Yesus, peristiwa-peristiwa semacam itulah betul-betul dasariah. Dan unsur kedua ialah bagian-bagian yang merupakan rumusan doktrin yang luarbiasa tajamnya dan jelasnya, seperti yang banyak terdapat, misalnya dalam surat-surat Rasul Paulus. | |
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota |