Kisah-kisah Sufi

oleh Idries Shah

Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis | Tentang Penterjemah


ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

 

SIFAT MURID
 
Diceritakan bahwa Ibrahim  Khawas,  ketika  ia  masih  muda,
ingin  mengikuti  seorang guru. Iapun mencari seorang bijak,
dan mohon agar diperbolehkan menjadi pengikutnya.
 
Sang Bijak berkata. "Kau belum lagi siap."
 
Karena anak muda itu  bersikeras  juga,  guru  itu  berkata,
"Baiklah,  aku  akan mengajarimu sesuatu. Aku akan berziarah
ke Mekkah. Kau ikut."
 
Murid itu teramat gembira.
 
"Karena kita mengadakan  perjalanan  berdua,  salah  seorang
harus menjadi pemimpin," kata Sang Guru "Kau pilih jadi apa?"
 
"Saya ikut saja, Bapak yang memimpin," kata Ibrahim.
 
"Tentu  aku  akan  memimpin, asal kau tahu bagaimana menjadi
pengikut," kata Sang Guru.
 
Perjalananpun dimulai. Sementara  mereka  beristirahat  pada
suatu  malam  di  padang  pasir Hejaz, hujan pun turun. Sang
guru bangkit dan memegangi kain penutup, melindungi muridnya
dari kebasahan.
 
"Tetapi  seharusnya  sayalah yang melakukan itu bagi Bapak,"
kata Ibrahim.
 
"Aku perintahkan agar kau memperbolehkan aku  melindungimu,"
kata Sang Bijak.
 
Siang  harinya,  anak  muda itu berkata, "Nah ini hari baru.
Sekarang  perkenankan  saya  menjadi  pemimpin,  dan   Bapak
mengikut saya." Sang gurupun setuju.
 
"Saya  akan  mengumpulkan  kayu,  untuk  membuat  api," kata
pemuda itu.
 
"Kau tak boleh melakukan itu; aku yang  akan  melakukannya,"
kata Sang Bijak.
 
"Saya  memerintahkan  agar  Bapak  duduk Saja sementara saya
mengumpulkan kayu!" kata pemuda itu.
 
"Kau tak boleh melakukan hal itu," kata orang bijaksana itu;
"sebab  hal  itu  tidak  sesuai dengan syarat menjadi murid;
pengikut  tidak  boleh  membiarkan  dirinya  dilayani   oleh
pemimpinnya."
 
Demikianlah,  setiap kali Sang Guru menunjukkan kepada murid
apa   yang   sebenarnya   makna   menjadi    murid    dengan
contoh-contoh.
 
Mereka berpisah di gerbang Kota Suci. Waktu kemudian bertemu
dengan orang bijaksana itu, Si pemuda tidak  berani  menatap
matanya.
 
"Yang  kaupelajari  itu,"  kata  Sang Bijak, "adalah sesuatu
yang berkaitan dengan sedikit menjadi murid."
 
Catatan
 
Ibrahim Khawas ('Si Penganyam Palem') memberi batasan  jalan
Sufi  sebagai,  "Biarkan  saja  apa  yang  dilakukan untukmu
dikerjakan orang untukmu. Kerjakan sendiri  apa  yang  harus
kau kerjakan bagi dirimu sendiri."
 
Kisah  ini  menggaris-bawahi dengan cara dramatik, perbedaan
antara apa yang dipikirkan calon pengikut tentang  bagaimana
seharusnya hubunganya dengan gurunya, dan bagaimana hubungan
tersebut dalam kenyataannya.
 
Khawas adalah salah seorang di antara guru-guru agung  zaman
awal,   dan   perjalanan  ini  dikutip  oleh  Hujwiri  dalam
Pengungkapan Yang Terselubung, ikhtisar  tertua  yang  masih
ada tentang Sufisme dalam Bahasa Persia.
 
------------------------------------------------------------
K I S A H - K I S A H   S U F I
Kumpulan kisah nasehat para guru sufi
selama seribu tahun yang lampau
oleh Idries Shah (terjemahan: Sapardi Djoko Damono)
Penerbit: Pustaka Firdaus, 1984
         
                                           (terjemahan lain)

 

Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis | Tentang Penterjemah
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team