Membuka Hijab (3/9)

Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

 

Kita dan kosmos (alam) berhubungan dengan Tuhan melalui sifat-sifat Ilahi yang menampakkan jejak-jejak dan tanda-tanda nya dalam eksistensi kosmos. Kita tidak bisa mengenal dan mengetahui Tuhan dalam dirinya sendiri, tetapi hanya sejauh Tuhan mengungkapkan diri- Nya melalui kosmos (sifat, nama, af'al).

Firman Allah:

"Dialah Allah, tidak ada tuhan melainkan Dia, Dia mempunyai nama-nama yang yang indah" (Qs Thoha, 20 :8)

Sifat, nama, dan af'al, secara relatif bisa dirasakan dan difahami "maknanya". Akan tetapi "Dzat", adalah realitas mutlak. Dan untuk memahami secara hakiki harus mampu memfanakan diri, ... yaitu memahami keberadaan makhluq adalah tiada ...

Untuk lebih jelasnya akan saya berikan perumpamaan keberadaan alam dan yang menciptakan ...

Ketika kita melihat kereta api berjalan diatas rel, terbetik dibenak kita suatu pertanyaan. Bagaimana roda-roda yang berat itu bisa bergerak dan lari. Tak lama kemudian kita akan sampai kepada pemikiran tetang alat-alat dan mesin-mesin itulah yang menggerakkan roda yang berat itu. Adakah setelah itu kita dibenarkan jika berpendapat bahwa alat kereta itu sendiri yang menggerakkan kereta tersebut. Perkaranya tidak semudah itu, sebab kita tidak boleh mengabaikan bahwa disana ada masinis yang mengendalikan mesin. Kemudian ada insinyur yang menciptakan rancangan dan ketentuan- ketentuan yang ditetapkan, maka pada hakekatnya tak ada wujud bagi kereta itu, dan tidaklah mungkin terjadi gerakan dan perputaran pada roda-roda tanpa kerja insinyur. Mesin-mesin itu bukanlah akhir dari cerita sebuah kereta api, akan tetapi hakikat yang paling akhir adalah "akal" yang telah mengadakan mesin itu,kemudian menggerakkan menurut rencana yang telah dipersiapkan.

Mengikuti ilustrasi realitas kereta api, mulai dari gerbong yang digerakkan oleh roda-roda, kemudian roda-roda digerakkan oleh mesin, mesin digerakkan oleh masinis, dan semua itu direncanakan ,oleh yang menciptakan yaitu insinyur. Pertanyaan terakhir adalah : "Mungkinkah roda-roda, mesin, dan alat-alat kereta api itu mampu melihat yang menciptakan?" Jawabannya adalah insinyur itu sendiri yang mengetahui akan dirinya, sebab kereta api dan insinyur berbeda keadaan dan bukan perbandingan ...

Realitas instrumen kereta api tidak ada satupun yang serupa jika dibandingkan dengan keadaan realitas insinyur. Kemudian mengetahui keadaan realitas kereta api dari awal sampai akhir, merupakan kefanaan atau penafian bahwa realitas kereta api adalah ciptaan semata.

Firman Allah :

"(yang memiliki sifat-sifat yang ...) Demikian itu ialah Tuhan kamu. Tidak ada tuhan selain Dia. pencipta segala sesuatu maka sembahlah Dia, dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu. Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan. Dan Dialah yang maha halus lagi maha mengetahui" (Qs Al An'am, 6 : 102-103)

Realitas bahwa Dzat Tuhan tidak bisa dibandingkan dengan sesuatu (Qs Assyura, 26: 11) ... berlaku sampai di akhirat kelak. Walaupun tuhan sendiri mengatakan bahwa manusia di alam syurga akan melihat realitas Tuhan secara nyata atas eksistensi Allah, bukan berarti kita melihat dengan perbandingan pikiran manusia ... yang dimaksud melihat secara hak disini adalah kesadaran jiwa muthmainnah yang telah lepas dari ikatan alam atau kosmos.

Atau biasa disebut "fana", keadaan ini manusia dan alam seperti keadaan sebelum diciptakan yaitu keadaan masih kosong 'awang uwung' (jawa), kecuali Allah sendiri yang ada. Tidak ada yang mengetahui keadaan ini kecuali Allah sendiri.

Keadaan awal (Al Awwalu) tidak ada yang wujud selain Allah, tidak ada ruang, tidak ada waktu, tidak ada alam apapun yang tercipta. Untuk mengetahui keadaan seperti ini marilah kita ikuti kisah nabi Musa As. Firman Allah :

"Dan tatkala Musa datang (untuk munajat) dengan Kami, pada waktu yang telah Kami tentukan dan tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya. Berkatalah Musa : ya tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku. Agar aku dapat melihat kepada Engkau. Tuhan berfirman: kamu sekali- sekali tidak sanggup melihat-Ku, tetapi melihat-lah ke bukit itu, maka jika ia tetap ditempatnya (sebagaimana sedia kala) niscaya kamu dapa melihat-Ku. Tatkala tuhannya nampak bagi gunung itu, kejadian itu menjadikan gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan, maka setelah Musa sadar kembali dia berkata. Maha suci Engkau, dan aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman ..." (Qs Al A'raaf, 7: 143)

Subject: [dzikrullah] Membuka Hijab 3/9
Date: Thu, 29 Jun 2000 09:35:47 -0000
From: "sangkan " <patrap1@yahoo.com>

(sebelum, sesudah)


"Ya Allah, Ajari Kami Untuk Selalu Ingat Kepada-Mu, Bersyukur & Khusyu' Beribadah" (Al Hadits)


Dengan menjadi anggota keluarga Majelis Dzikrullah memahami seluruh artikel: Perjalanan Menuju Ilahi, Syari'at, Etika Islam, Hakikat Manusia, Jiwa, Hati, Berguru Kepada Allah, Membuka Hijab, Patrap/Dzikir, tanggapan & artikel lainnya ... Insya Allah anda akan mampu melaksanakan peribadatan secara kusyu' dalam kehidupan sehari-hari.

Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team