MENDIRIKAN KERAJAAN TUHAN
Kumpulan Bukti yang Ketiga --"Menurut..."
Hal yang mengherankan dalam bukti-bukti yang dimiliki
orang Kristen (yang ditulis oleh Matius, Markus, Lukas dan
Yohanes) adalah bahwa tak ada satu pun yang bisa dibuktikan
keasliannya. Tidak ada satu pun tanda tangan, tanda atau cap
jempol dari penulis dalam kitab yang disebut "asli". Mereka
menyombong bahwa mereka memiliki lebih dari 24.000 kitab
asli, tetapi tak ada dari dua yang asli itu yang isinya sama
satu sama lain. Mengherankan! Lebih aneh lagi, orang Kristen
menandai kitab Injil mereka sebagai "Injil menurut Matius",
"Injil menurut Markus", Injil menurut Lukas", dan "Injil
menurut Yohanes".
Ketika para penginjil ditanya mengapa kata-kata
"me-nurut" ditulis di awal semua Injil, mereka mengatakan
bahwa mereka tidak menulis sendiri. Ini hanya anggapan bahwa
mereka adalah penulis Injil sekarang ini. Penterjemah dari
"Versi Internasional Yang Baru", secara diam-diam telah
menghapus kata 'menurut' dari empat Injil mereka dalam
terjemahannya yang terakhir. Dari orang-orang yang dianggap
penulis Injil, yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes,
diketahui bahwa 50% dari mereka bahkan bukan termasuk dalam
12 murid pilihan Yesus.
Kasus yang Utama
Saya dengan rendah hati berani menegaskan bahwa
dokumen-dokumen yang tidak ada pembuktiannya tersebut tidak
akan diterima di semua pengadilan di peradaban manapun,
hanya dalam tempo 2 menit. Selain itu, Markus, salah seorang
yang dinyatakan sebagai saksi mengatakan bahwa di saat Yesus
dalam keadaan kritis -
"Lalu semua murid itu meninggalkan dia dan
melarikan diri". (Injil - Markus 14: 50).
Coba tanya pada teman Anda yang beragama Kristen, "Apakah
'semua (all)' di sini berarti semua (all) dalam bahasa Anda?
Dan dia pasti akan menjawab, "Ya!", apakah 'almal' berarti
'almal dalam bahasa Afrika? Dan tanpa ragu dia akan
menjawab, "Ya!"; Dan apakah 'bonke' berarti 'bonke ' dalam
bahasa Zulu?" Dan dia akan menjawab, "Ya!". Ini benar untuk
setiap bahasa. Tetapi mengapa ayat dari Injil ini tidak
tertulis dalam logat Anda sendiri?
Jadi orang yang disebut 'saksi mata' di sini tidak
benar-benar menjadi saksi mata terhadap kejadian tersebut,
kecuali jika Markus tidak mengatakan kebenaran seluruhnya
dalam Injil. Padahal dia dianggap mengungkapkan semuanya di
bawah sumpah! Anda pasti setuju bahwa kasus seperti di atas
pasti akan ditolak di pengadilan manapun di semua peradaban
di muka bumi ini. Akan tetapi ajaran yang sudah ada sejak
2000 tahun yang lalu, yang dipercaya dapat menyelamatkan 1.2
milyar umat Kristen ini tidak bisa dihilangkan begitu saja.
Hal ini perlu menjadi perhatian. Oleh karena itu kita bisa
saja menyenangkan orang-orang yang dianggap sebagai saksi,
yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, seolah-olah mereka
adalah saksi sejarah.
Dari Mana Kita Akan Mulai?
Tentu saja dari awal! --tepatnya seperti apa yang
dikatakan Injil ("Pada awal ..." - Kejadian l: 1)-- hanya 24
jam sebelum bencana alam "Hujan badai, gerhana matahari
gempa bumi, batu terbelah, kuburan-kuburan terbuka dan
mayat-mayat yang terbaring bangkit dan berkumpul di jalan
menuju ke Yerusalem ..." seperti yang digambarkan oleh
saksi-saksi Kristen. Suatu skenario yang mahal yang
mengalahkan rekor biaya pembuatan sebuah film!
Kita tidak boleh lupa bahwa kaum Yahudi berkaitan juga
dengan pembunuhan atas Yesus Kristus dan kita sebagai Muslim
terpaksa membela mereka melawan tuduhan umat Kristen, karena
keadilan harus ditegakkan. Apapun perbuatan dan perkataan
dosa mereka, Allah membebaskan mereka dari tuduhan
pembunuhan tersebut. Allah berfirman,
"Mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka
bunuh itu adalah Isa." (Q,S. An-Nisa (4): 157).
Memainkan Kartu 'Kisah Penyaliban'
Dunia Kristen dengan tidak adil telah menghukum dan
membunuh orang Yahudi sejak 2000 tahun lalu dengan tuduhan
atas pembunuhan yang tidak mereka (Yahudi) lakukan.
Percobaan pembunuh? Mungkin! Tetapi pembunuhan? Tidak!
Dengan membebaskan Yahudi dari kejahatan yang tidak mereka
lakukan, berarti juga kita membuat penginjil dan penyebar
agama Kristen menjadi tidak berdaya. Dalam mengetuk hati dan
pikiran manusia, kisah penyaliban adalah satu-satunya kartu
yang mereka punya. Biarkan mereka dengan kegilaannya dan
Anda akan mendapatkan bahwa dunia Muslim bebas dari usaha
dan gangguan kaum misionaris Kristen.
Di Sekitar Meja
Di malam perayaan Paskah, Yesus dan kedua belas muridnya
duduk melingkar di sebuah meja besar bersama dengan tuan
rumahnya --Murid tercinta-- yaitu Yohanes. Yohanes dan Yesus
adalah nama yang biasa bagi kaum Yahudi pada tahun 30
Masehi, seperti nama Tom, Dick, John dan Jimmy di abad ke 20
ini. Jadi paling tidak ada 14 orang dan bukan 13 seperti
angka sial dalam tahyul Barat.
Perjalanan Menuju Yerusalem
Yesus melakukan perjalanannya yang agung memasuki
Yerusalem sebagai pemimpin dari pengikut-pengikutnya dengan
semangat dan antusias untuk membangun 'Kerajaan Tuhan'
setiap saat dengan mengendarai keledai untuk memenuhi tugas
kerasulannya (Zakharia 9: 9),
"Katakanlah kepada puteri Sion, lihat, Rajamu
datang kepadamu ... Mengendarai seekor keledai .... Orang
banyak yang sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya
di jalan ... . dan menyebarkan ranting-ranting pohon di
jalan ... dan orang banyak berseru, "Hosana bagi anak
Daud... Hosana di tempat yang Maha Tinggi ... " (Injil -
Matius 21: 5-9).
Mari kita lihat Lukas, sang tabib, menambahkan tulisannya
untuk menjelaskan gambaran tersebut. '
"....karena ia sudah dekat dengan Yerusalem,
dan mereka menyangka bahwa kerajaan Allah akan segera
kelihatan". (Injil - Lukas 19: 11).
Kerajaan Surga?
"Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak
suka aku menjadi Rajanya, bawalah mereka kemari, dan
bunuhlah mereka di depan mataku." (Injil - Lukas 19: 27).
"... Diberkatilah dia yang datang sebagai Raja dalam nama
Tuhan". (Injil - Lukas 19: 38).
Dan Yohanes menambahkan bahwa rombongan yang bersemangat
itu berteriak:
"Hosana! Diberkatilah dia yang datang dalam
nama Tuhan, raja Israel!" (Injil - Yohanes 12: 13).
"Maka kata orang-orang Farisi ... Lihatlah, seluruh dunia
datang mengikuti dia (Yesus)" (Injil - Yohanes 12: 19).
"Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini;
Sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan keluar."
(Injil - Yohanes 12: 31).
Siapa yang bisa tahan terhadap janji kemenangan di masa
depan yang memabukkan itu? Sedikit menakjubkan bahwa Yesus
tergoda secara fisik untuk mengusir orang-orang yang
berjualan di halaman kuil. Dia mendorong meja tempat berjual
beli tersebut dan memaksa mereka keluar dengan sebuah
'cambuk tali'- (Yohanes 2: 15).
Serangan yang Gagal
Pembersihan kewenangan kuil itu terjadi dengan cepat, dan
menjadi awal pengusiran terhadap orang Romawi untuk
mendirikan 'Kerajaan Tuhan'. Tetapi cita-citanya yang tinggi
ini tidak pernah terwujud. Pelaksanaannya semua gagal
bagaikan sebuah petasan, yang diiringi dengan teriakan
'Hosana', 'anak Daud' dan 'Raja Israel':
Yesus telah mengacuhkan peringatan orang-orang Farisi
untuk mengekang kegembiraan yang berlebih-lebihan dari
murid-muridnya (Lukas 19: 39). Dia salah perhitungan.
Karenanya dia terpaksa menerima akibatnya. Bangsanya tidak
siap untuk mengorbankan diri karena sikap kekanak-kanakan
mereka.
Pemikiran Yahudi
Pemimpin-pemimpin Yahudi menganggap bahwa laki-laki ini
adalah pembawa kerusakan bagi bangsanya. Oleh karenanya,
"Lebih berguna bagimu, jika satu orang mati
untuk bangsa kita daripada seluruh bangsa kita ini binasa."
(Injil -Yohanes 11: 50).
Tetapi dengan adanya orang-orang yang mengelilingi Yesus,
maka tidaklah bijak untuk menawan Yesus di hadapan publik.
Mereka menunggu kesempatan untuk menangkapnya diam-diam.
Keberuntungan rupanya ada pada mereka, kerena mereka
berhasil membujuk Yudas, salah satu dari murid pilihan Yesus
untuk berkhianat pada Guru dan Tuhan-nya demi 30 batang
perak.
Yudas Tidak Puas
Dalam pandangan ajaran Kristiani, yang mendorong Yudas
untuk melakukan perbuatan yang bersikap pengecut adalah
keserakahannya akan emas. Dia tetap merasa kurang atas apa
yang telah diberikan kaum Kristiani kepadanya. Sebagai salah
satu murid pilihan Yesus, dia merasa tidak memiliki
kesempatan untuk menjadi orang yang berkecukupan. Lalu
mengapa tidak mengambil kesempatan dengan mengorbankan
waktunya demi 30 batang perak? Yudas tidak puas. Setelah
semua demonstrasi massa yang merayakan keberhasilan Yesus
memasuki Yerusalem, di antara limpahan simpati massanya:
"Waktunya telah tiba - dan sekarang - Pangeran dunia akan
diusir - saya harus menguasai mereka - membawa mereka dan
membunuh mereka sebelum mereka membunuh saya" Yesus telah
meletakkan jejak. Kalau Yesus bisa dihasut, mungkin dia akan
bertindak dengan mukjizatnya dan membawa api dan batu-batu
panas dari surga untuk melawan musuh-musuhnya; dan tentu
saja pasukan malaikat akan membantunya dan murid-muridnya
untuk menguasai dunia.
Dari seringnya berhubungan dengan gurunya, Yudas
mengetahui bahwa Yesus adalah orang yang baik hati, lembut
dan penyayang. Tetapi Yudas bukanlah orang yang pandai
bermain kata-kata. Dia tidak mengetahui kapan Yesus sedang
senang hati atau sedang susah hati. Mungkin jika Yesus
sedang susah hati, maka bukannya kebaikan yang akan
diterimanya tetapi malah akan memberikannya kematian.
Pengkhianatan itu Terbongkar
Sikap dan kelakuan Yudas yang mencurigakan akhirnya
diketahui Yesus. Dia tidak memerlukan roh kudus untuk
membaca pikiran-pikiran yang salah pada diri Yudas. Pada
suatu 'makan malam terakhir' yang dihadiri Yesus dan
murid-muridnya, Yesus memecat Yudas dengan kata-kata:
"... Apa yang hendak kau perbuat, perbuatlah
dengan segera." (Injil - Yohanes 13: 27).
Dan Yudas pergi karena pengkhianatannya sudah diketahui.
|