dengan pengetahuan modern (3/4) | |
|
KONFRONTASI RIWAYAT KITAB SUCI DENGAN PENGETAHUAN MODERN (3/6) PROBLEMA MENGENAI MONUMEN TAHUN V PEMERINTAHAN MINEPTAH Mula-mula orang-orang mengira dapat menemukan suatu sangkalan terhadap teori bahwa larinya Bani Israil dari Mesir merupakan kejadian yang terakhir daripada masa pemerintahan Fir'aun tersebut; sangkalan tersebut dikira telah ditemukan dalam teks monumen tahun ke V pemerintahan Mineptah. Monumen tersebut penting sekali karena merupakan satu-satunya dokumen dalam bahasa Mesir kuno yang mengandung kata "Israil." Monumen tersebut, yang dibikin pada masa pertama dari pemerintahan Mineptah telah ditemukan di Thebes dalam suatu kuburan Fir'aun, monumen tersebut memperingati kemenangan-kemenangan yang diperoleh Mesir terhadap tetangga-tetangganya, khususnya, pada akhir dokumen itu disebutkan: kemenangan terhadap Israil yang sudah dibinasakan dan tak mempunyai benih lagi. Orang mengambil konklusi dari dokumen tersebut bahwa orang-orang Yahudi sudah menetap di Kan'an pada tahun kelima pemerintahan Mineptah dan oleh karena itu keluarnya orang Yahudi dari Mesir telah terjadi sebelum dokumen tersebut dibikin. Sangkalan tersebut tak dapat diterima karena sangkalan itu berarti bahwa tak ada orang Yahudi di Kan'an ketika ada orang-orang Yahudi di Mesir. Walaupun begitu, orang yang mengatakan bahwa Exodus terjadi pada zaman Ramses II, yaitu R.P. de Vaux menulis dalam buku-bukunya Sejarah Israil Kuno, mengenai penghunian di Kan'an: "Untuk daerah Selatan, waktu menetapnya orang-orang yang masih ada hubungan kerabat dengan Israil di daerah Cades, tak dapat ditentukan, akan tetapi terang sebelum Exodus." Jadi R.P. de Vaux menggambarkan kemungkinan menetapnya kelompok-kelompok yang keluar dari Mesir sebelum terjadinya Exodus yang dipimpin Musa. Apiru atau Habiru yang diidentifilkasikan dengan orang-orang Israil sudah terdapat di Syria, Palestina, lama sebelum Ramses II, jadi sebelum Exodus. Bukankah raja Amenophis II menurut suatu dokumen telah mendatangkan orang-orang tawanan sebanyak 3.600 dan dikerjakan sebagai buruh di Mesir. Pada zaman raja Seti pertama, orang-orang Yahudi menimbulkan keributan-keributan di Kan'an, di daerah Beth-Shean; begitulah disebutkan oleh P. Montet dalam bukunya Mesir dan Bibel. Dengan begitu maka ada kemungkinan besar bahwa Mineptah menindak unsur-unsur pengacau di perbatasan, sedangkan dalam negeri Mesir, terdapat kelompok Yahudi yang pada akhirnya mengikuti Musa untuk keluar dari Mesir. Jadi terdapatnya monumen tahun kelima daripada Pemerintahan Mineptah tidak bertentangan dengan hipotesa kita. Di lain pihak munculnya kata "Israil" dalam sejarah bangsa Yahudi tidak ada hubungannya dengan menetapnya kelompok pengikut Musa di Kan'an. Asal mula kata itu adalah sebagai berikut: Menurut Kejadian (32, 29) Israil adalah nama kedua daripada Yakob, anak Ishak cucu Ibrahim, arti nama itu menurut ahli-ahli tafsir Terjemahan Ekumenik daripada Bibel Perjanjian Lama (1975) adalah: "mudah-mudahan Allah menunjukkan dirinya Jaya." Setelah kata itu dijadikan nama orang, tidak mengherankan jika orang memakainya untuk menunjukkan "kelompok" sambil mengingat-ingat seorang moyang yang besar. Jadi kata Israil itu sudah ada beberapa ratus tahun sebelum Musa. Tidak mengherankan kalau dalam monumen Mineptah kata itu disebutkan. Tetapi disebutkannya kata itu tidak merupakan argumen yang menguatkan terjadinya Exodus Musa sebelum tahun V daripada pemerintahan Mineptah. Sesungguhnya dengan menunjuk kelompok yang dinamakan "Israil," monumen Mineptah tidak menunjukkan suatu kelompok politik yang sudah berdiri, karena monumen tersebut ditulis pada akhir abad XIII S.M., sedangkan kerajaan Israil didirikan pada abad X S.M. Jadi, monumen tersebut hanya menunjuk kelompok manusia biasa.25 Sekarang kita mengetahui bahwa untuk masuk dalam sejarah, Israil memerlukan waktu pembentukan selama 8 atau 9 abad. Dalam periode tersebut terdapat kelompok-kelompok setengah nomad dalam daerah Kan'an, khususnya kelompok Amorites dan Arameans. Dalam periode tersebut muncul pula di tengah-tengah rakyat patriach-patriach (kepala-kepala keluarga) seperti Ibrahim, Ishak dan Ya'kub atau Israil. Nama kedua dari kepala keluarga terakhir, yakni Israil, merupakan bibit pertama daripada kesatuan politik yang akan muncul lama setelah zaman Mineptah, karena kerajaan Israil berlangsung dari tahun 931-930 sampai 721 S.M. 4. DISEBUTKANNYA KEMATIAN FIR'AUN ZAMAN EXODUS OLEH KITAB-KITAB SUCI Matinya Fir'aun pada waktu Exodus merupakan suatu bagian yang sangat penting dalam riwayat Qur-an dan Bibel. Kematian Fir'aun itu dapat difahami dari teks dengan jelas sekali. Dalam Bibel, kematian Fir'aun itu tidak hanya disebutkan dalam Pentateuqe atau Torah tetapi juga dalam Zaburnya Daud; pembicaraan tentang ini telah disebutkan di atas. Adalah sangat mengherankan bahwa pengarang-pengarang Kristen tidak menyebutkan kematian Fir'aun. R.P. de Vaux berpendapat bahwa Exodus terjadi pada bagian pertama daripada pemerintahan Ramses II atau pada pertengahan pemerintahan itu; ia tidak memperhitungkan bahwa Fir'aun telah binasa dalam pengejaran kaum Yahudi, yang berarti bahwa Exodus itu terjadi pada akhir pemerintahannya. Dalam buku-bukunya: "Sejarah Israil Kuna," direktur Sekolah Bibel Yerusalem tidak mempedulikan kontradiksi antara pendapatnya dan paragraf-paragraf yang tersebut dalam dua kitab (fasal) daripada Bibel. P. Montet dalam bukunya "Mesir dan Bibel" mengatakan bahwa Exodus terjadi pada zaman pemerintahan Mineptah, akan tetapi ia tidak menulis sepatah katapun tentang matinya Fir'aun yang memimpin pengejaran orang-orang Yahudi yang lari. Pendirian yang mentakjubkan ini sangat bertentangan dengan pendirian orang-orang Yahudi. Mazmur Daud no. 136 dalam ayat 15 memuji "Tuhan yang telah membinasakan Fir'aun dan tentaranya dalam lautan yang penuh dengan tumbuh-tumbuhan" sering disebutkan dalam doa-doa mereka. Mereka itu mengerti bahwa ada persesuaian antara ayat-ayat tersebut dengan kata-kata dalam Kitab Keluaran (14, 28): "Air kembali pasang dan menenggelamkan kereta-kereta serta para penumpang kuda dari tentara Fir'aun yang telah masuk ke laut di belakang mereka (kelompok Yahudi). Tak ada seorangpun yang tetap hidup." Bagi mereka tak ada sangsi sedikitpun bahwa Fir'aun telah binasa bersama tentaranya. Teks yang sama juga terdapat dalam Bibel Kristen. Para ahli tafsir Kristen sengaja mengelakkan diri dan menentang segala bukti kematian Fir'aun. Tetapi sementara orang menyebutkan riwayat yang ada dalam Qur-an dan menganjurkan pembacanya untuk mengadakan pendekatan yang khusus. Inilah yang kita temukan dalam Terjemahan Bibel di bawah pengawasan Sekolah Bibel di Yerusalem; kita dapatkan tafsiran R.P. Couroyer guru besar pada sekolah tersebut mengenai badan Fir'aun: "Qur-an (X, 90-92) menyebutkan hal-hal tersebut, dan menurut tradisi orang awam, Fir'aun tenggelam dengan tentaranya, hal ini tak disebutkan dalam Qur-an26 dan badannya menetap di dasar laut dan memerintah para nelayan; jadi sejenis ikan laut." Pembaca yang tidak mengetahui isi Qur-an akan menghubungkan antara pernyataan Qur-an yang bertentangan (menurut pengarang tafsir Bibel tersebut) dengan Bibel, dengan dongengan yang aneh yang katanya berasal dari tradisi orang awam, yang disebutkan dalam tafsir Bibel setelah menyebutkan Qur-an. Hakekat pernyataan Qur-an tentang hal ini tak ada hubungannya dengan apa yang dikatakan oleh pengarang tafsir Bibel tersebut; ayat 90 s/d 92 daripada surat 10 dalam Qur-an mengatakan bahwa Bani Israil melalui lautan selagi Fir'aun dan tentaranya mengejar mereka. Pada waktu ia hampir tenggelam, Fir'aun berteriak: "Aku percaya bahwa tak ada Tuhan kecuali Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan aku termasuk orang-orang yang menyerahkan diri kepadaNya." Tuhan menjawab: "Baru sekarang? Sebelum ini engkau telah membangkang dan menimbulkan kerusakan. Baiklah Aku akan menyelamatkan badanmu pada hari ini agar engkau menjadi bukti bagi mereka yang datang sesudahmu. Sesungguhnya banyak manusia yang lengah terhadap bukti-buktiKu." Inilah yang dimuat dalam Qur-an tentang kematian Fir'aun. Baik dalam ayat ini maupun dalam ayat-ayat lain dalam Qur-an tak ada khayalan-khayalan seperti yang disebutkan oleh ahli tafsir Bibel. Teks Qur-an mengatakan dengan jelas bahwa badan Fir'aun akan diselamatkan; inilah hal yang pokok. Pada waktu Qur-an disampaikan kepada manusia oleh Nabi Muhammad, semua jenazah Fir'aun-Fir'aun yang disangka ada hubungannya dengan Exodus oleh manusia modern terdapat di kuburan-kuburan kuno di lembah raja-raja (Wadi al Muluk) di Thebes, di seberang Nil di kota Luxor. Pada waktu itu manusia tak mengetahui apa-apa tentang adanya kuburan tersebut. Baru pada abad 19 orang menemukannya seperti yang dikatakan oleh Qur-an jenazah Fir'aunnya Exodus selamat. Pada waktu ini jenazah Fir'aun Exodus disimpan di Museum Mesir di Cairo di ruang mumia, dan dapat dilihat oleh penziarah. Jadi hakekatnya sangat berbeda dengan legenda yang menertawakan yang dilekatkan kepada Qur-an oleh ahli tafsir Injil, R.P. Couroyer. (bersambung 4/6) |
|
|
|
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota |