BAGIAN KEENAM: CERITA GHARANIQ (1/5)
KAUM Muslimin yang hijrah ke Abisinia
tinggal selama tiga bulan di sana. Sementara itu Umar
ibn'l-Khattab sudah pula masuk Islam. Setelah para pengungsi
ini mengetahui bahwa pihak Quraisy sudah mulai surut dari
mengganggu Muhammad dan pengikut-pengikutnya - setelah Umar
masuk Islam - menurut sebuah sumber, banyak diantara mereka
itu yang kembali, dan sumber lain mengatakan semua mereka
itu kembali ke Mekah. Tetapi setelah mereka sampai di Mekah,
ternyata pihak Quraisy kembali menyiksa kaum Muslimin,
bahkan lebih keras lagi dari pada yang pernah dialami kaum
pengungsi itu dulu. Sebahagian mereka ada yang kembali ke
Abisinia, ada pula yang memasuki Mekah atau di
dekat-dekatnya dengan sembunyi-sembunyi. Konon katanya,
bahwa mereka yang kembali itu membawa pula sejumlah kaum
Muslimin dan mereka ini tinggal di Abisinia sampai sesudah
Hijrah dan sesudah keadaan Muslimin di Medinah jadi lebih
stabil.
Apa pula motif yang mendorong kaum Muslimin di Abisinia
itu kembali sesudah tiga bulan mereka tinggal di sana? Di
sinilah munculnya cerita gharaniq itu yang dilangsir
oleh Ibn Sa'd dalam At-Tabaqat'l-Kubra dan oleh At-Tabari
dalam Tarikh'r-Rusul-wal-Muluk, yang juga sama dilangsir
oleh ahli-ahli tafsir kalangan Muslimin dan penulis-penulis
sejarah Nabi, dan lalu diambil pula oleh sekelompok
Orientalis-orientalis yang dalam sekian lama oleh mereka
tetap dipertahankan.
Adapun timbulnya
cerita gharaniq itu ialah, setelah Muhammad melihat
pihak Quraisy menjauhinya dan sahabat-sahabatnya di siksa.
Ia berharap-harap sambil mengatakan: Coba aku tidak mendapat
perintah apa-apa yang kiranya akan menjauhkan mereka dari
aku. Ia mengumpulkan golongannya dan mereka bersama-sama
pada suatu hari duduk-duduk dalam sebuah tempat pertemuan di
sekitar Mekah. Kepada mereka dibacakannya Surah An-Najm
sampai pada firman Allah: "Adakah kamu perhatikan Lat dan
'Uzza. Dan itu Manat, ketiga, yang terakhir?" (Qur'an,
53:19-20) Sesudah itu lalu dibacakannya pula: "Itu
gharaniq yang luhur, perantaraannya sungguh dapat
diharapkan."
Kemudian ia meneruskan membaca Surah itu seluruhnya
sampai pada akhirnya ia sujud. Ketika itu semua orang ikut
sujud, tak ada yang ketinggalan. Pihak Quraisy menyatakan
kepuasannya atas apa yang telah dibaca Muhammad itu.
Kata mereka: "Kami tahu sudah bahwa Allah itu
menghidupkan dan mematikan, menciptakan dan memberi rejeki.
Tetapi dewa kami ini menjadi perantara kami kepadaNya. Kalau
ternyata dia juga kauberi tempat, maka kamipun setuju dengan
kau."
Dengan demikian hilanglah perselisihan dengan mereka itu.
Peristiwa tersebut lalu tersebar di kalangan umum hingga
sampai juga ke Abisinia. Pihak Muslimin lalu berkata: Di
sana ada keluarga-keluarga dekat kami yang sangat kami
cintai. Lalu merekapun pulang kembali. Apabila pada tengah
hari mereka sampai ke dekat Mekah mereka bertemu dengan
rombongan kafilah Kinana yang lalu dan rombongan itupun
menjawab: Ia menyebutkan dewa-dewa mereka dengan baik dan
merekapun lalu mengikutinya. Kemudian ia berbalik lagi
mencela dewa-dewa mereka itu dan merekapun lalu memusuhinya
lagi. Perbuatan mereka itu dibicarakan oleh pihak Muslimin.
Tidak tahan lagi mereka ingin menemui keluarga, dan mereka
lalu memasuki Mekah.
Sebabnya maka Muhammad berbalik tidak mau menyebutkan
dewa-dewa Quraisy dengan baik - menurut beberapa sumber yang
mencatat berita ini - ialah karena ia sudah tidak tahan atas
ucapan Quraisy: "Kalau ternyata dewa-dewa kami juga kauberi
tempat, maka kami pun setuju dengan kau," dan karena ketika
dia sedang duduk-duduk di rumahnya hingga sore Jibril datang
dan bertanya:
"Aku membawakan dua anak kalimat ini kepadamu?" dengan
menunjuk kepada "Itu gharaniq yang luhur,
perantaraannya dapat diharapkan."
Muhammad pun menjawab: "Aku mengatakan sesuatu yang tidak
dikatakan oleh Allah."
Kemudian Allah mewahyukan:
"Dan hampir-hampir saja mereka itu menggoda kau tentang
apa yang sudah Kami wahyukan kepadamu, supaya engkau mau
atas nama Kami memalsukannya dengan yang lain."
|