Alkitab di Dunia Modern

oleh Professor James Barr

Indeks Kristiani | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

 

III. PENUTUP

Pada permulaan pasal ini telah saya katakan bahwa persoalan-persoalan yang paling urgen terletak dalam bidang hubungan antara Alkitab dan teologia. Saya mengemukakan bahwa tidak ada ahli theologia masa kini yang beranggapan bahwa suatu theologia yang sah dapat diambil langsung dari halaman-halaman Alkitab; sehingga penggunaan Alkitab secara teologis berarti bahwa kita harus mempertimbangkan serta menilai status, fungsi, dan penerapan bahan-bahan Alkitab itu. Dalam bagian-kedua pasal ini telah diajukan beberapa contoh tentang metoda-metoda pembedaan itu. Tentunya, analisa yang disajikan di sini tidaklah lengkap. Bukan maksud saya untuk menguraikan penerapan dan segi-segi kekuatan setiap pembedaan yang saya sebut-sebutkan itu. Saya mencatatnya untuk memperlihatkan, betapa luas dan kompleks jaringan-hubungan yang meliputi persoalan ini secara keseluruhan. Beberapa pokok yang saya singgung sudah diberi uraian yang cukup dalam pasal ini, sedangkan beberapa pokok lain akan dibahas lebih lanjut dalam pasal-pasal berikut.

1. Analisa C.D. Kaufman

Sebagai penutup pasal ini, saya ingin memberi ringkasan yang sedikit-banyak bersandar pada suatu kutipan dari buku G.D. Kaufman.24 Dia mengusulkan bahwa pengertian tradisional tentang Alkitab mempunyai tiga taraf.

i. Pertama, secara tradisional Alkitab terkaitkan dengan pandangan global mengenai dunia sebagai milik Tuhan. Maka melalui kaitan itu Alkitab menyodorkan suatu pandangan tentang dunia, suatu orientasi hidup yang menyeluruh.

ii. Kedua, Alkitab berlaku sebagai sumber bahan definitif yang dapat dimanfaatkan, bila dicari bimbingan dalam segala macam masalah yang menyangkut kebenaran, moralitas dan lain-lain.

iii. Ketiga, Alkitab dianggap sebagai sumber kewibawaan untuk theologia.

Menurut Kaufman, pokok (ii) itu bergantung kepada (i) dan (iii) bergantung kepada (ii). Tetapi pokok (i) itu tidak laku lagi pada masa kini. Manusia modern tidak lagi mengorientasikan diri kepada dunia melalui kerangkaian (struktur) pemikiran Alkitabiah. Kerangkaian, yang kita manfaatkan sekarang dalam mencari orientasi terhadap dunia, ialah kerangkaian yang disediakan oleh ilmu pengetahuan, sosiologi, dan sebagainya. Bahan Alkitab yang dulu dianggap kebenaran ilahi, sekarang dipandang sebagai adat-istiadat dan dongeng Ibrani atau Kristen awal mula-mula.

Menghilangnya pokok pertama itu menimbulkan suatu krisis yang sangat mendalam berkenaan dengan pokok (ii) dan (iii). Usaha-usaha untuk mendapat teologia Alkitabiah, dan pendekatan-pendekatan lainnya yang sejenis, beserta usaha-usaha untuk menegakkan-kembali kewibawaan Alkitab, dapat ditafsirkan sebagai suatu pencarian akan kewibawaan pada taraf (ii) dan (iii) setelah taraf (i) itu menghilang. Tetapi sebenarnya usaha untuk menegakkan kembali kewibawaan Alkitab di jaman modern adalah melulu suatu kerinduan akan jaman "tempo doeloe." Persoalan-pokok yang kini dihadapi ialah merosotnya status Alkitab sebagai orientasi-dasar untuk manusia modern. Entah diterima atau tidak, analisa ini patut dipikirkan sebagai suatu kesimpulan yang sangat mendalam tentang situasi masa kini.

2. Perlunya suatu penjelasan logis-akaliah tentang status Alkitab dalam gereja

Agaknya pertanyaan yang timbul dari uraian kita ini ialah sebagai berikut: Apakah ada sesuatu yang logis-akaliah yang dapat dikatakan tentang status Alkitab di gereja? Apakah ada penjelasan yang selaras dan jujur, baik berhadapan dengan kepercayaan orang Kristen masa kini, maupun berhadapan dengan kerangkaian-pemikiran dunia modern yang didiami orang Kristen? Di atas ini kita sudah men-survai (memeriksa) pembedaan-pembedaan serta penggolonganpenggolongan yang termasuk usaha untuk menguraikan soal status Alkitab secara logis-akaliah; untuk menjelaskan mengapa status Alkitab demikian; serta untuk menentukan syarat-syarat, yang atas dasarnya Alkitab berfungsi di dunia modern. Kalau usaha untuk mencari penjelasan logis-akaliah itu ditolak, maka alternatifnya adalah hanya dua:

a. Kita meninggalkan konsep status Alkitab yang istimewa itu sama sekali, serta mengaku bahwa soal itu tidak penting lagi; atau

b. Kita tetap menegaskan bahwa Alkitab masih mempunyai status unik seperti pada jaman dulu kala; walaupun kita tidak sanggup mendukung keyakinan itu dengan argumentasi-argumentasi yang logis-akaliah, melainkan hanya dengan desakan bahwa bagi kita Alkitab memang berstatus demikian.

Singkatnya, pasal 6 ini beserta pasal-pasal sebelumnya, telah membuka mata kita terhadap persoalan-persoalan yang tersangkut, kalau kita ingin memberikan suatu uraian-teologis tentang status Alkitab. Maka dalam pasal 7, kita akan berusaha menggariskan beberapa pokok yang dapat menjadi landasan pemecahan persoalan.

(sebelum, sesudah)


Alkitab di Dunia Modern (The Bible in the Modern World) Prof. James Barr Terjemahan Dr. I.J. Cairns BPK/8331086/7 Penerbit BPK Gunung Mulia, 1979 Kwitang 22, Jakarta Pusat  

Indeks Kristiani | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team