|
11. Burung Hantu
Burung Hantu tampil ke muka dengan wajah kebingungan, dan
katanya, "Telah kupilih sebagai tempat tinggalku sebuah
rumah bobrok yang sudah runtuh. Aku dilahirkan di antara
reruntuhan itu dan di sana kudapatkan kesenangan -- tetapi
tidak dalam minum anggur. Aku pun tahu beratus-ratus tempat
yang ramai dihuni, tetapi sebagian ada dalam kekacauan dan
yang lain dalam permusuhan. Siapa ingin hidup dengan
tenteram mesti pergi ke tempat reruntuhan, seperti
orang-orang gila. Bila aku merengut di antara mereka, ini
disebabkan harta terpendam. Cinta harta menarikku ke sana,
karena harta itu terdapat di antara puing-puing runtuhan.
Aku pun dapat menyembunyikan usahaku yang penuh damba dalam
mencari itu, dan berharap akan mendapatkan harta yang tak
dilindungi jejimat itu; jika nanti kakiku dapat
menemukannya, maka akan tercapailah keinginan hatiku. Aku
memang percaya bahwa cinta terhadap Simurgh itu bukan
dongengan, karena cinta demikian tak dihayati oleh mereka
yang tak peduli; tetapi aku ini lemah, dan jauh dari merasa
pasti akan cintanya, karena aku hanya mencintai harta dan
reruntuhan ini."
Hudhud berkata padanya, "O kau yang mabuk karena cinta
akan harta, taruhlah kau dapat menemukan harta itu! Maka
tentulah kau akan mati pula di atas harta itu, sedang hidup
telah menyelinap pergi sebelum kau mencapai tujuan mulia
yang setidak-tidaknya telah kausadari pula. Cinta akan emas
ialah ciri mereka yang tak beriman. Ia yang membuat berhala
emas ialah kembaran Thare.1
Bukankah kau barangkali ingin menjadi pengikut
As-Samiri2 dari
bangsa Israil yang membuat anak lembu dari emas? Tidakkah
kau tahu bahwa barangsiapa telah dirusakkan akhlaknya oleh
cinta akan emas, maka seperti mata uang palsu ia akan
bertukar wajah dengan yang serupa tikus, pada hari kiamat
nanti?"
Si Bakhil
Seorang pemabuk menyembunyikan sepeti emas, dan segera
sesudah itu, mati. Setahun kemudian anaknya laki-laki dalam
mimpi melihat si ayah menjelma jadi tikus, kedua matanya
sebak dengan airmata. Tikus itu berlari maju-mundur di
tempat emas itu disembunyikan. Si anak menanyainya, "Mengapa
Bapak di sini?" Jawab si ayah, "Dulu aku menyembunyikan emas
di sini dan kini aku datang hendak melihat apakah ada orang
yang telah mengetahuinya." "Mengapa Bapak menjelma jadi
tikus?" tanya si anak. Ayahnya berkata, "Jiwa orang yang
telah mengorbankan segalanya demi cinta akan emas menjelma
serupa ini. Ingat baik-baik tentang diriku, o anakku, dan
ambil manfaat dari apa yang kaulihat ini. Tinggalkan cinta
akan emas itu!"
Catatan kaki:
1 Juga disebut Abrahah.
Ayah Nabi Ibrahim. Penyembah berhala dan pemuja api. (Dalam
Al-Quran, Surah VI: 75 disebut Azar. - H.A.)
2 Yang menyesatkan
pengikut-pengikut Nabi Musa dengan membuat anak lembu dari
emas (perhiasan mereka) sebagai pujaan, ketika Nabi Musa tak
ada bersama mereka. (Lihat Al-Quran, antara lain Surah XX:
85 - 88. - H.A).
(sebelum, sesudah)
|