|
30. Burung Keempat Belas Bicara
Seekor burung lain berkata pada Hudhud, "O kau yang
berpenglihatan terang! Apa yang kauusulkan itu cita-cita
yang berharga. Meskipun aku tampak lemah, namun sesungguhnya
aku punya semangat yang luhur; meskipun sedikit kekuatanku,
namun aku punya gairah yang tinggi."
Hudhud menjawab, "Bila kau memiliki sedikit saja gairah
yang luhur itu, maka gairah itu akan dapat mengalahkan biar
matahari sekalipun. Cita-cita ialah sayap dan lar burung
jiwa."
Wanita Tua yang Ingin Membeli
Yusuf
Konon ketika Yusuf dijual pada orang-orang Mesir, maka
mereka itu memperlakukannya dengan ramah. Banyak para
pembeli dan karena itu, para pedagang memberikan harga
padanya senilai dengan minyak kesturi dari lima sampai
sepuluh kali berat badannya. Sementara itu, dalam kegirangan
yang amat sangat, seorang wanita tua lari mendekat, dan
menyelusup di antara para pembeli itu, ia pun berkata pada
salah seorang bangsa Mesir, "Biarlah kubeli orang Kanaan
itu, karena aku ingin sekali memiliki orang muda itu. Aku
telah memintal sepuluh kumparan benang untuk membeli dia,
maka ambillah benang itu dan berikan Yusuf padaku, kemudian
selesailah perkara itu."
Para pedagang tersenyum dan berkata, "Keluguanmu telah
menyesatkan dirimu. Mutiara pelik ini tidak teruntuk bagimu;
orang-orang itu telah menawarnya dengan seratus
barang-barang berharga. Mana mungkin kau menyaingi mereka
dengan beberapa kumparan benangmu?" Sambil menatap wajah
mereka, wanita tua itu berkata, "Aku tahu betul bahwa kau
tak akan menjualnya dengan begitu murah, tetapi cukuplah
bagiku kalau kawan-kawan dan musuh-musuhku akan mengatakan
'Wanita tua ini terrnasuk salah seorang yang ingin membeli
Yusuf.'"
Siapa yang tak bercita-cita tak akan pernah sampai ke
kerajaan tak berbatas itu. Dikuasai oleh keinginan yang
mulia ini, seorang pangeran agung memandang kerajaan
duniawinya sebagai debu. Ketika disadarinya betapa hampa
kebangsawanannya yang bersifat sementara itu, ia pun
memutuskan bahwa kebangsawanan ruhani sama harganya dengan
seribu kerajaan dunia.
Ibrahim Adham
Seorang laki-laki selalu mengeluh tentang getirnya
kemiskinan; maka Ibrahim Adham berkata padanya, "Nak,
barangkali kau belum membayar harga kemiskinanmu itu?" Orang
itu pun menjawab, "Apa yang Bapak katakan itu sesuatu yang
mustahil; mana mungkin seseorang membeli kemiskinan?', "Aku,
setidak-tidaknya," kata Adham, "telah memilih kemiskinan itu
dengan sengaja dan telah kubeli kemiskinan itu seharga
kerajaan dunia. Dan aku masih akan membeli sesaat dari
kemiskinan ini dengan harga seratus dunia."
Orang-orang yang haus akan kesempurnaan diri
mempertaruhkan jiwa dan raga untuk hal itu. Burung cita-cita
membubung ke arah Tuhan, diterbangkan sayap-sayap keimanan
di atas segala yang bersifat fana dan bersifat ruhani. Jika
kau tak memiliki cita-cita demikian, lebih baik mundur.
Dunia Menurut Seorang Sufi
Seorang Sufi bangun pada suatu malam dan berkata dalam
hatinya, "Tampak padaku bahwa dunia ini bagai sebuah peti di
mana kita diletakkan dan tutup peti itu dikatupkan, sedang
kita mengurbankan diri kita untuk hal-hal yang tak berarti.
Bila maut mengangkat tutup peti itu, maka siapa yang telah
mendapatkan sayap, membubung pergi menuju keabadian; tetapi
yang belum tinggal dalam peti itu menjadi mangsa seribu
bencana. Maka yakinlah bahwa burung gairah mendapatkan sayap
cita-cita, dan memberikan pada hati dan pikiranmu
haru-gembira jiwa. Sebelum tutup peti terbuka, jadilah
burung Semangat, yang siap mengembangkan sayap."
(sebelum,
sesudah)
|