I. MADAH DOA
PUJI bagi Khalik Yang Kudus, yang telah menempatkan
arasy-Nya di atas perairan, dan yang telah menjadikan segala
makhluk di bumi. Kepada langit telah Ia berikan kekuasaan
dan kepada bumi kepatuhan; kepada langit telah Ia berikan
gerak dan kepada bumi ketenangan yang tetap.
Ia tinggikan angkasa di atas bumi bagai tenda tanpa
tiang-tiang penyangga. Dalam enam masa Ia ciptakan ketujuh
kaukab dan dengan dua huruf1
Ia ciptakan kesembilan kubah langit.
Pada mulanya Ia sepuh bintang-bintang dengan emas, hingga
di rnalam hari langit dapat bermain triktrak.
Dengan berbagai sifat Ia anugerahi jaringan tubuh, dan
telah ditaruh-Nya debu pada ekor burung
jiwa.2
Lautan Ia jadikan cair sebagai tanda pengabdian, dan
puncak-puncak gunung pun bertudung salju karena takut
kepada-Nya.
Ia keringkan dasar laut, dan dan batu-batunya Ia hasilkan
manikam-manikam mirah, dan dari darah-Nya, wangi
kesturi.
Kepada gunung-gunung telah Ia berikan puncak-puncak
sebagai golok dan lembah-lembah sebagai ikat pinggang; maka
gunung-gunung itu pun menegakkan kepala dengan bangga.
Kadang Ia jadikan kelompok-kelompok mawar timbul dari
wajah api.3
Kadang Ia bentangkan titian melintang wajah
perairan.4
Dibuat-Nya seekor nyamuk menggigit Nimrod, musuh-Nya,
yang menderita empat ratus tahun
karenanya.5
Dalam kearifan-Nya Ia menyuruh laba-laba membuat sarang
untuk melindungi yang tertinggi di antara
manusia.6
Ditekan-Nya pinggang semut hingga semut itu serupa
sehelai rambut dan dijadikan-Nya semut itu kawan bagi
Sulaiman.7
Diberi-Nya semut itu jubah hitam orang Habsyi dan baju
sutera tak bertenun yang layak bagi burung merak.
Ketika dilihat-Nya permadani alam cacat, disulami-Nya
hingga serasi.
Ia lumuri pedang dengan warna bunga tulip; dan dari uap
Ia buat persemaian bagi bunga-bunga seroja.
Ia basahi gumpalan-gumpalan tanah dengan darah agar Ia
dapat mengambil daripadanya batu-batu berharga dan
manikam-manikam mirah.
Matahari dan bulan --yang satu di siang hari, yang lain
di malam hari, tunduk hormat pada debu; dari puja-hormat itu
berasal gerak mereka. Tuhanlah yang telah membentangkan
siang dengan warna putih, Ia juga yang telah melipatnya jadi
malam dan menghitamkannya.
Kepada burung merak Ia berikan lengkung leher baju dari
emas; dan burung Hudhud Ia jadikan pembawa berita tentang
Jalan itu.8
Angkasa bagai burung yang mengepak-kepakkan sayap
sepanjang jalan yang telah ditentukan Tuhan baginya, sambil
memukul-mukul Pintu dengan kepalanya seperti dengan
martil.
Tuhan telah membuat angkasa berputar -- malam berganti
siang dan siang berganti malam.
Bila Ia meniupkan nafas-Nya pada tanah liat, terciptalah
manusia; dan dari sedikit uap dibentukNya dunia.
Kadang disuruh-Nya anjing berjalan di muka pengembara;
kadang digunakanNya kucing menunjukkan Jalan
itu.9
Kadang Ia berikan kesaktian Sulaiman pada sebatang
tongkat; kadang Ia berikan kepandaian berbicara pada
semut.
Dari sebatang tongkat Ia jadikan seekor ular; dan dengan
sebatang tongkat ia timbulkan limpahan
air.10
Ia telah menempatkan di angkasa bola kebanggaan, dan
mengikatnya dengan besi bila bola itu susut dengan warna
merah menyala.
Ia timbulkan seekor unta dari batu karang, dan Ia buat
anak lembu emas itu menguak.
Di musim dingin ia tebarkan salju perak; di musim gugur,
emas daunan kuning.
Ia letakkan selubung pada duri dan Ia warnai itu dengan
warna darah.
Kepada melati Ia berikan empat helai kelopak dan di
kepala bunga tulip Ia kenakan topi merah.
Ia kenakan mahkota emas di kening bunga narsis dan Ia
jatahkan mutiara-mutiara embun ke dalam peti-sucinya.
Menanggap Tuhan, jiwa tertanya-tanya, akal pun tak
sampai; karena Tuhan, maka langit berpusing, bumi pun
bergoyang.
Dari punggung ikan hingga ke bulan setiap zarrah ialah
saksi akan ada-Nya.
Dasar bumi dan puncak langit menyatakan sembah-hormat
mereka masing-masing pada-Nya.
Tuhan membuat angin, tanah, api dan darah, dan dengan
semua ini Ia menyatakan rahasiaNya.
Ia mengambil tanah-liat dan meremasnya dengan air, dan
setelah empat puluh pagi Ia menaruh di dalamnya ruh yang
menghidupkan tubuh.
Tuhan memberinya kecerdasan agar dapat membedakan
benda-benda.
Ketika dilihat-Nya kecerdasan itu dapat membeda-bedakan,
Ia berikan padanya pengetahuan agar dapat menimbang dan
memikir-mikir.
Tetapi ketika manusia berhasil memiliki berbagai
kecakapan, ia mengakui kelemahannya dan diliputi keheranan,
sementara badan jasmaninya menyerah pada perbuatan-perbuatan
lahiriah.
Kawan atau lawan, semua menundukkan kepala di bawah kayu
kuk yang dipasang Tuhan pada kearifannya: dan heran, Tuhan
pun mengawasi kita semua.
Pada permulaan zaman Tuhan menggunakan gunung-gunung
selaku paku pengukuh bumi dan membasuh wajah bumi dengan air
lautan. Kemudian Ia tempatkan bumi di atas punggung lembu
jantan, dan lembu jantan itu di atas ikan, dan ikan itu di
atas udara. Tetapi di atas mana terletak udara? Di atas yang
tiada. Tetapi yang tiada itu tiada --dan segalanya itu pun
tiada. Kalau demikian, kagumilah buah karya Tuhan, meskipun
Ia sendiri memandang segalanya itu sebagai tiada. Dan
mengingat bahwa hanya Hakikat-Nya sendirilah yang ada, maka
pastilah tiada suatu pun selain Dia. Arasy-Nya di atas
perairan dan dunia ini di udara. Tetapi tinggalkanlah
perairan dan udara itu, karena segalanya Tuhan: arasy dan
dunia itu hanya azimat. Tuhan adalah segalanya, dan
benda-benda hanya punya nilai dalam sebutan saja; dunia yang
terlihat dan tak terlihat hanya Dia Sendiri jua.
Tiada siapa pun kecuali Dia. Tetapi juga, tak seorang pun
dapat melihat Dia. Mata ini buta, meskipun dunia diterangi
dengan matahari cemerlang. Andaikan kau dapat melihat Dia
sekejap saja pun, kau akan kehilangan akal, dan bila kau
dapat melihat Dia sepenuhnya, kau akan kehilangan dirimu
sendiri.
Semua orang yang sadar akan ketidaktahuan mereka
bercancut tali wanda dan berkata dengan sungguh-sungguh,
"O Kau yang tak tampak meskipun Kau membuat kami kenal
pada-Mu, setiap orang ialah Kau dan tiada yang lain kecuali
Kau yang dinyatakan. Jiwa tersembunyi dalam raga dan Kau
tersembunyi dalam jiwa. O Kau yang tersembunyi dalam apa
yang tersembunyi, Kau lebih dari segalanya. Semua mengetahui
diri mereka ada dalam diri-Mu dan mereka pun mengetahui
diri-Mu dalam segalanya. Karena rumah-Mu dikelilingi para
pengawal dan penjaga, bagaimana dapat kami mendekat ke
hadiratMu? Tiada hati maupun akal budi dapat sampai pada
hakikat diri-Mu, dan tak seorang pun mengenal
sifat-sifat-Mu. Karena Kau kekal dan sempurna, maka Kau
senantiasa mempermalukan si bijak. Apa lagi yang dapat kami
katakan, karena Kau tak terlukiskan!"
O, hatiku, bila kau ingin sampai pada ambang pengertian,
berjalanlah hati-hati. Bagi setiap zarrah ada pintu
tersendiri, dan bagi setiap zarrah ada jalan tersendiri yang
menuju ke Wujud penuh rahasia yang kusebutkan itu. Untuk
mengenal diri sendiri orang harus menghayati seratus
kehidupan. Tetapi kau harus mengenal Tuhan dari Dia sendiri
dan bukan dari dirimu; Dialah yang membukakan jalan menuju
padaNya, bukan pengetahuan manusia. Pengetahuan tentang Dia
tak tersedia di pintu orang-orang yang pandai menyusun kata.
Pengetahuan dan kebodohan di sini sama, karena keduanya tak
dapat menjelaskan maupun melukiskan. Pendapat orang-orang
tentang ini hanya timbul dalam angan-angan mereka; dan aneh
tentunya untuk mencoba mengambil kesimpulan dari apa yang
mereka katakan: baik atau buruk, apa yang mereka katakan itu
hanya berasal dari diri mereka sendiri. Sedang Tuhan di atas
segala pengetahuan dan di luar segala bukti, dan tak satu
pun yang dapat menggambarkan Keagungan Suci diri-Nya.
O, kau yang menghargai kebenaran, janganlah mencari kias;
adanya Wujud yang tak terbandingkan ini tak memungkinkan
kias. Karena tiada para nabi maupun para utusan dari langit
memahami sezarrah terkecil pun; mereka semua bersujud sambil
berkata, "Kami tak mengenal Tuan sebagaimana keadaan
Tuan yang sebenarnya."
Kalau demikian, apalah artinya aku ini, yang beranggapan
bahwa aku mengenal Dia?
O, keturunan bodoh manusia pertama, khalifah Tuhan di
bumi,11
berusahalah untuk ikut memiliki pengetahuan ruhani
bapamu.12
Segala mahluk yang diciptakan Tuhan dari yang tiada.
bersujud di hadapan-Nya. Ketika Tuhan ingin menciptakan
Adam, dikeluarkan-Nya Adam dari balik seratus cadar, lalu
kata-Nya kepada Adam, "O Adam, sekalian makhluk
bersembah-sujud padaKu; kini tiba saatnya bagimu menerima
sembah-sujud mereka." Yang satu itu, yang tak mau
melakukan sembah-sujud ini pun diubah dari malaikat menjadi
setan.13 Ia
dikutuk dan tak memiliki pengetahuan rahasia itu. Wajahnya
jadi hitam, lalu sembahnya pada Tuhan, "O, Tuhan yang
memiliki kebebasan mutlak, jangan tinggalkan
hamba."14
Yang Maha Tinggi menjawab, "Kau yang terkutuk,
ketahuilah bahwa Adam hamba-Ku dan juga raja alam ini. Hari
ini pergilah ke hadapannya, dan esok bakarlah
Ispand15
untuknya."
Ketika jiwa disatukan dengan raga, maka ia pun merupakan
bagian dari keseluruhan itu: belum pernah ada pesona yang
mengagumkan seperti itu. Jiwa punya peranan dalam apa yang
tinggi, dan raga punya peranan dalam apa yang rendah;
terbentuklah paduan antara tanah liat yang pekat dan ruh
yang murni. Karena paduan ini, maka insan pun menjadi yang
paling mengagumkan dari segala rahasia. Kita tak tahu dan
tak mengerti sedikit pun tentang ruh kita. Jika kau ingin
mengatakan sesuatu tentang ini, lebih baik kau diam. Banyak
yang tahu akan permukaan lautan ini, tetapi mereka tak
mengerti sedikit pun akan dasarnya yang terdalam dan dunia
lahiriah ini ialah pesona yang melindunginya. Tetapi pesona
yang berupa rintangan-rintangan jasmani ini akhirnya akan
rusak. Dan akan kau temukan harta itu bila pesona itu
lenyap; jiwa pun akan menyingkapkan dirinya sendiri bila
raga tersingkir. Tetapi jiwamu ialah suatu pesona yang lain;
dalam hal yang berhubungan dengan rahasia ini, jiwa itu
suatu kenyataan yang lain. Maka tempuhlah jalan yang akan
kutunjukkan, tetapi janganlah minta penjelasan.
Di lautan maha raya ini, dunia ialah sebuah zarrah, dan
zarrah itu sebuah dunia. Siapa tahu, mana yang lebih
berharga di sini, batu permata atau kerikil?
Kita telah mempertaruhkan hidup kita, akal budi kita,
jiwa kita, agama kita, untuk memahami kesempurnaan sebuah
zarrah. Jahitlah bibirmu dan jangan bertanya apa-apa tentang
langit tertinggi atau arasy Tuhan. Tak seorang pun yang
sungguh-sungguh tahu akan hakikat zarrah itu - tanyakan pada
siapa saja sesukamu. Langit bagai kubah terbalik, tanpa
ketetapan yang pasti, bergerak dan sekaligus juga tak
bergerak. Orang tenggelam dalam renungan tentang rahasia
yang demikian, yang bagai cadar berlapis cadar; orang pun
serupa gambar yang terlukis di dinding; ia hanya bisa merasa
kecewa melihat hasratnya yang tak sampai.
Pikirkan mereka yang menempuh jalan ruhani. Lihat apa
yang terjadi pada Adam; ingat berapa tahun yang ia lewatkan
dalam berduka. Renungkan air bah di masa Nuh dan sekalian
kepala suku itu, yang menderita dalam cengkeraman
orang-orang yang jahat. Pikirkan Ibrahim yang penuh cinta
pada Tuhan: ia menderita penganiayaan dan dilemparkan ke
dalam api. Ingat Ismail malang, yang dikorbankan demi cinta
ilahiat. Tengok Ya,kub yang menjadi buta lantaran meratapi
putranya. Lihat Yusuf, yang mengagumkan baik ketika berkuasa
maupun ketika menghamba, ketika dalam sumur dan dalam
penjara. Kenangkan Ayub yang papa, yang menggeliat di tanah
menjadi mangsa cacing dan serigala. Ingat Yunus, setelah
tersesat dari Jalan itu, meninggalkan bulan ke perut ikan.
Lihat Sulaiman, yang kerajaannya dikuasai jin. Ingat
Zakaria, begitu menyala-nyala cintanya pada Tuhan sehingga
ia tetap diam ketika orang-orang membunuhnya; dan Yahya,
yang dihinakan di muka orang banyak, dan kepalanya
diletakkan di atas lempengan kayu. Tegak berdirilah di kaki
tiang Salib mengagumi Isa ketika ia menyelamatkan dirinya
dari tangan-tangan orang Yahudi. Dan akhirnya, renungkanlah
segala yang diderita oleh Pemimpin sekalian nabi itu, berupa
penghinaan dan penganiayaan dari orang-orang yang jahat.
Setelah itu, adakah kau mengira mudah saja untuk sampai
ke pengetahuan keruhanian? Itu tak kuranglah artinya dari
keberanian menghadapi segalanya. Apa yang akan kukatakan
selanjutnya, karena tak ada lagi yang mesti kukatakan, dan
tak ada pula setangkai mawar pun yang tinggal dalam semak!
O, Kearifan! Kau tak lebih dari anak susuan; dan akal budi
orang-orang tua dan berpengalaman pun sesat dalam pencarian
ini. Betapa aku, si dungu, akan dapat sampai ke Hakikat ini;
dan kalaupun dapat, bagaimana aku akan bisa masuk lewat
pintu itu? O Khalik Yang Kudus!
Hidupkan semangatku! Orang-orang yang percaya dan tak
percaya sama-sama bermandi darah, dan kepalaku berpusing
bagai langit. Aku bukan tanpa harapan, tetapi aku tak
sabar.
Kawan-kawanku! Kita sama-sama bertetangga: aku ingin
mengulang-ulang pembicaraanku padamu siang dan malam, agar
kalian tidak sejenak pun menghentikan keinginan mulai
mencari Kebenaran.
Catatan kaki:
1 Dua huruf di sini
maksudnya huruf Kaf dan Nun yang membentuk kata
"Kun", artinya "Jadilah!"
2 Burung jiwa: yang
menghubungkan jiwa dengan raga (tubuh).
3 Dapat dicari rujukannya
pada peristiwa ketika Nabi Ibrahim dilemparkan oleh Nimrod
ke dapur api, tetapi diselamatkan oleh Malaikat Jibril dan
api pun berubah jadi taman mawar.
4 Yaitu ketika Nabi Musa
dan orang-orang Israel menyeberangi Laut Merah.
5 Yaitu ketika Nimrod
memerangi Nabi Ibrahim, tetapi tentaranya dikalahkan oleh
kawanan nyamuk; seekor di antaranya masuk ke dalam benak
Nimrod; ia, yang ingin jadi penguasa semesta, dapat
dikalahkan oleh makhluk yang sekecil itu.
6 Maksudnya laba-laba
yang melindungi Nabi Muhammad dengan membuat sarang di pintu
masuk gua tempat Nabi bersembunyi.
7 Semut itu menjadi
penunjuk jalan ketika Nabi Sulaiman melintasi gurun.
8 Burung Hudhud (Latin:
upupa) --sejenis burung bergombak, sebesar kutilang--
dikenal sebagai pembawa surat dari Nabi Sulaiman kepada Ratu
dari Saba (Sheba) yang bersama rakyatnya mula-mula menjadi
kaum penyembah matahari. Surat itu berisi ajakan untuk
menjadi orang yang berserah diri kepada Allah. (Lihat
Al-Quran, XXVII, 2044)- H.A.
9 Anjing binatang najis
bagi orang Muslim, tetapi berburu dengan anjing terlatih
diperbolehkan. Kucing tidak najis; Nabi Muhammad sering
dibangunkan kucing bila saat sembahyang tiba.
10 Maksudnya tongkat
Nabi Musa yang --atas perintah Tuhan-- dapat berubah menjadi
seekor ular (Al-Quran, XX, 17-21) dan dapat menimbulkan dua
belas mata air ketika dipukulkan pada batu karang (Al-Quran,
II, 60) - H.A.
11 Dengan manusia
pertama maksudnya Adam. Dalam Al-Quran, Surah 11:30
disebutkan bahwa Tuhan hendak menjadikan Adam (dan berarti
juga umat manusia, keturunannya) sebagai khalifah (wakil )
Tuhan di bumi.
12 Mungkin yang
dimaksudkan ialah apa yang diajarkan Tuhan pada Adam, yaitu
nama-nama (Al-Quran, Surah 11: 31). Ada sebagian, terutama
kaum Sufi, yang berpendapat bahwa nama-nama ini ialah
atribut-atribut Tuhan; dan ada pula yang berpendapat bahwa
nama-nama ini ialah nama-nama hewan dan tumbuh-tumbuhan
(Pickthall, The Meaning of the Glorious Koran, cetakan ke
11, halaman 36, catatan kaki 1).
13 Dalam Al-Quran,
Surah 11: 34 dan ayat-ayat dalam beberapa surah yang lain
disebutkan bahwa setelah menciptakan Adam, Tuhan pun
memerintahkan sekalian malaikat agar bersujud pada Adam.
Maka semua mereka pun bersujud, kecuali iblis.
14 Iblis (setan) yang
dikutuk Tuhan karena tak mau bersujud kepada Adam itu mohon
pada Tuhan (seperti disebutkan dalam Al-Quran Surah VII: 14,
16, 17) agar diberi pertangguhan waktu kebebasan) sampai
hari kiamat untuk menyesatkan manusia dari jalan Tuhan
(jalan yang benar).
15 Ispand adalah
sebangsa daun obat-obatan yang dibakar sebagai penangkal
pengaruh jahat pada waktu kelahiran anak atau
perkawinan.
(sebelum,
sesudah)
|