header-photo

Hasil Kegiatan

  1. Pengembangan model course content yang akan dijadikan model blended learning dengan memanfaatkan i-elisa dan video teleconference.

Ada 5 matakuliah yang mendapat kesempatan untuk mengembangkan konten pembelajaran, yaitu MK Agroforestry, MK Perlindungan Hutan, MK Hidrologi Hutan, MK Konservasi Sumberdaya Hutan, MK Hasil Hutan non Kayu, MK Dendrologi, dan Ilmu Penyakit Hutan. Masing-masing matakuliah tersebut  telah mengembangkan materi perkuliahan yang berbasis multimedia, dalam bentuk ilustrasi, animasi maupun film. Ilustrasi adalah gambar diam yang digunakan untuk
memperjelas suatu bahasan, sedangkan animasi merupakan gambar bergerak yang dibuat untuk tujuan yang sama dengan memanfaatkan aplikasi Flash. Pada saat ini matakuliah yang telah menyelesaikan pembuatan seluruh animasinya adalah MK Hasil Hutan non Kayu, MK Hidrologi Hutan, dan MK Penyakit Hutan,

Masing-masing matakuliah tersebut memiliki komunitas pembelajaran di dalam suatu Learning Management System (LMS).  LMS yang digunakan untuk matakuliah-matakuliah tersebut adalah i-elisa (http://i-elisa.ugm.ac.id) yang merupakan produk PHK Inherent 2006 Universitas Gadjah Mada, dan disempurnakan melalui PHK Inherent 2007 yang diterima Fakultas/Jurusan di lingkup Universitas Gadjah Mada. LMS ini memiliki fitur yang dimanfaatkan untuk kegiatan belajar mengajar berbasis e-learning, diantaranya adalah :

  1. fasiltas manajemen sesi
  2. fasilitas penayangan materi
  3. up load dan download materi
  4. forum diskusi on line (asynchronous)
  5. diskusi chatting (synchronous)
  6. tugas on line (up load tugas)
  7. ujian on line (ujian secara on line)

Saat ini LMS i-elisa dan elisa telah digunakan sebagai wahana e-learning di Fakultas Kehutanan UGM, sebagai pendamping perkuliahan tatap muka yang konvensional.  LMS i-elisa terutama digunakan sebagai bagian dari perkuliahan program S-1 dan S-2 Fakultas Kehutanan UGM. Namun demikian taskforce PHK Inherent mengintruksikan kepada para grantee course content development  untuk meng-open-kan course content yang mereka kembangkan kepada publik.

Kegiatan pembelajaran CEA

Kegiatan pembelajaran CEA dilakukan dengan mitra dari Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat, di Banjarbaru dan Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Pertanian UNILA.  Program CEA ini diberi label dengan program WIDYA (Widening Innovation through Distance Learning to enhance sustainability and foresters Achievement). Secara konsepsi program Widya adalah suatu perkuliahan bersama antara Perguruan Tinggi provider dengan Perguruan Tinggi Mitra dengan metoda blended/mixed learning yang kreditnya diakui oleh kedua belah pihak. Metoda Blended/mixed learning adalah perkuliahan yang memadukan antara kuliah tatap muka (face to face) yang konvensional, e-learning dengan menggunakan LSM i-elisa (http://i-elisa.ugm.ac.id )  dan dilengkapi dengan beberapa kali perkuliahan bersama menggunakan fasilitas video teleconference. 

*) Vicon : standar yang diharapkan minimal sebanyak 4 kali, tergantung kondisi partner.

 

Perkuliahan tatap muka dilakukan secara parallel di masing-masing perguruan tinggi setelah sebelumnya tim dari masing-masing Perguruan Tinggi saling bertemu untuk mensepakati materi, serta teknis metoda pembelajarannya.
Perkuliahan e-learning dilakukan dengan memanfaatkan semua fitur yang ada di LMS i-elisa, seperti up loading materi perkuliahan, diskusi dalam bentuk bentuk forum (asynchronous), chat (synchronous), berita, tugas on line, ujian on line. Materi yang diupload adalah materi perkuliahan dalam bentuk teks maupun grafis (ilustrasi, animasi, maupun film). Materi yang ditayangkan dapat diatur waktu penayangannya  dengan modul manajemen sesi.

Perkuliahan bersama antar perguruan tinggi yang bermitra dilakukan dengan fasilitas video teleconference melalui jalur internet/intranet INHERENT. Dalam perkuliahan ini penyelenggaraaan vicon dilakukan bergantian antara UGM dengan perguruan tinggi mitra, walaupun secara komposisi masih lebih banyak perkuliahan yang dibroadcast dari sisi UGM. Dalam penyelenggaraan perkuliahan menggunakan video teleconference ini beberapa kali juga dilakukan dengan mengundang guest lecture (dosen tamu). Dosen tamu adalah dosen temporer yang memiliki kompetensi khusus yang diundang untuk memberikan perkuliahan umum sesuai topic yang telah ditentukan.  Dosen tamu dapat berupa dosen di luar pengampu matakuliah tersebut (dari Fakultas yang sama maupun berbeda) atau bahkan seorang praktisi dari instansi lain (swasta, birokrat, maupun aktivis lsm). Dalam kegiatan pembelajaran CEA kali ini taskforce PHK K-1 Inherent  Fakultas Kehutanan UGM mentargetkan minimal 4-5 kali vicon per matakuliah. Untuk mendukung kegiatan ini taskforce telah melakukan beberapa kegiatan peningkatan kapasitas SDM dalam bentuk pelatihan penggunaan i-elisa, persiapan perkuliahan melalui video teleconference, serta pemetaan program/instructional design perkuliahan baik di UGM, UNILA maupun di UNLAM.
Matakuliah yang dijadikan kegiatan pembelajaran CEA antara UGM dengan UNILA ada 4 buah yaitu MK Agroforestry, MK Konservasi Sumberdaya Hutan, MK Perlindungan Hutan, dan MK Hidrologi Hutan. Sedangkan kegiatan pembelajaran CEA antara UGM dengan Unlam meliputi 2 matakuliah yaitu MK Hidrologi Hutan dan MK Hasil Hutan non Kayu. Saat ini sedang berlangsung pelaksanaan perkuliahan CEA ini untuk 3 matakuliah di UNILA (Agroforesty, Perlindungan Hutan dan Konservasi Sumberdaya Hutan), sedangkan dengan UNLAM untuk matakuliah Hasil Hutan Non Kayu. Posisi saat ini perkuliahan barusaja menyelesaikan ujian tengah semester,  sehingga hasil penyelenggaraan CEA belum dapat ditampilkan. Sedangkan untuk matakuliah Hidrologi yang di-CEA-kan antara UGM dengan UNILA dan UGM dengan UNLAM belum dapat diselenggarakan pada semester ini, dikarenakan matakuliah tersebut ditawarkan 1 tahun sekali di UNILA dan UNLAM. Kebetulan kedua perguruan tinggi hanya menawarkan matakuliah Hidrologi pada semester genap saja, padahal UGM menawarkan matakuliah ini tiap semester.

Fokus pengembangan kegiatan CEA dalam kesempatan ini adalah uji konsep dan uji kelayakan teknis pelaksanaan CEA antara Fakultas Kehutanan UGM dengan Perguruan Tinggi mitra. Konsep yang memadukan kuliah tatap muka dengan e-learning plus video teleconference dirasa cukup baik untuk menjadi tulang punggung penyelenggaraan kegiatan CEA antara Fakultas Kehutanan UGM dengan perguruan tinggi kehutanan di Indonesia maupun internasional. Dalam pengembangan model ini dijumpai beberapa permasalahan teknis substansi yang perlu menjadi perhatian dalam penyelenggaraan CEA diantaranya adalah

  1. Kesesuaian matakuliah antara UGM dengan partner
  2. Kesesuaian content pada matakuliah yang serupa antara UGM dengan partner
  3. Kesesuaian kredit pada matakuliah yang serupa
  4. Kesesuaian waktu perkuliahan antara kedua belah pihak
  5. Kesesuaian standar intake mahasiswa
  6. Kesesuaian metoda pembelajaran
  7. Kesesuaian karakteristik mahasiswa
  8. Kesesuaian standar penilaian

Adapun permasalahan yang sifatnya non subtansi adalah

  1. fasilitas TIK di partner
  2. ICT literacy di kalangan mahasiswa dan dosen di PT partner
  3. Fasilitas listrik di partner
  4. Fasilitas video teleconference di partner
  5. Kapasitas SDM
  6. Kesediaan hotline service antar pihak khususnya yang berkaitan dengan permasalahan teknis penyelenggaraan video teleconference
  7. Standarisasi pembiayaan penyelenggaraan video teleconference

Taskforce PHK K-1 Fakultas Kehutanan UGM dalam kesempatan ini memang sengaja belum memasuki aspek pembiayaan dan kebijakan kegiatan CEA. Dengan demikian di waktu yang akan datang, pengurus Fakultas Kehutanan UGM dan jajarannya diharapkan dapat memikirkan kedua aspek tersebut agar kegiatan CEA dapat diimplementasikan dalam skala normal.

Penyetaraan substansi kemudian diikuti dengan penyusunan program mapping dan instruction design  untuk matakuliah model. Dosen pengasuh matakuliah model bersama dengan dosen lain yang berminat di Fakultas Kehutanan UGM telah dilatih untuk menyusun program mapping dan instructional design dalam bentuk pelatihan (materi pelatihan terlampir). Kemampuan menyusun program mapping dan instructional design akan bermanfaat bagi dosen-dosen yang hendak memanfaatkan e-learning dan memanfaatkan video teleconference untuk proses pembelajaran matakuliahnya.  Banyaknya dosen yang ikut dalam pelatihan tersebut menunjukkan besaran keluaran yang dihasilkan dari kegiatan ini.

1

Gambar. Workshop Penyusunan Program Mapping dan Desain Instructional untuk pengembangan course content berbasis blended learning di Fakultas Kehutanan UGM

Matakuliah yang terpilih untuk dijadikan model program Widya masing-masing diminta untuk memetakan program dan menyusun rancangan instruksional matakuliah yang dimaksud. Rancangan instruksional merupakan rangkaian proses untuk menganalisa permasalahan pembelajaran, serta merancang pembelajaran serta bagaimana mengimplementasikan dan mengevaluasinya.
 
2

Gambar    Alur Instruksional Design (sumber materi pembekalan grantee GDLN)

Hasil rancangan instruksional ini kemudian dilanjutkan dengan menyusun pemetaan program untuk memetakan bagian-bagian materi perkuliahan yang akan di sajikan baik secara tatap muka, memanfaatkan i-elisa maupun yang akan divideo teleconferencekan. Format program mapping dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

3

Gambar     Program Mapping matakuliah yang menjadi model Program WIDYA

 

4

Gambar    Contoh Program mapping untuk materi yang akan dimasukkan ke i-elisa.

Pengembangan course content model menghasilkan 5 matakuliah yang memenuhi standar kualitas seperti yang dibakukan untuk course content di i-elisa. Sebelum dimasukkan di i-elisa maka materi perkuliahan yang akan diupload dipetakan ke dalam tabel program mapping untuk web-based course. Pada mapping tersebut kita sudah dapat mengidentifikasikan kebutuhan animasi dan film serta alat bantu pembelajaran yang lain. 

Upload course content telah dilakukan di i-elisa (http://i-elisa.ugm.ac.id) Penyelenggaraan perkuliahan bersama antar perguruan tinggi secara blended learning memanfaatkan e-learning dan video teleconference yang diakui kreditnya secara bersama menghasilkan keluaran dalam bentuk meningkatnya keseriusan dosen pengampu dari masing-masing perguruan tinggi dalam mempersiapkan rancangan desain perkuliahan, perbaikan kualitas materi perkuliahan, meningkatnya interaksi antara dosen dan mahasiswa serta menumbuhkan antusiasme mahasiswa dalam mengikuti kuliah yang di-WIDYA-kan.