|
Mengenai Peristiwa Ambon |
|
LAPORAN TIM PENCARI FAKTA TENTANG KERUSUHAN IDUL FITRI 1419 H BERDARAH DI AMBON POS KEADILAN DPW PARTAI KEADILAN MALUKU 1999 BAB II PERISTIWA-PERISTIWA PENTING YANG DIIDENTIFIKASIKAN TERKAIT DENGAN KERUSUHAN DI KOTA AMBON 1. Pembakaran dan Penjarahan Kampung Wailete Pada tanggal 14 November 1998 kampung Wailete (Buton-Bugis Muslim) diserang oleh Kampung Hative Besar (Nasrani). Empat rumah terbakar dan 1 kios bensin milik orang Bugis terbakar dan meledak. Dilaporkan dalam kejadian tersebut terdapat aksi penjarahan. Aparat tidak terlihat melakukan aksi penangkapan terhadap para pelaku. 2. Kepulangan Preman Ambon dari Jakarta Kepulangan hampir 1.000 preman Ambon dari Jakarta terkait dengan kerusuhan Ketapang ditengarai sebagai faktor penting pemicu terjadinya kerusuhan di kota Ambon. Para preman tersebut diangkut secara bertahap dengan menggunakan kapal-kapal Pelni mulai tanggal 14 Desember 1998. Tidak jelas siapa yang mengkoordinir dan mengongkosi para preman tersebut, karena beberapa pihak disebut-sebut terlibat dan bertanggungjawab dalam proyek kontroversial tersebut. Pihak Pemda DKI bersama militer cukup berkepentingan dengan pemulangan preman tersebut, karena mereka dianggap cukup merepotkan pihak Pemda DKI, khususnya setelah peristiwa Ketapang . Masyarakat mencap para preman yang kebanyakan berasal dari Ambon tersebut sudah melewati ambang kesabaran masyarakat. Skenario lain yang lebih dalam muatan politisnya menghubungkan keterlibatan nyong-nyong Belanda sebagai donatur proyek preman ini, di samping kemungkinan adanya keterlibatan Bos-bos kasino, para majikan preman-preman tersebut. Informasi yang berkembang dengan kedatangan para preman tersebut adalah maraknya aksi intimidasi yang dialamatkan kepada para pendatang dengan penamaan BBM (Buton, Bugis, Makasar), serta JKS ( Jawa, Kalimantan, Sumatera), khususnya yang berprofesi pedagang kecil. Ancaman ini oleh sebagian orang dianggap tidak serius, namun sebagian korban intimidasi menindaklanjutinya dengan pulang kampung dan bersiap menutup usahanya. Kelompok masyarakat Jawa dari kalangan pedagang kecil dan tukang ojek masuk dalam kelompok kedua. 3. Kerusuhan Ramadhan dan Ied di Dobo, Maluku Tenggara Kerusuhan yang terjadi di Dobo pada tanggal 14 Januari 1999 melibatkan kelompok Islam dan Kristen dengan menewaskan 8 orang. Penyerangan yang dilakukan oleh kelompok Kristen tersebut bukanlah yang pertama kali. Sekitar satu bulan sebelumnya sempat terjadi kontak senjata tradisional meski dengan skala yang lebih kecil di tempat yang sama. Puncak kerusuhan di Dobo terjadi pada tanggal 19 Januari 1999. Pada saat Ummat Islam selesai melaksanakan shalat Ied sekelompok orang Kristen menyerang. Korban di kedua belah pihak mencapai 14 orang, dengan rincian 10 orang di pihak Kristen 4 orang di pihak Islam. Pembakaran ratusan rumah muslim juga terjadi. Pemadaman kerusuhan di Dobo tersebut melibatkan pasukan Brimob dari Ambon dalam jumlah cukup besar. Komunitas Muslim wanita dan anak-anak mengungsi di instalasi militer setempat. Ketika meledak kerusuhan di Ambon, 1 Syawal 1419H, sebagian besar pasukan Brimob tersebut masih tertahan di Dobo. 4. Terbentuknya Posko Ummat, dan Pelarangan Takbiran Keliling Sehubungan dengan berkembangnya isu-isu terkait dengan kasus Ketapang, kepulangan preman dari Jakarta, serta maraknya intimidasi terhadap Muslim, pihak Kanwil Depag bersama MUI Maluku berinisiatif membentuk Posko Ummat dengan melibatkan Ormas-Ormas Islam. Jaringan informasi ini khususnya diperuntukkan bagi masjid-masjid di seluruh Kodya Ambon. Tujuan pembentukan Posko ini adalah untuk menyamakan langkah bagi Pengurus Masjid dalam menuntun para Jamaahnya, khususnya dalam mensikapi isu-isu yang berkembang. Pelaksanaan kegiatan malam takbiran dari tahun ke tahun dilaksanakan secara semarak, antara lain dilakukan dengan takbiran keliling menggunakan kendaraan bermotor. Pada Lebaran kali ini, pihak Depag mengeluarkan edaran agar setiap masjid tidak mengadakan Takbiran keliling, tapi cukup di lokasi masjid saja. |
|
Program Kerja | Koleksi | Anggota | Indeks Artikel |