|
Pertanyaan:
- Dh Pak Sangkan,
- Salam kenal pak,
Perkenalkan, saya anggota milis Dzikrullah, cuman pengen
nanya per japri ... berkaitan dengan roh & jiwa, kita
memang terbatas sekali pengetahuan tentang roh, dan memang
sesuai firman Allah kita diberi pengetahuan ttg roh sedikit
sekali (mungkin hamba Allah yang terpilih sajalah yang bisa
tahu lebih banyak).
Dalam agama lain mengenal tentang adanya reinkarnasi,
bagaimana menurut Islam Pak??? Setahu saya di Quran dan
Hadits tidak dijelaskan ttg reinkarnasi dan juga tidak
membantahnya. Apakah bener begitu??? Mohon koreksi &
penjelasan jika ini keliru.
Terima kasih banyak Pak..
- Wassalamualaikum...
- Rafiudayyin
- Surabaya
Jawaban:
From: sangkan <patrap1@yahoo.com>
Date: Tue Oct 10, 2000 6:00am
Subject: RE: Reikarnasi u/ Sdr. Rafiudayyin
Assalamu'alaikkum warahmatullahi wabarakaatuh
Sdr. Rafiudayyin & anggota Dzikrullah Yth,
Saya akan bercerita tentang pemahaman reinkarnasi agar
kita menjadi jelas :
"Seperti halnya seseorang
mengenakan pakaian baru, dengan meninggalkan pakaian
lama, begitu pula, sang roh menerima badan-badan jasmani
yang baru, dengan meninggalkan badan-badan tua yang tidak
berguna lagi" (Bhagavad-gita 2.22)
Srimad-Bhagavatam, tersusun tiga
ribu tahun sebelum masa ovid, berisi cerita istimewa
berikut yang mengungkapkan prinsip-prinsip reinkarnasi
dalam pelaksanaan dengan cara mengesankan. Maharaja
Bharata, seorang raja yang mulia dan suci di India,
terpaksa menjelma satu kali didalam badan sesekor rusa
sebelum mencapai bentuk manusia lagi karena ikatan yang
sangat keras terhadap seekor rusa.
Maharaja Bharata adalah seorang
Maharaja yang bijaksana dan berpengalaman, dan orang
dapat berpikir bahwa dia akan memerintah selama
beratus-ratus tahun, tetapi pada waktu beliau masih muda,
beliau melepaskan ikatan terhadap segala sesuatu
--permaisuri, keluarga, dan kerajaan yang luas, lalu dia
pergi kehutan. Dengan melakukan demikian, beliau
mengikuti nasehat para resi yang mulia dari jaman
purbakala, yang menganjurkan supaya orang mempersembahkan
bagian terakhir dari hidupnya untuk keinsyafan
diri.
Maharaja mengetahui bahwa
jabatannya sebagai seorang raja yang besar bukanlah
kedudukan yang kekal, karena itu, beliau tidak berusaha
duduk diatas tahta kerajaan sampai meninggal.
Bagaimanapun juga, badan raja pun akhirnya menjadi abu,
debu atau makanan untuk ulat dan binatang yang lain.
Tetapi didalam badan ada roh yang tidak termusnahkan,
sang diri yang sejati. Melalui proses Yoga sang diri
dapat disadarkan terhadap identitas rohaninya yang
sejati. Setelah sang roh menjadi sadar akan identitas
rohaninya yang sejati, ia tidak perlu menjalani masa
tahanan lagi didalam badan jasmani.
Maharaja mengerti tujuan hidup
yang sejati, yakni membebaskan diri dari peredaran
reinkarnasi, karena itu beliau berjalan ke tempat suci
bernama pulaha asrama, dikaki pegunungan Himalaya, disana
bekas raja itu tinggal sendirian di hutan di tepi sungai
Gandaki. Maharaja tidak memakai pakaian kerajaan lagi
melainkan dia hanya memakai pakaian terbuat dari kulit
rusa.
Pada suatu hari, Bharata sedang
bersemadi dekat tepi sungai, lalu seekor rusa betina
datang kesana untuk minum air. Pada saat rusa betina itu
sedang minum air, tiba-tiba ada seekor harimau dihutan
dekat tempat itu, mengaum dengan keras. Rusa itu sedang
bunting, dan begitu dia dengar takut sekali, untuk
kemudian melompat dan berlari dari sungai, seekor anak
rusa gugur dari kandungannya jatuh kedalam air yang
mengalir cepat. Rusa betina itu gemetar karena merasa
takut dan lemah karena keguguran. Rusa betina itu
kemudian masuk goa, dan beberapa waktu kemudian mati.
Bharata melihat anak rusa itu terapung di sungai, dan dia
merasa kasihan. Bharata mengangkat binatang itu dari air,
dan oleh karena dia mengetahui bahwa anak rusa itu tidak
mempunyai induk, kemudian dia bawa anak rusa itu ke
asramanya. Perbedaan jasmani tidak ada artinya dari segi
pandangan seorang rohaniawan yang bijaksana: oleh karena
Bharata sudah insyaf akan dirinya, ia melihat semua
makhluk hidup dengan pandangan yang sama, dengan
mengetahui bahwa roh dan roh yang utama (Tuhan Yang Maha
Esa) berada didalam badan semua makhluk. Setiap hari ia
memberikan rumput segar kepada anak rusa itu sebagai
makanan dan berusaha menyenangkan hatinya. Akan tetapi,
sesudah beberapa waktu, ikatan kuat terhadap rusa itu
mulai timbul didalam hatinya. Dia berbaring bersama anak
rusa itu, berjalan dengan anak rusa, mandi bersama-sama.
Apabila dia ingin masuk hutan untuk mengumpulkan buah,
bunga dan akar, dia membawa anak rusa itu bersama
dirinya. Karena dia takut bahwa kalau anak rusa itu
ditinggalkan, anak rusa itu akan dibunuh oleh anjing,
serigala atau harimau.
Bharata senang sekali melihat
anak rusa itu melompat dan bermain-main di hutan seperti
anak. Kadang-kadang dia membawa anak rusa itu diatas
bahunya, hatinya begitu penuh dengan kasih sayang
terhadap anak rusa itu sehingga dia memangku rusa itu
pada waktu siang, dan pada waktu tidur, rusa itu tidur
diatas dadanya, setiap hari dia memeluk rusa itu dan
kadang-kadang menciuminya. Dengan demikian, hatinya
menjadi terikat terhadap rusa itu dalam kasih
sayang.
Akan tetapi, walaupun Bharata
menyadari pertimbangan tersebut, dia berfikir dalam
hatinya, "karena rusa ini telah berlindung kepada saya,
bagaimana mungkin saya alpa akan rusa itu? Walaupun rusa
itu mengganggu kehidupan saya, saya tidak dapat
mengabaikan dia. Kalau saya acuh terhadap makhluk tak
berdaya yang telah berlindung kepada saya, maka itu akan
menjadi kesalahan besar"
Pada suatu hari Bharata sedang
semedi, dan seperti biasa dia mulai memikirkan si rusa
dan tidak berfikir tentang Tuhan. Konsentrasinya
terputus, dan dia memandang kesana kemari untuk melihat
dimana anak rusa, dan dan ketika dia tidak dapat
menemukan rusa itu, pikirannya menjadi goyah, bagaikan
orang pelit yang telah kehilangan uangnya. Dia bangun dan
mencari-cari didaerah sekitar asrama-nya. Tetapi rusa itu
tidak dapat diemukan dimana-mana.
"Bharata berfikir," kapan rusaku
kembali? Apakah dia selamat dari harimau dan binatang
lainnya? Kapankah saya akan melihat si rusa sekali lagi
mengembara di tamanku dan makan rumput hijau yang segar?
Bharata tidak menahan dirinya. karena itu, ia keluar
mencari rusa itu. Dengan mengikuti jejak telapak kakinya.
Dalam kegilaannya, Bharata mulai bicara dengan dirinya
sendiri: "makhluk itu begitu tercinta sehingga saya
berpikir seolah-olah saya kehilangan anakku sendiri. Oleh
karena demam kerinduan yang membakar didalam hatiku, saya
merasa seolah-olah berada di tengah-tengah kebakaran yang
berkobar di hutan, sekarang hatiku berkobar dengan api
keduka-citaan"
Bharata sangat bingung mencari
rusa yang hilang di jalan-jalan yang berbahaya di hutan,
dan tiba-tiba dia jatuh dan mendapat luka parah. Bharata
tergeletak di sana pada saat hampir meninggal, dan dia
melihat bahwa rusa nya tiba-tiba muncul dan duduk di
sisinya, menjaga dirinya seperti putra mencintai ayahnya.
Demikian, pada saat menemui ajalnya, pikiran sang Raja
Bharata berpusat sepenuhnya kepada rusa itu.
Dari Bhagavad-gita kita dapat
belajar, keadaan manapun yang di ingat seseorang pada
saat ia meninggalkan badannya, pasti keadaan itulah yang
akan dicapainya ... dalam penjelmaan berikutnya, maharaja
Bharata masuk ke dalam tubuh seekor rusa. kebanyakan
mahluk hidup tidak mengingat penjelmaannya yang lalu,
tetapi oleh karena kemajuan rohani yang telah di capai
sang raja dalam penjelmaan sebelumnya, walaupun dia
didalam badan seekor rusa, dia dapat mengerti mengapa ia
lahir dalam badan itu. Dia mulai menyesal "saya telah
meninggalkan keluarga dan kerajaan lalu pergi ke tempat
sunyi di hutan untuk bersemadi, dan di tempat itu saya
merenungkan Tuhan yang menguasai alam semesta. Tetapi
oleh karena kebodohan saya, ... saya membiarkan pikiran
menjadi terikat kepada ... anehnya ... seekor rusa.
Sekarang saya telah menerima badan seperti itu sesuai
dengan peraturan. Tiada orang yang dapat selain diriku
sendiri.
Bharata sudah mendapat pelajaran
yang berharga, karena itu walaupun dia sudah menjadi
rusa, dia dapat melanjutkan kemajuannya dalam keinsyafan
diri. Dia menjadi lepas dari segala keinginan material.
Dia tidak lagi memperdulikan rumput hijau yang enak,
ataupun memikirkan panjang tanduknya. Begitu pula, ia
meninggalkan pergaulan dengan segala rusa, jantan maupun
betina, meninggalkan ibunya di pegunungan Kalanjara,
tempat lahirnya. Ia kembali ke pulaha-asrama, tempat ia
telah mempraktekkan semedi didalam penjelmaan yang lalu.
Tetapi kali ini dia hati-hati supaya tidak pernah lupa
kepada kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Ia tinggal dekat
asrama orang-orang suci dan resi-resi yang mulia, dan
menghindari segala hubungan dengan orang duniawi, hidup
dengan sederhana sekali, dan hanya makan daun yang keras
dan kering. Pada saat meninggal, Bharata meninggalkan
badan rusa, dan dengan suara keras ia mengucapkan doa
berikut
"Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa
adalah sumber segala pengetahuan, penguasa seluruh
ciptaan, dan roh yang utama didalam hati setiap makhluk
hidup."
Dalam penjelmaan berikutnya,
maharaja Bharata lahir dalam keluarga seorang Brahmana
yang suci dan murni, dan didalam penjelmaan itu dia
bernama Jada Bharata. Atas karunia Tuhan, sekali lagi dia
dapat ingat kepada penjelmaan-penjelmaan yang lalu
...
Ilustrasi diatas saya kutib dari sebuah kitab yang
dikarang oleh Om Visnupada, sebagai arahan untuk mengerti
apa itu reinkarnasi ...
Didalam diri manusia ada roh pribadi yang abadi, tidak
mati, namun bukan berarti kita akan hidup seperti yang
digambarkan oleh Om Visnupada, sebab pendapat ini terdapat
kelemahan yang akan timbul. Bagaimana halnya orang yang
sudah sampai moksa, ... mencapai tuhan ... karena baginya
tidak akan mengalami reinkarnasi lagi. Jika demikian halnya
roh-roh orang yang hidupnya bersih, sebagai resi, pendeta
yang tidak terikat oleh alam nafsunya, maka ia akan kembali
kepada roh utama (Tuhan Yang Maha Esa), maka jika hal ini
terjadi populasi manusia akan berkurang...
Anggaplah pada suatu zaman nabi Adam ada sepuluh orang
yang dilahirkan oleh beliau, diantaranya ada yang baik dan
ada yang jahat ... kalau jumlah yang baik itu ada lima orang
maka yang lima lagi akan reinkarnasi ... menjadi binatang
... atau tergantung kecintaannya kepada materi dia akan
menjelma. Dan jika didalam penjelmaannya dia ternyata
menginsyafi dirinya akan kesalahan, sebagaimana raja Bharata
menginsyafi kesalahannya, maka mereka akan kembali sebagai
manusia suci dan akan mati sebagai orang suci yang tidak
kembali mengalami reinkarnasi. Artinya lama-kelamaan roh
akan habis di karenakan roh itu kembali kepada roh Utama
(Tuhan Yang maha esa)
Ada sebagian orang mengutip Al Qur'an untuk mendukung
ajaran reinkarnasi yang sekarang lagi semarak, didalam surat
Al Baqarah :28
"Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu
tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu
dimatikan dan di hidupkan-Nya kembali, kemudian
kepada-Nya lah kamu di kembalikan."
Pada awalnya manusia tidak ada (mati) ... lalu Allah
menciptakan manusia dari sari/ekstrak alam kemudian
menghembuskan roh dari-Nya kedalam tubuh (lihat Al hijir
28-29) dan ia menjadi hidup ... didalam alam rahim ...
kemudian ia melepaskan dari ikatan alam rahim menuju alam
dunia ... kemudian ia melepaskan dari ikatan alam dunia ...
menuju alam barzah ... kemudian ia melepaskan alam barzah
menuju alam syurga atau neraka, kemudian ia melepaskan
kembali menuju Allah Azza wajalla. (bisa di baca dalam
tafsir Shafwatut Tafaasir, karangan Prof Ali As Shabuni,
Beirut)
Bandingkan dengan pendapat tentang reinkarnasi, didalam
ajaran reinkarnasi, jika ia masih terikat oleh kehidupan
alam materi, maka ia akan menjalani kehidupan pada apa yang
ia pikirkan, misalnya kepada binatang: kuda, tumbuhan, dll.
Sebaliknya didalam Islam jika manusia terikat oleh alamnya
(hubbud dunya cinta dunia) maka ia akan tertolak kembali
kepada Allah, ... rohnya tetap pada kesadaran sebagai
manusia namun roh yang tersiksa oleh karena Tuhan
menolaknya, ... dan keadaan ini disebut siksa atau
kesengsaraan alam barzah (siksan kubur). Ia tidak menjelma
menjadi binatang, akan tetapi ia hanya terikat oleh karena
masih cinta kepada binatang atau dunia yang dipikirkannya
... memang pendapat ini hampir sama, perbedaannya adalah
jika pada reinkarnasi terikat kepada dunia akan menimbulkan
jelmaan makhluk baru, sedangkan dalam Islam keterikatannya
kepada alam ,ia akan terhalang menuju Tuhannya, namun ia
tidak menjelma sebagai alam ... kesamaanya adalah keabadian
roh, ... perbedaannya roh manusia bagi Hindu adalah roh
Tuhan yang menitis menjelma sebagai manusia.(emanasi), hal
ini di idealisasikan kepada Sri Krisna, dimana orang banyak
menyembah Sang Krisna sebagai perwujudan Tuhan, sebab jika
manusia sudah terlepas dari keterikatan pada dunia materi,
maka ia adalah Tuhan itu sendiri yaitu roh utama, atau sukma
kawekas ...
Dan itulah kira-kira yang banyak mempengaruhi sufisme di
Jawa dan di India yang mengaku Anal Haq (Akulah
kebenaran/Tuhan)
Demikan uraian saya masalah reinkarnasi, ... dan saya
mohon maaf kepada saudaraku yang beragama Hindu. Bukan saya
mengusik faham yang anda yakini, akan tetapi saya akan
menjelaskan kepastian pendapat untuk membedakan agama Islam
dan Hindu ... jadi biar tidak simpang siur ... Islam adalah
Islam, Hindu adalah Hindu. Karena saya sadar pengetahuan
masalah reinkarnasi banyak tidak dijelaskan oleh ulama kami,
padahal di Jawa pengetahuan ini sudah menjadi budaya
masyarakat. dengan adanya istilah menitis atau ketitisan roh
...
Saya juga minta maaf juga kepada saudaraku, yang telah
meminta saya untuk menjelaskan masalah reinkarnasi ini,
karena tulisannya 'kebanyakan', ...mudah-mudahan tidak
menjadikan anda jenuh ....
Wassalamu'alaikkum warahmatullahi wabarakaatuh
Abu Sangkan
|