Mencari Asal-usul Kitab Suci

oleh Dr. Kamal Salibi

Indeks Kristiani | Indeks Artikel | Tentang Penulis


ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

4. MENCARI GERAR (1/2)

Sebelum beranjak pada sebuah penyajian bukti-bukti secara sistematis untuk mendukung argumentasi saya bahwa Kitab Bibel berasal dari Arabia, saya ingin menunjukkan kesesuaian yang sempurna antara geografi Bibel Ibrani dengan geografi Arabia Barat, dan kesesuaian yang meragukan antara geografi Bibel Ibrani dengan Palestina. Yang paling membuka pikiran berkenaan dengan masalah ini ialah pertanyaan mengenai Gerar (grr), sebuah tempat yang menurut kebanyakan ahli Bibel pernah mengalami kemakmuran sebagai sebuah kota di daerah pedalaman Gaza, di pesisir Palestina, tidak jauh dari Bir al-Sab' (atau 'Beersheba'), walaupun di sana namanya tidak bertahan. Dalam mempertimbangkan lokasi Gerar, perhatian kita terpusat pada beberapa pertanyaan, termasuk yang berhubungan dengan tanah Kanaan dan Beersheba menurut Bibel, yang berbeda dengan Beersheba di Palestina (lihat Peta 6).

Ada empat buah bagian yang berbeda dalam Kitab Bibel yang berhubungan dengan Gerar. Dalam penggambarannya mengenai luas daerah kekuasaan orang-orang Kanaan pada mulanya, (h-kn'ny), Kejadian 10:19 menyebut tempat itu sehubungan dengan sydn (biasanya dimengerti sebagai Sidon di Phoenicia) dan 'zh (umumnya dimengerti sebagai Gaza di Palestina). Dalam hal ini teks ini mengatakan bahwa perbatasan tanah orang-orang Kanaan, di satu bagian, membentang dari sydn sampai ke 'zh, dan menambahkan bahwa 'zh terletak searah dengan Gerar, walaupun tidak memperinci lebih lanjut ke arah mana persisnya. Teks ini juga tidak mengatakan apakah Gerar terletak antara sydn dan 'zh, atau apakah tempat ini terletak melewati 'zh dari sydn, dan tidak pula terdapat tanda-tanda yang jelas mengenai jarak antara Gerar dan sydn. Sebaliknya, Kejadian menjelaskan apa bentuk perbatasan tanah Kanaan di bagian yang lain, bermula dari sydn, akan tetapi ini pun tidak menjelaskan ke arah mana (lihat di bawah). Dalam Kejadian 20:1f, Gerar disebut sehubungan dengan 'rs h-ngb; yang dapat diartikan sebagai 'tanah ngb', yang biasanya ditafsirkan sebagai Naqab di Palestina atau gurun pasir 'Negeb', atau 'tanah selatan' (bandingkan dengan kata Arab gnb, disuarakan sebagai ganub), juga ditafsirkan sebagai Palestina bagian selatan, dan di sana terletak gurun pasir Negeb. Di sini, Gerar dilukiskan sebagai terletak di antara qds (ditulis Kadesh) dan swr (ditulis Shur) dan mempunyai seorang 'raja' yang bernama, 'bymlk (by mlk, ditulis sebagai Abimelech). Dalam konteks ini tidak ada referensi terhadap kota 'zh.

Dan lagi, dalam Kejadian 26:1f, Abimelech dari Gerar digambarkan sebagai seorang 'raja' plstym (ditulis sebagai orang-orang Filistin), sebuah deskripsi yang dihilangkan dalam Kejadian 20. Sebuah nhl grr (diterjemahkan sebagai 'lembah Gerar') juga disebutkan dalam Kejadian 26, berhubungan dengan lokasi empat buah sumur yang dikenal sebagai 'sq (ditulis sebagai Esek), stnh (ditulis sebagai Sitnah), rhbwt (ditulis Rehoboth) dan sb'h atau b'r sb' (ditulis Shibah atau Beersheba). Di sini kota 'zh tidak disebut-sebut.

Berpaling pada Tawarikh II (14:8f, atau 14:9f dalam kitab Septuaginta dan terjemahan-terjemahan standar), Gerar disebutkan berhubungan dengan peperangan antara 'Zerah dari Cushite' atau 'Zerah dari Etiopia' (zrh h-kwsy) dan Raja Asa dari Yudah (pada sekitar tahun 908-867 S.M.).[1] Dalam pertempuran tersebut orang-orang 'Cushite' atau 'Etiopia' (h-kwsym) konon menyerbu Yudah dan berhasil maju sampai ke mrsh (ditulis Mareshah), sebelum terkalahkan oleh Raja Asa di gy' spth (lembah Zephathah) di dekat Mareshah. Setelah mendapat kemenangan ini, Raja Asa mengejar para penyerbunya yang telah terpukul mundur ke Gerar, merampoki kota ini dan sekeliling tanah-tanah pertanian beserta ternaknya. Kita kemudian dapat menganggap bahwa Gerar dan daerah sekelilingnya merupakan bagian tanah kekuasaan orang-orang 'Cushite'.

Dalam upaya mereka mencari Gerar, para ahli Bibel dan para arkeolog tidak memiliki petunjuk-petunjuk lain yang dapat diselidiki selain dari referensi-referensi dari Bibel ini; mereka pun hanya memiliki bahan-bahan dari Bibel untuk mengenali daerah kekuasaan bangsa Kanaan atau daerah kekuasaan bangsa Filistin ataupun bangsa Cushite. Nama-nama tempat sydn dan 'zh, yang muncul dalam Kejadian 10, selalu dianggap menunjuk pada Sidon dan Gaza di Suria. Dengan sendirinya ini mengakibatkan timbulnya prasangka bahwa 'tanah bangsa Kanaan' dalam Kitab Bibel tertera pada bagian-bagian lain di dalam Kitab Bibel Ibrani sebagai sebuah kota bangsa Filistin (lihat Bab 14), maka para ahli Bibel juga telah menganggap bahwa tanah bangsa Filistin ini terdiri dari daerah pesisir Gaza. Mereka menerima selaku benar bahwa tanah ini tidak meliputi kawasan lainnya diluar daerah pesisir Palestina, terutama sekali karena daerah ini dengan jelas menyandang nama mereka (mengenai nama Palestina, Suria dan Kanaan lihat Bab 1). Disebutnya Gerar dalam Kejadian 26 berhubungan dengan plstym (yang selalu dianggap berarti 'bangsa Filistin'), ditambah dengan disebutnya Gerar dalam Kejadian 10 berhubungan dengan 'zh atau Gaza bagi mereka nampaknya cukup untuk membuktikan bahwa tempat itu hanya dapat terletak di daerah pesisir Palestina.

Selanjutnya, selain dari kenyataan bahwa sydn dan 'zh dalam Kejadian 10 tampaknya dapat dengan mudah disamakan dengan Sidon Suria dan Gaza, kebanyakan dari para ahli juga menganggap bahwa h-ngb dalam Bibel tidak lain adalah gurun pasir Negeb di Palestina (bahasa Arabnya al-Naqab, atau nqb), walau terkadang mengakui bahwa ungkapan Ibrani 'rs h-nqb mungkin hanya berarti 'negara selatan', yang meskipun demikian, mereka tetap saja menganggapnya sebagai Palestina bagian selatan. Beersheba, atau b'r sb' (alias sb'h, atau 'Shibah') rupa-rupanya hanya menunjuk pada Bir al-Sab', di daerah yang sama. Namun sewaktu para arkeolog Bibel menggali Bir al-Sab' di Paletina - yang sudah jelas merupakan nama Arab - penemuan yang paling kuno yang mereka temukan, seperti yang telah diketahui, berasal dari akhir periode Rumawi atau Bizantin, yang sebagian pedusunannya di Suria telah mulai diarabkan dengan pesat. Benteng-benteng yang dengan lemah diduga sebagai benteng-benteng Israil, dan mungkin berasal dari zaman Bibel baru-baru ini ditemukan di daerah itu beberapa kilometer dari kota itu.

Dalam bahasa Arab, Bir al-Sab' berarti 'Sumur Binatang Buas', walaupun dapat pula diartikan sebagai 'Sumur Tujuh'. Arti yang terakhir dapat diperkirakan sebagai terjemahan bahasa Arab dari kata Ibrani b'r sb', yang dengan janggal berarti 'Tujuh Sumur' (bukan 'Sumur Tujuh' atau b'r h-sb'). Lebih mungkin lagi, nama Ibrani itu berarti 'Sumur Kelimpahan'. Nama alternatif yang diberikan kepada tempat yang sama di Kejadian 26, yaitu sb'h (dalam bentuk feminin) dapat juga berarti 'Kelimpahan, kekenyangan'. Untuk memberi arti 'Sumur Kelimpahan', bentuk Arab dari b'r sb' harus diubah menjadi Bir Shaba' (b'r sb') atau Bir Shaba'ah (b'r sb'h) dan bukan Bir al-Sab' (b'r sb'). Hal ini, ditambah dengan bukti negatif penemuan arkeologi itu, menentang prasangka bahwa Bir al-Sab' Palestina itulah yang merupakan Beersheba yang tertera dalam Bibel Ibrani. Namun untuk lebih adilnya, kebanyakan para ahli Bibel mengakui bahwa menempatkan Gerar antara Gaza Palestina dan Bir al-Sab' merupakan suatu persoalan. Suatu karya standar geografi menurut Bibel (Kraeling, halaman 80) melukiskan keadaannya sebagai berikut:

Di mana persisnya Gerar terletak masih belum dapat dipastikan dan masih tergantung pada bagaimana seseorang menempatkan kota-kota lain di kawasan daerah ini.... Pada akhir zaman Rumawi ada sebuah distrik, yaitu Geraritike, jelas dinamakan demikian karena sebagian besar terdiri dari wilayah lama Gerar, dan pada waktu itu Beersheba termasuk dalam wilayahnya. Tell Jemeh, sebuah bukit penting di sebelah selatan Gaza, yang sebagian besar telah digali oleh Flinders Petrie pada tahun 1927, olehnya dikenali sebagai Gerar. Sejumlah ahli meragukan akan hal ini.... dan lebih suka memilih Tell esh-Sheri'a di barat laut Beersheba sebagai Gerar. Namun menurut sebuah laporan pada tahun 1961, arkeolog-arkeolog Israil telah menemukan sebuah bukit tidak jauh dari tempat itu, di jalan antara Beersheba dan Gaza, Tell Abu Hureira, dengan peninggalan-peninggalan pra-Hyksos, lebih penting dari kedua tell itu, dan mempunyai persamaan dengan Gerar (bandingkan dengan Simons, alinea 369).

Suatu problema dalam pencarian Gerar antara Beersheba dan Gaza timbul dari kenyataan bahwa kota ini digambarkan pada Kejadian 20 sebagai terletak antara Kadesh (qds) dan Shur (swr). Tetapi tidak ada tempat yang menyandang nama-nama seperti itu yang dapat dikenali di daerah Gaza-Beersheba pada masa ini, kalau kita menganggap daerah ini mungkin merupakan Geraritike dari zaman Rumawi. Sebenarnya, pengenalan terhadap kedua tempat yang disamakan dengan lokasi-lokasi di Palestina bagian selatan dan di semenanjung Sinai sangat lemah. Kraeling menyimpulkan:

Titik Kadesh mungkin merupakan sebuah titik tetap (hal. 69)... Kadesh terletak di segitiga el 'Arish - Raphia - Qoseimeh, yang jelas merupakan suatu distrik tunggal di seluruh daerah Sinai. Di sini sebuah kelompok suku pengembara yang besar pun dapat menetap untuk waktu yang tak terbatas. Survei terhadap daerah Negeb di Israil oleh Nelson Glueck... sejak tahun 1951, telah membuktikan kenyataan bahwa tempat ini pernah dihuni oleh orang-orang dalam jumlah yang cukup besar pada pertengahan Zaman Perunggu dan lagi pada Zaman Besi II, dan kemudian pada Zaman Nabataea dan pada akhir zaman Rumawi... Sebuah tempat yang bernama 'Ain Qedeis telah ditemukan pada tempat yang layak pada tahun 1842, oleh J. Rowlands... Tempat itu kemudian ditemukan kembali oleh H.C. Trumbull yang mengumumkannya pada tahun 1884. Di dekatnya, sebuah tempat yang bernama 'Ain el-Qhudeirat, yang merupakan sebuah mata air yang lebih melimpah, terdapat sebuah bukit yang menandakan sebuah perkampungan dengan pecahan-pecahan barang tanah dari Zaman Besi. Menurut Glueck, ini merupakan lokasi utama dari Zaman Besi di seluruh daerah itu (hal. 117)... Shur dianggap sebagai kata Ibrani untuk garis pertahanan Mesir di Genting Tanah Suez, meskipun kata itu, yang berarti 'tembok', tidak menggambarkan pertahanan ini secara tepat. Menurut arkeolog Perancis Cledat, yang menyelidiki daerah itu, tampaknya terdiri dari pos-pos pertahanan yang tidak saling menyambung. Bagaimanapun juga, jalan menuju Shur (drk _wr, Kejadian 16:7) mungkin merupakan jalur transportasi kuno ke Mesir dari Beersheba, dinamakan Darb el Shur oleh Wooley dan Lawrence, dan melewati Khalasa, Ruheibeh, Bir Birein', Muweileh ke arah selatan (hal. 69).

Pendeknya, terletaknya Kadesh dan Shur di selatan Palestina dan Sinai merupakan tidak lebih dari suatu dugaan saja, hanya sebuah dugaan yang mengasal. Perlu pula dicatat bahwa tidak ada Gerar yang dapat ditemukan antara 'Ayn Qudays dan daerah genting Suez. Kalaupun Gerar terletak di sana, bagaimanapun juga letaknya mestinya jauh dari Gaza dan bir al-Sab', yang samasekali tidak menolong kita.

Kesulitan dalam menempatkan Gerar di Palestina dilipatgandakan oleh referensi mengenai tempat ini dalam Tawarikh II 14. Di sini kota ini nampaknya dimiliki oleh bangsa Kusy (h-kwsym), yang biasanya disamakan dengan bangsa 'Etiopia', terutama karena teks-teks Bibel sering menghubungkan Kusy, atau kws dengan msrym, yang selama ini dianggap berarti 'Mesir' (mengingat bahwa Etiopia adalah tetangga Mesir di sebelah selatan). Dalam Septuaginta Yunani kata Ibrani kws terkadang diubah melalui transliterasi, dan terkadang diterjemahkan secara bebas sebagai Aithiopia atau Aithiopes, dan hal ini mendorong para ahli Bibel modern untuk menyamakan tempat ini dengan Etiopia. Andaikata bangsa Kusy benar-benar adalah bangsa Etiopia, adalah lazim bila seseorang bertanya bagaimana mereka dapat menguasai suatu daerah di Palestina yang jauh itu? Mungkinkah bangsa Etiopia tersebut merupakan bangsa Mesir pada abad ke-duapuluhlima atau dinasti 'Etiopia' (716-656 S.M.)? Rasanya ini tak boleh jadi, mengingat bahwa mereka memerangi Asa, yang kekuasaannya sebagai raja telah berakhir sekitar satu setengah abad sebelumnya. Di sini Kraeling lagi (hal. 217) menggambarkan bagaimana kesulitan ini yang sejauh kini telah terpecahkan:

Kisah dalam Tawarikh... menegaskankan pengetahuan (sic) tentang sebuah pendudukan pada zaman pemerintahan Asa oleh Zerah dari Kusy atau Zerah dari Etiopia... Bangsa Etiopia tidak memegang kekuasaan di Mesir sebelum ada berikutnya, maka orang Kusy ini tentunya bukan seorang Fir'aun, namun mungkin ia adalah seorang gubernur Mesir dari kerajaan 'Sungai kecil Mesir'[2] dan daerah dalam kekuasaan Mesir di sebelah utaranya sampai sejauh Gerar. Kita juga mendengar dari tempat lain bahwa 'putra-putri Ham' (dengan kata lain, Kusy) tinggal bersebelahan dengan suku Simeon[3] di daerah selatan. (Tawarikh I 4:3a) dan Gedor (mengenai penyangkalan hal yang belakangan ini, lihat Simons, alinea 322).

Perlu ditambahkan pula di sini bahwa Mareshah (atau mrsh) dan dari sini 'Zerah dari Etiopia' mencapai serangannya terhadap Yudah, telah dikenali dengan sebuah Tall Sandahannah di Palestina bagian selatan, 'yang juga menandakan Maris Greco Rumawi... di sebelah timur hirbet mer'ash, yang nama kunonya masih ada' (Simons, alinea 318). Sebenarnya 'Mer'ash' (mr's) dan 'Mareshah' (mrsh) samasekali tidak merupakan nama yang sama, dan hanya mungkin terlihat sama oleh mereka yang bukan pemakai bahasa Semit, yang mengabaikan desahan tekak yang disuarakan pada nama yang pertama, karena mereka tidak dapat mengucapkannya. 'Lembah Zephathah' (gy' spth) telah membuat pengenalan atasnya begitu sulit sampai-sampai tidak ada yang mencoba untuk menerka lokasinya --betapa pun ngawur terkaan itu. Salah satu penjelasan mengenai hal ini ialah bahwa bentuk Ibrani dari nama yang sama mungkin tidak lebih dari suatu ketidak jelasan teks (Simons, alinea 254), penjelasan yang bukan merupakan pemecahan yang memuaskan bagi problema ini.

Untuk meringkaskan, kita dapat menyimpulkan yang berikut ini:

  1. Pengenalan terhadap Gerar menurut Injil di Palestina belum memberikan hasil yang memuaskan, dan tidak ada tempat-tempat di sana yang masih memakai nama itu.
  2. Telah ada dugaan bahwasanya mestinya Gerar terletak di Palestina bagian selatan, karena Kejadian 10 menyebutkan tempat itu berhubungan dengan sebuah 'zh, yang diperkirakan adalah Gaza di Palestina, sedangkan Kejadian 26 menyebutnya berhubungan dengan sebuah sb'h atau b'r sb', yang diperkirakan adalah Bir al-Sab' di Palestina, yang sekarang biasa disebut Beersheba.
  3. Kalau kita menganggap bahwa Kadesh menurut Bibel adalah oase 'Ayn Qudays di dekat Wadi Al-'Arish, dan bahwa Shur metinya terletak lebih jauh ke arah barat Sinai, di dekat genting tanah Suez, maka Gerar tidak mungkin terletak di antara Beersheba dan Gaza, dan juga antara Kadesh dan Shur, sebagaimana ditegaskan dalam Kejadian 20.
  4. Kalau bangsa Kusy benar-benar adalah orang-orang Etiopia, dan Gerar terletak di selatan Palestina, maka kekuasaan atas Gerar oleh bangsa 'Kusy' sebagaimana dijelaskan dalam Tawarikh II 14, tidak dapat dijelaskan dengan mudah.

Guna membongkar misteri Gerar, mungkin paling baik jika kita memulai dengan bukti-bukti yang diberikan oleh Tawarikh II 14, dengan cara memastikan siapa sebenarnya bangsa Kusy itu. 'Kusy' seperti telah dikatakan tadi dihubungkan dengan msrym, yang jelas berarti Mesir dalam beberapa sebutan menurut Bibel (contohnya Raja-raja I 14:25f; Tawarikh II 12:2f; dan juga Raja-raja II 23:29; Tawarikh II 35:20f; Yeremia 46:2). Di tempat-tempat lain dalam Bibel, seperti yang akan kita lihat (pada Bab 13 dan 14), nama msrym dapat menandakan satu di antara lokasi di Arabia Barat, termasuk dusun Misramah (msrm) di dataran tinggi Asir, antara Abha dan Khamis Mushait, atau dusun Masr (msr) di Wadi Bishah, di pedalaman Asir. Jika mencari kws (atau 'Kusy') di daerah itu, seseorang dapat dengan mudah menemukannya sebagai Kuthah (kwt), dekat Khamis Mushait. Ini merupakan sebuah oase yang terletak di hulu Wadi Bishah, dan oleh karena itu di daerah itu Masr dapat dijumpai. Di daerah Khamis Mushait yang sama terdapat oase Qararah (qrr) dan Ghurayrah (gryr, atau grr) salah satu dari Gerar-gerar dalam Bibel. Di dekatnya terdapat pula oase Shaba'ah (sb'h atau sb'), yang mestinya adalah 'Shibah' atau 'Beersheba' yang tertera dalam Bibel. Kalau pembaca menganggap bahwa hal ini sukar untuk dipercaya, pertimbangkanlah hal yang berikut ini, yang tampaknya membereskan argumentasi saya.

(sebelum, sesudah)


  Mencari Asal-usul Kitab Suci
  (The Bible Came from Arabia)
  Kamal Salibi
  Penerbit Pustaka Litera AntarNusa
  Jln. Arzimar III, Blok B No.7, Tel.(0251) 329026
  Bogor 16152
 
Indeks Kristiani | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team