|
14. ORANG-ORANG FILISTIN ARABIA
K.A. Kitchen, seorang ahli Bibel yang terkemuka menulis:
'Di antara bangsa-bangsa yang terdapat di dalam Kitab
Perjanjian Lama, bangsa Filistin adalah sekaligus yang
paling dikenal dan yang paling sukar untuk
dipahami'.[1]
Tidaklah mengherankan jika mereka sukar untuk dipahami,
karena para ahli bersikeras untuk mencari tanah asal mereka
pada tempat yang tidak semestinya. Karena bangsa Filistin
disebut dalam beberapa sebutan menurut Bibel sebagai bangsa
'Cherethit' (krty, bentuk
genitif krt), sudah menjadi
suatu kepercayaan bahwa mereka pada mulanya adalah
'Orang-orang Laut' yang misterius dari pulau Crete (Kreta)
di Laut Tengah yang kemudian menempati barat daya Palestina.
Bagaimana Palestina mendapatkan namanya setelah ditempati
oleh bangsa Filistin yang disebut dalam Bibel Ibrani tidak
menetap di sana, dan mereka tidak datang dari Crete. Nama
krt dalam Bibel (Samuel I
30:14; Zefanya 2:4-5; Yehezkiel 25:15-16) mestinya adalah
Wadi Karith (krt), sebuah
cabang dari Wadi Tayyah di ketinggian Rijal Alma'. Ada pula
tiga buah tempat di Asir yang bernama Falsah (plst, bandingkan dengan plst dalam bahasa Ibrani yang bentuk
jamak maskulin genitifnya adalah plstym, 'orang-orang Filistin'); satu
di dekat Ghumayqah, di wilayah Lith; dan sebuah lagi di Wadi
Adam, juga di wilayah Lith, dan di sana terdapat pula sebuah
desa yang bernama Fasilah (plst, metatesis plst, dengan s (dengan topi di atas) diubah dalam
pengucapan menjadi sebuah s
(dengan titik di bawah) dan bukan s standar).
Daripada kesal bertentangan dengan ilmu pengetahuan Bibel
mengenai masalah orang-orang Filistin, lebih mudah jika saya
mengatakan siapa mereka itu sebenarnya. 'Tabel
Bangsa-bangsa' yang terkenal dalam Kejadian 10 menggolongkan
mereka sebagai para keturunan Ham, putra Nabi Nuh. 'Tabel
Bangsa-bangsa' ini sebenarnya adalah sejumlah daftar
suku-suku dan masyarakat Arabia Barat seperti yang akan
segera kita lihat. Kenyataannya, Kejadian adalah tidak lebih
dari sebuah cerita mengenai legenda Arabia Barat. Dugaan
bahwa tabel-tabel tersebut berusaha untuk menjelaskan asal
mulanya dunia yang lebih luas (yaitu dunia Timur Dekat kuno
secara keseluruhan) adalah tidak sah, dan perlu dihapus.
Tabel 2, berdasarkan Kejadian 10:6, 13-14, menunjukkan
bagaimana konon bangsa Filislin menurut Bibel berasal dari
Ham.
Mengingat bahwa bangsa Filistin menurut Bibel bertetangga
dengan bangsa Israil, dan bahwa bangsa Israil telah
dibuktikan sebagai orang-orang Arabia Barat, maka nama-nama
yang terdapat pada tabel di atas dapat dikenali dalam
pengertian geografi Arabia Barat sebagai berikut:
Tabel 2. Orang-orang Filistin
dalam "Tabel Bangsa-bangsa"
1.Ham
(hm)
|
|
.----------+------+----+-------------.
| | | |
| | | |
2.Cush 3.Mesir 4.Put 5.Kanaan
(kws) (msrym) (pwt) (kn'n)
|
|
.---+------+-+--+--------------+-------.
| | | | | |
6.Ludim | 8.Lehabim | 10.Pathrusim | 12.Capthorim
(lwdym) | (lhbym) | (ptrsym) | (kptrym)
| | |
7.Ananim 9.Naphtuhim 11.Casluhim
('nmym) (npthym) (kslhym)
|
|
13.Filistin
(plstym)
- 'Ham' (hm): mungkin Hamm (hm ) di wilayah Qunfudhah; mungkin
pula Hamm di distrik Bahr lebih jauh di selatan.
- 'Cush' (kws): Kuthah (kwt) di sekitar daerah Khamis
Mushait (lihat Bab
4).[2]
- 'Mesir' (msrym): di sini mungkin Madrum
(mdrm) di dataran tinggi
Ghamid. Kemungkinan yang lain termasuk Misramah, dekat
Abha, dan Masr, di Wadi Bishah (lihat Bab 10); Al Masri
(msry, 'yang satu dari msr') di wilayah Taif (suatu
kemungkinan yang kuat); atau Madir (mdr) di distrik Muhayil.
Kemungkinam juga ada hubungan antara msrym dalam Bibel, sebagai bentuk
jamak maskulin msr atau
msry, dan nama kesukuan Arab yang telah disahkan, yaitu
Mudar (mdr).
- 'Put' (pwt): Fatiyah (ptw), di wilayah Qunfudhah; atau
Fawayit (jamak Arab Fut,
atau ptw) di Rijal Alma'.
- 'Kanaan' (kn'n): Al Kun'an ('l kn'n, 'Tuhan Kanaan'), di Wadi
Bishah. Bangsa Kanaan, seperti yang disebutkan satu demi
satu dalam Kejadian 10:15-16, semua memakai nama yang
merupakan genitif nama-nama tempat di pelbagai daerah di
Asir yang tidak akan dikenali di sini; kota-kota orang
Kanaan yang disebutkan dalam Kejadian 19 untuk menetapkan
perbatasan wilayah kekuasaan bangsa Kanaan juga bertahan
namanya, dan sebuah suku setempat memakai nama al-Qin'an
(qn'n). Ungkapan yang kurang
jelas dalam Kejadian 10:18 bahwa 'Kemudian
keluarga-keluarga orang-orang Kanaan berpencar sampai ke
luar negeri' mungkin dapat menjelaskan mengapa nama-nama
dua kota Kanaan di Arabia Barat (Sidon dan Gaza, belum
lagi yang lainnya yang tidak disebutkan di sini seperti
Sur, atau 'Tyre') juga ditemukan sebagai nama kota-kota
pesisir kuno di Suria. Sewaktu Herodotus (1:1), menulis
pada abad ke-5 S.M., menyatakan bahwa bangsa Funisia
(Phoenicia, bangsa dari pesisir Suria yang menggunakan
bahasa yang secara konsonan hampir serupa dengan bahasa
Ibrani Bibel) dahulunya menetap di pantai-pantai Laut
Merah, setelah mereka berpindah tempat ke Laut Tengah dan
menetap di tempat-tempat 'yang masih mereka diami', ia
tanpa menyadari setuju dengan pernyataan mengenai bangsa
Kanaan yang 'berpencar ke luar negeri' dalam Kejadian
10:18. Apa pun asal-usul nama Funisia (Phoenicia), yang
merupakan suatu penyalinan abjad dari suatu pemakaian
Yunani kuno, nama ini masih bertahan di Arabia Barat
sebagai nama desa Faniqa (pnq) di Wadi Bishah, dan di sini
berdiri pula desa Al Kun'an. Masalah Kanaan yang tertera
dalam Bibel telah disentuh dalam
Bab 1 dan
4.
- 'Ludim' (lwdym): Ludhan (ldn) di Rijal Alma'; Lawdhan
(lwdn) di wilayah pedalaman
al-Qasim; Lidan (atau Liddan, bentuk ganda ld), di wilayah Taif, dan Lidah
(atau Liddah, ld) di wilayah
Lith, dan lwdym dapat
merupakan jamak dari bentuk genitif ld).
- 'Anamim' ('nmyn, jamak genitif 'nm): Ghanamin (jamak Arab gnm), nama dua pedesaan di wilayah
Taif dan di sini terdapat pula dua buah pedesaan dengan
nama Ghunam (gnm), dan
sebuah yang bernama Ghanamah (gnm). Dua desa lainnya yang
bernama Ghanamah juga dapat dijumpai di Rijal Alma'.
- 'Lehabim' (lhbym): Lahban (lhbn, lhb, dengan kata sandang tertentu
kuno) di wilayah Taif. Ada pula sebuah desa yang bernama
Abi Lahab ('b lhb 'bapak'
atau 'Tuhan' lhb) di wilayah
Jizan. Banu Luhabah (lhb)
adalah sebuah suku gurun pasir Buqum, di sebelah timur
Taif.
- 'Naphtuhim, (npthym, ganda atau jamak npth): Mafatih (mpth, disuarakan sebagai bentuk
jamak Arab dari nama yang sama), di wilayah Taif. Ada
pula sebuah desa yang bernama Miftah (mpth, dalam bentuk tunggal) di
wilayah Lith. Sebagai nama kesukuan Arabia Barat,
'Naphtuhim' nampaknya bertahan dengan cara yang lain
yaitu sebagai nama suku Fatahin (ithm) di wilayah Taif.
- 'Pathrusim' (ptrsym, jamak genitif ptrs): Sharfat (srpt), nama lengkapnya adalah
Hajib Bani al-Sharfat (sebuah nama kesukuan) di wilayah
Birk. Ada pula sebuah suku, yaitu suku Farsat (prst) yang kini dapat ditemukan di
Hijaz sebelah utara. Seperti dalam halnya ptrsym-nya bahasa Ibrani, baik
Sharfat dan Farsat terdapat dalam bentuk jamak Arab.
- 'Casluhim' (kslhym, jamak genitif kslh): mengikuti pula pola
pengubahan yang gl'd
(Gilead) dalam Bibel berubah menjadi 'l-g'd (al-Ja'd, lihat
Bab 1), dengan cara menaruh
l, yang sebenarnya terletak
di tengah-tengah kata itu, di luar, sehingga menjadi
sebuah kata sandang tertentu Arab, kslh kini mestinya
adalah al-Husaki ('l-hsk) di
Arabia Utara; atau al-Qash ('l-qsh) di Wadi Adam. Sebuah suku
wilayah Taif kini memakai nama al-Huskan ('l-hskn, dengan n yang terakhir sebagai akhiran
jamak Arab).
- 'Capthorim' (kptrym, jamak kptr atau kptry): rupanya al-Faqarat (jamak
Arab dari pqrt, yang
merupakan metatesis dari kptr) di Wadi Bishah; atau
al-Rafaqat (jamak Arab rpqt)
di wilayah Jizan. Kedua nama- nama tempat ini mempunyai
struktur nama kesukuan.
- 'Filistin' (konon keturunan
'Casluhim', dan oleh sebab itu kemungkinan berasal dari
wilayah Wadi Adam, dari sana mereka menyebar ke
daerah-daerah lainnya; bahasa Ibraninya adalah plstym, ganda atau jamak plst atau genitif kata itu, plsty): Falsah (plst) di wadi Bishah; Shalfa
(slp', mungkin pada mulanya
adalah slpt, hanya diucapkan
sebagai slph), dekat Abha;
Faslah (pslt), di wilayah
Qunfudhah; dan empat buah pedesaan yang bernama yang
bernama Fas'lah (pslt), dua
di dataran tinggi Zahran, dan sebuah lagi di Wadi Adam
wilayah Lith, serta sebuah lagi di Bani Shahr, di sebelah
tenggara dari Qunfudhah.
Berkenaan dengan bukti ini, tampaknya bangsa Filistin
dalam Bibel merupakan salah satu di antara sejumlah bangsa
Arabia Barat yang tinggal bersama orang-orang Israil, tidak
hanya di sepanjang pesisir Laut Merah, tetapi mungkin juga
di wilayah pedalaman Wadi Bishah. Bahwa mereka mempergunakan
bahasa yang sama seperti bangsa Ibrani atau Israil dapat
dilihat dengan jelas dalam nama-nama perorangan
kepala-kepala suku atau 'raja-raja' mereka, seperti yang
dikatakan dalam teks-teks Bibel, misalnya 'Abimelech' ('b mlk, dari mlk, 'memiliki, mempunyai' atau
'raja'); 'Ahuzzath' ('hzt:
mungkin adalah jamak 'hzh,
bahasa Arabnya ialah 'hdh,
'milik, tanah milik'); 'Phicol' (pykl, Kejadian 26:26, bandingkan
dengan kata Arab Afkah, atau 'pkl, 'bergetar' diakui sebagai nama
lama kesukuan dan perorangan
Arab).[3] Bangsa
Filistin jelas berbeda dengan bangsa Israil dalam hal agama,
dan juga dalam hal adat istiadat, Kitab Bibel Ibrani
menyebut mereka dengan cara yang khusus sebagai orang-orang
yang 'tidak dikhitankan' (Hakim-hakim 14:3; 15:18; Samuel I
14:16; 17:26, 36; 31:4; Samuel II 1:20; Tawarikh I 10:4).
Mereka memuja pelbagai dewa di tanah itu, tetapi dewa khusus
mereka adalah 'Dagon' (dgwn,
dari dgn, 'jagung, butir
padi'), yang mempunyai tempat-tempat pemujaannya di 'Gaza'
dan 'Ashdod' adalah dua di antara lima kota utama
orang-orang Filistin di pesisir Asir, dan nama kuil-kuil
'Dagon' masih bertahan di sekitar daerah mereka, seperti
yang ditunjukkan pada pengenalan berikut ini terhadap lima
buah kota:
- 'Gaza' ('zh): 'Azzah ('zh) di Wadi Adam (wilayah Lith).
Di sekitar daerah yang sama berdiri desa Daghma (bentuk
dari dgm dalam bahasa Aram; dengan kata sandang tertentu
bahasa Aram yang berakhiran; bandingkan dengan kata dgn, atau dgwn di dalam Bibel) juga lima
pedesaan lainnya yang bernama Duqum (dqm), salah satu di antara mereka
terletak di Wadi Adam. 'Gaza' yang lainnya terdapat di
pesisir Asir adalah 'Azzah di distrik Majaridah; Al
'Azzah ('l 'zh, 'Dewa Gaza',
tentunya 'Dagon'), di distrik Ballasmar; dan 'Azz ('z, tanpa akhiran feminin), di
dekat Birk.
- 'Ashdod' ('sdwd): Sudud (sdwd) di Rijal Alma', dan di sini
terdapat pula desa Dharwat Al Daghmah yang terletak di
puncak bukit (Dharwat Al Daghmah berarti 'puncak dewa
dgm', atau 'Dagon').
'Ashdod' lainnya di Arabia Barat adalah Sidad (sdd) di wilayah Jizan, dan Shadid
(sdd) di wilayah Mekah. Ada
desa yang bernama Daghumah (dgm) di dekat Sidad di wilayah
Taif.
- 'Ashkelon' ('sqlwn): mungkin Shaqlah (sql) di sekitar daerah Qunfudhah,
atau Thaqalah (tql)
disekitar daerah yang sama; mungkin keduanya. Tqln (disuarakan taqalan) yang tertera dalam Qur'an
55:31 mungkin adalah sebuah referensi pada kedua tempat
tersebut. Ascalon Palestina, 'Ascalan ('sqln) mungkin merupakan nama yang
sama, hanya saja 'Asqalan dimulai dengan bunyi desahan
tekak yaitu 'ayn dan bukan
dengan hamzah 'sqlwn.
- 'Gath' (gt): al-Ghat di wilayah Jizan
(lihat Bab 10). Di antara
beberapa Gath yang lain di Arabia terdapat al-Ghati
(gt) di wilayah Zahran, di
sini terdapat pula sebuah desa yang bernama Al Dughman
('l dgmn, 'Dewa Dagon', di
sini dgmn memakai kata sandang tertentu kuno Semit).
- 'Ekron' ('qrwn): 'Irqayn ('rqyn), di wilayah Wadi 'Itwad
antara Rijal Alma' dan wilayah Jizan; kecuali kalau itu
adalah Jar'an (gr'n,
metatesis dari 'qrwn), di
Rijal Alma'.
Walaupun mereka dapat dijumpai di tempat-tempat lain di
Arabia Barat, kota-kota utama bangsa Filistin dalam Bibel
ini jelas terletak di sisi pesisir Asir, agaknya dipusatkan
di daerah pedalaman pelabuhan-pelabuhan Lith, Qunfudhah,
Birk dan Jizan. Di sini wilayah mereka bertemu dengan
wilayah orang-orang Israil dan masyarakat-masyarakat
setempat lainnya. Dalam Bibel Ibrani sama sekali tidak ada
sesuatu pun yang menunjukkan bahwa mereka adalah pada
mulanya penetap-penetap asing di negara itu yang datang
sebagai 'Orang-orang Laut' dari luar negeri.
Untuk menunjukkan sampai sedekat
mana orang-orang Filistin menurut Bibel itu dan orang-orang
Israil dari pesisir Asir hidup berdampingan, inilah sebuah
analisa topografis mengenai kisah Samson, yang hampir
seluruhnya berlangsung di pedalaman Lith, di Hijaz bagian
selatan (bacalah kisah lengkapnya sebagaimana dikisahkan
dalam Hakim-haknm 13:17):
Samson dilahirkan di daerah perbukitan pesisir wilayah
Zahran, di desa al-Zar'ah (zr'h, bandingkan dengan sr'h dalam Bibel atau 'Zorah').
Keluarganya adalah anggota suku Dan (dn) yang memakai nama apa yang kini
adalah Danadinah (genitif dn,
'Danit') di wi.layah yang sama. 'Roh Yahweh' pertama kali
menggerakkannya di al-Mahna (mhn) dekat Danadinah (dalam Bibel
adalah nhnh dn, 'Mahaneh dari
Dan', bukan 'Mahaneh-dan', antara Zar'ah dan al-Ishta ('l-'st, suatu inversi dari 'st'l atau 'st
'l, l yang merupakan
bentuk aslinya, 'Eshtaol', yang berarti 'wanita, istri
Tuhan'). Ia mencari seorang istri di antara orang-orang
Filistin 'Timnah' (tmnh),
agaknya kini adalah al-Mathanah (mtnh), juga di wilayah Zahran yang
sama. Penyerangan pertamanya terhadap orang-orang Filistin
ditujukan kepada Shaqlah atau Thaqalah, dekat Qunfudhah
('Ashkelon', lihat di atas). Ia kemudian pergi menuju ke
utara untuk menetap di Ghutmah (gtm, 'ytm atau 'Etam' dalam Bibel), di
Wadi Adam.
Dalam pembalasan mereka, orang-orang Filistin menyerang
dan merampas 'Lehi' (lhy) di
tanah 'Yudah, yang kini adalah Lakhyah (lhy), juga di Wadi Adam. Di dekatnya
sampai kini masih berdiri desa Dha al-Ramah (rmh) dan Dha al-Hamirah (hmyr). Konon Samson membunuh seribu
orang Filistin yang menyerang b-lhy
h-hmwr yang dapat berarti 'dengan tulang rahang
seekor keledai' dan juga 'di Lakhyah-nya Hamirah (dengan
kata lain, Lakhyah di daerah sekitar Hamirah). Jelas kisah
ini bertujuan untuk menjelaskan asal mula kedua nama
tersebut. Tempat kejadian peperangan ini, menurut kisahnya,
kemudian dinamakan 'Ramath-lehi' (rmt
lhy), yang berarti 'bukit tulang rahang' dan juga
dapat berarti 'Ramah di Lakhyah'. Mata air tempat Samson
menyegarkan diri, yang bernama 'En-hakkore' ('yn h-qwr'), adalah lokasi apa yang
kini merupakan desa al-Qara (qr', dengan kata sandang tertentu
Arab), juga di Wadi Adam.
Wanita Filistin, Delilah, yang
menjadi istri muda Samson, dan yang pada akhirnya membawa
Samson kepada kehancurannya, berasal dari lembah 'Sorek'
(nhl swrq) --kini kemungkinan
besar adalah Shuruj (swrq) di
Wadi Adam; kecuali kalau itu adalah Shariqah (srq) atau Shark (srk), di wilayah Qunfudhah. Samson,
tentunya, menemui ajalnya di 'Gaza' ('zh) --'Azzah di Wadi Adam (lihat di
atas). Ia dikebumikan di antara Zar'ah (Zorah) dan al-Ishta'
(Eshtaol), di wilayah Zahran.
Sampai di sini kita mendapatkan
sedikit hiburan, yaitu memecahkan 'teka-teki' Samson yang
terkenal itu. Teka-teki itu, menurut keyakinan saya,
tidaklah lebih dari kisah-kisah atau teka-teki yang
berdasarkan kata-kata yang ditulis guna menjelaskan asal
mula nama-nama tempat, dan untuk mengabadikan
kenangan-kenangan rakyat akan hubungan kesukuan antara satu
masyarakat dengan yang lain. Seperti yang telah kita lihat,
kisah mengenai 'tulang rahang seekor keledai, milik Samson
diciptakan guna menjelaskan dua buah nama tempat, yaitu nama
tempat-tempat yang kini adalah Lakhyah dan Hamirah. Kisah
mengenai bagaimana ia mengambil 'madu dari bangkai
singa' (m-gwyt h-'ryh rdh
h-dbs, Hakim-hakim 14:9) menandakan, pada suatu
tingkatan, etimologi-etimologi untuk nama-nama tiga buah
tempat, yaitu Jaww (gw,
bandingkan dengan gwyt, 'di
dalam', di sini 'di dalam' sebuah bangkai) dan Waryah (wryh, bandingkan dengan 'ryh, 'singa') di Wadi Adam; dan
Dabash (dbs) di dekat Hali di
wilayah Qunfudhah. Pada tingkat yang lain, kisah ini memberi
petunjuk-petunjuk bahwa Dabash di wilayah Qunfudhah, pada
mulanya merupakan suatu pemukiman yang didirikan oleh
emigran-emigran dari Jaww, di dekat Waryah, mungkin atas
usaha Samson. Kata demi kata kalimat dalam bahasa Ibrani ini
dapat diterjemahkan dalam dua cara: yang pertama, 'dari
dalam singa itu ia mengambil (mengeruk) madu itu'; dan yang
kedua, 'dari Jaww di Waryah ia mengambil Dabash'.
Teka-teki Samson mengenai 'madu' yang ia ambil dari
'dalam' 'singa itu' membahas sekumpulan lagi dua masyarakat
asal/utama dan koloni-koloni mereka masing-masing: 'Dari
yang pemakan (m-h-'kl) datang
makanan (m'kl); dari yang kuat
(m-'z) datang sesuatu yang
manis (mtwq)' (Hakim-hakim
14:14). Teka-teki ini dapat pula dibaca sebagai teka-teki
yang berdasarkan kata-kata (conundrum) sehingga dapat
mempunyai arti: 'Dari al-Kulah (kl, di wilayah Qunfudhah) datang
Makilah (mkl, di distrik Bahr);
dari 'Azz ('z, 'Gaza' dekat
Birk, lihat di atas) datang Mathqah (mtq, di wilayah Qunfudhah)'. Melalui
teka-teki yang berdasarkan nama ini kebudayaan rakyat Timur
Tengah dapat terus mengingat akan kejadian-kejadian dan
perkembangan-perkembangan pada zaman yang telah silam. Ada
gejala yang sebanding di dalam kebudayaan Eropa seperti yang
dapat kita lihat dari komentar-komentar mengenai sejumlah
kata-kata kepala dalam The Oxford
Dictionary of Nursery Rhymes.
Sewaktu orang-orang Filistin, sasaran Samson menanyakan
teka-tekinya, dapat menjawabnya, karena istrinya orang
Filistin itu secara diam-diam memberi jawabannya kepada
mereka, ia membalas teka-teki yang berikut ini: 'Jika kalian
tidak membajak dengan anak sapi saya ('glh, disini 'glty, dalam bentuk orang pertama
posesif), kalian tidak akan dapat memecahkan teka-tcki saya
(hydh, di sini hydty, juga dalam bentuk orang
pertama posesif' (Hakim-Hakim 14:18). Menurut kisah
tersebut, Samson telah menduga bahwa orang-orang Filistin
telah 'membajak' istri yang ditunangkan kepadanya guna
mendapatkan jawaban yang benar dari teka-tekinya. Namun
pengertian yang lain dari teka-teki yang berdasarkan kata
itu dapat diterjemahkan dengan bebas dalam kata-kata yang
berikut ini: 'Jika kalian tidak berasal dari 'Ajlat ('glt, di Bani Shahr), kalian tidak
mungkin dapat mengetahui Haydah (hydy, juga di Bani Shahr)'. Yang
terlihat di sini jelas adalah suatu pepatah, yang berarti
bahwa seseorang harus berasal dari suatu tempat untuk
mempunyai pengetahuan yang mendalam dari keadaan
sekelilingnya. Pada tingkat kiasannya, pepatah tersebut juga
mengatakan bahwa seseorang tidak dapat benar-benar
mengetahui apa-apa tanpa mengetahui tentang hal-hal lain
yang berhubungan dengannya yang mungkin bertindak sebagai
suatu prasasti bagi penelitian ini.
Untuk mempertimbangkan dan menafsirkan kembali semua
referensi Bibel pada bangsa Filistin adalah di luar bidang
saya yang terbatas ini. Akan tetapi dalam Samuel I 6:18
terdapat suatu pernyataan mengenai luas wilayah orang-orang
Filistin ini ditemukan, yang sudah sepantasnya jika diberi
komentar. Dalam bahasa Ibrani, pernyataan tersebut terbaca
sebagai berikut: kl 'ry-plstym
... m-'yr mbsr w-'d kpr h-przy. Dalam RSV, ini
diterjemahkan sebagai 'semua kota bangsa Filistin ... baik
kota-kota kubu (m-'yr mbsr)
maupun desa-desa yang dikelilingi oleh tembok (w-'d kpr h-przy)'. Tidak dapat
dibayangkan suatu penterjemahan yang lebih tidak akurat
daripada ini. Sebenarnya m-'yr
mbsr hanya dapat berarti 'dari kota mbsr', kota yang dibicarakan adalah
sebuah desa, yaitu Midbar (mdbr), yang kini terletak di daerah
perbukitan Hurrath di ujung selatan wilayah Jizan. Dalam
halnya 'd kpr h-przy, ini hanya
dapat berarti 'sampai pada desa przy', prz yang dibicarakan kini adalah
dusun kecil al-Firdah (prd) di
Wadi Adam (przy dalam bahasa
Ibrani adalah genitif prz, dan
berkenaan dengan penghuni daerah-daerah tersebut). Maka dari
itu menurut definisi geografis tanah Filistin, wilayah
mereka membentang dari ujung selatan wilayah Jizan sampai ke
Wadi Adam. Pendeknya, tidak ada perbatasan geografis yang
ditentukan antara wilayah-wilayah bangsa Israil dan Filistin
pada daerah yang dibicarakan, yang agaknya sangat membantu
dalam menjelaskan tidak hanya kisah Samson, tetapi juga
sebutan-sebutan menurut Bibel tempat orang-orang Filistin
dibahas.
|