Mencari Asal-usul Kitab Suci

oleh Dr. Kamal Salibi

Indeks Kristiani | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

 

14. ORANG-ORANG FILISTIN ARABIA

K.A. Kitchen, seorang ahli Bibel yang terkemuka menulis: 'Di antara bangsa-bangsa yang terdapat di dalam Kitab Perjanjian Lama, bangsa Filistin adalah sekaligus yang paling dikenal dan yang paling sukar untuk dipahami'.[1] Tidaklah mengherankan jika mereka sukar untuk dipahami, karena para ahli bersikeras untuk mencari tanah asal mereka pada tempat yang tidak semestinya. Karena bangsa Filistin disebut dalam beberapa sebutan menurut Bibel sebagai bangsa 'Cherethit' (krty, bentuk genitif krt), sudah menjadi suatu kepercayaan bahwa mereka pada mulanya adalah 'Orang-orang Laut' yang misterius dari pulau Crete (Kreta) di Laut Tengah yang kemudian menempati barat daya Palestina. Bagaimana Palestina mendapatkan namanya setelah ditempati oleh bangsa Filistin yang disebut dalam Bibel Ibrani tidak menetap di sana, dan mereka tidak datang dari Crete. Nama krt dalam Bibel (Samuel I 30:14; Zefanya 2:4-5; Yehezkiel 25:15-16) mestinya adalah Wadi Karith (krt), sebuah cabang dari Wadi Tayyah di ketinggian Rijal Alma'. Ada pula tiga buah tempat di Asir yang bernama Falsah (plst, bandingkan dengan plst dalam bahasa Ibrani yang bentuk jamak maskulin genitifnya adalah plstym, 'orang-orang Filistin'); satu di dekat Ghumayqah, di wilayah Lith; dan sebuah lagi di Wadi Adam, juga di wilayah Lith, dan di sana terdapat pula sebuah desa yang bernama Fasilah (plst, metatesis plst, dengan s (dengan topi di atas) diubah dalam pengucapan menjadi sebuah s (dengan titik di bawah) dan bukan s standar).

Daripada kesal bertentangan dengan ilmu pengetahuan Bibel mengenai masalah orang-orang Filistin, lebih mudah jika saya mengatakan siapa mereka itu sebenarnya. 'Tabel Bangsa-bangsa' yang terkenal dalam Kejadian 10 menggolongkan mereka sebagai para keturunan Ham, putra Nabi Nuh. 'Tabel Bangsa-bangsa' ini sebenarnya adalah sejumlah daftar suku-suku dan masyarakat Arabia Barat seperti yang akan segera kita lihat. Kenyataannya, Kejadian adalah tidak lebih dari sebuah cerita mengenai legenda Arabia Barat. Dugaan bahwa tabel-tabel tersebut berusaha untuk menjelaskan asal mulanya dunia yang lebih luas (yaitu dunia Timur Dekat kuno secara keseluruhan) adalah tidak sah, dan perlu dihapus. Tabel 2, berdasarkan Kejadian 10:6, 13-14, menunjukkan bagaimana konon bangsa Filislin menurut Bibel berasal dari Ham.

Mengingat bahwa bangsa Filistin menurut Bibel bertetangga dengan bangsa Israil, dan bahwa bangsa Israil telah dibuktikan sebagai orang-orang Arabia Barat, maka nama-nama yang terdapat pada tabel di atas dapat dikenali dalam pengertian geografi Arabia Barat sebagai berikut:

Tabel 2. Orang-orang Filistin dalam "Tabel Bangsa-bangsa"

                     1.Ham
                      (hm)
                        |
                        |
      .----------+------+----+-------------.
      |          |           |             |
      |          |           |             |
   2.Cush     3.Mesir      4.Put       5.Kanaan
    (kws)     (msrym)      (pwt)        (kn'n)
                 |
                 |
    .---+------+-+--+--------------+-------.
    |   |      |    |              |       |
6.Ludim | 8.Lehabim | 10.Pathrusim | 12.Capthorim
(lwdym) |  (lhbym)  |    (ptrsym)  |    (kptrym)
        |           |              |
    7.Ananim  9.Naphtuhim    11.Casluhim
     ('nmym)    (npthym)        (kslhym)
                                   |
                                   |
                              13.Filistin
                                (plstym)
 
  1. 'Ham' (hm): mungkin Hamm (hm ) di wilayah Qunfudhah; mungkin pula Hamm di distrik Bahr lebih jauh di selatan.
  2. 'Cush' (kws): Kuthah (kwt) di sekitar daerah Khamis Mushait (lihat Bab 4).[2]
  3. 'Mesir' (msrym): di sini mungkin Madrum (mdrm) di dataran tinggi Ghamid. Kemungkinan yang lain termasuk Misramah, dekat Abha, dan Masr, di Wadi Bishah (lihat Bab 10); Al Masri (msry, 'yang satu dari msr') di wilayah Taif (suatu kemungkinan yang kuat); atau Madir (mdr) di distrik Muhayil. Kemungkinam juga ada hubungan antara msrym dalam Bibel, sebagai bentuk jamak maskulin msr atau msry, dan nama kesukuan Arab yang telah disahkan, yaitu Mudar (mdr).
  4. 'Put' (pwt): Fatiyah (ptw), di wilayah Qunfudhah; atau Fawayit (jamak Arab Fut, atau ptw) di Rijal Alma'.
  5. 'Kanaan' (kn'n): Al Kun'an ('l kn'n, 'Tuhan Kanaan'), di Wadi Bishah. Bangsa Kanaan, seperti yang disebutkan satu demi satu dalam Kejadian 10:15-16, semua memakai nama yang merupakan genitif nama-nama tempat di pelbagai daerah di Asir yang tidak akan dikenali di sini; kota-kota orang Kanaan yang disebutkan dalam Kejadian 19 untuk menetapkan perbatasan wilayah kekuasaan bangsa Kanaan juga bertahan namanya, dan sebuah suku setempat memakai nama al-Qin'an (qn'n). Ungkapan yang kurang jelas dalam Kejadian 10:18 bahwa 'Kemudian keluarga-keluarga orang-orang Kanaan berpencar sampai ke luar negeri' mungkin dapat menjelaskan mengapa nama-nama dua kota Kanaan di Arabia Barat (Sidon dan Gaza, belum lagi yang lainnya yang tidak disebutkan di sini seperti Sur, atau 'Tyre') juga ditemukan sebagai nama kota-kota pesisir kuno di Suria. Sewaktu Herodotus (1:1), menulis pada abad ke-5 S.M., menyatakan bahwa bangsa Funisia (Phoenicia, bangsa dari pesisir Suria yang menggunakan bahasa yang secara konsonan hampir serupa dengan bahasa Ibrani Bibel) dahulunya menetap di pantai-pantai Laut Merah, setelah mereka berpindah tempat ke Laut Tengah dan menetap di tempat-tempat 'yang masih mereka diami', ia tanpa menyadari setuju dengan pernyataan mengenai bangsa Kanaan yang 'berpencar ke luar negeri' dalam Kejadian 10:18. Apa pun asal-usul nama Funisia (Phoenicia), yang merupakan suatu penyalinan abjad dari suatu pemakaian Yunani kuno, nama ini masih bertahan di Arabia Barat sebagai nama desa Faniqa (pnq) di Wadi Bishah, dan di sini berdiri pula desa Al Kun'an. Masalah Kanaan yang tertera dalam Bibel telah disentuh dalam Bab 1 dan 4.
  6. 'Ludim' (lwdym): Ludhan (ldn) di Rijal Alma'; Lawdhan (lwdn) di wilayah pedalaman al-Qasim; Lidan (atau Liddan, bentuk ganda ld), di wilayah Taif, dan Lidah (atau Liddah, ld) di wilayah Lith, dan lwdym dapat merupakan jamak dari bentuk genitif ld).
  7. 'Anamim' ('nmyn, jamak genitif 'nm): Ghanamin (jamak Arab gnm), nama dua pedesaan di wilayah Taif dan di sini terdapat pula dua buah pedesaan dengan nama Ghunam (gnm), dan sebuah yang bernama Ghanamah (gnm). Dua desa lainnya yang bernama Ghanamah juga dapat dijumpai di Rijal Alma'.
  8. 'Lehabim' (lhbym): Lahban (lhbn, lhb, dengan kata sandang tertentu kuno) di wilayah Taif. Ada pula sebuah desa yang bernama Abi Lahab ('b lhb 'bapak' atau 'Tuhan' lhb) di wilayah Jizan. Banu Luhabah (lhb) adalah sebuah suku gurun pasir Buqum, di sebelah timur Taif.
  9. 'Naphtuhim, (npthym, ganda atau jamak npth): Mafatih (mpth, disuarakan sebagai bentuk jamak Arab dari nama yang sama), di wilayah Taif. Ada pula sebuah desa yang bernama Miftah (mpth, dalam bentuk tunggal) di wilayah Lith. Sebagai nama kesukuan Arabia Barat, 'Naphtuhim' nampaknya bertahan dengan cara yang lain yaitu sebagai nama suku Fatahin (ithm) di wilayah Taif.
  10. 'Pathrusim' (ptrsym, jamak genitif ptrs): Sharfat (srpt), nama lengkapnya adalah Hajib Bani al-Sharfat (sebuah nama kesukuan) di wilayah Birk. Ada pula sebuah suku, yaitu suku Farsat (prst) yang kini dapat ditemukan di Hijaz sebelah utara. Seperti dalam halnya ptrsym-nya bahasa Ibrani, baik Sharfat dan Farsat terdapat dalam bentuk jamak Arab.
  11. 'Casluhim' (kslhym, jamak genitif kslh): mengikuti pula pola pengubahan yang gl'd (Gilead) dalam Bibel berubah menjadi 'l-g'd (al-Ja'd, lihat Bab 1), dengan cara menaruh l, yang sebenarnya terletak di tengah-tengah kata itu, di luar, sehingga menjadi sebuah kata sandang tertentu Arab, kslh kini mestinya adalah al-Husaki ('l-hsk) di Arabia Utara; atau al-Qash ('l-qsh) di Wadi Adam. Sebuah suku wilayah Taif kini memakai nama al-Huskan ('l-hskn, dengan n yang terakhir sebagai akhiran jamak Arab).
  12. 'Capthorim' (kptrym, jamak kptr atau kptry): rupanya al-Faqarat (jamak Arab dari pqrt, yang merupakan metatesis dari kptr) di Wadi Bishah; atau al-Rafaqat (jamak Arab rpqt) di wilayah Jizan. Kedua nama- nama tempat ini mempunyai struktur nama kesukuan.
  13. 'Filistin' (konon keturunan 'Casluhim', dan oleh sebab itu kemungkinan berasal dari wilayah Wadi Adam, dari sana mereka menyebar ke daerah-daerah lainnya; bahasa Ibraninya adalah plstym, ganda atau jamak plst atau genitif kata itu, plsty): Falsah (plst) di wadi Bishah; Shalfa (slp', mungkin pada mulanya adalah slpt, hanya diucapkan sebagai slph), dekat Abha; Faslah (pslt), di wilayah Qunfudhah; dan empat buah pedesaan yang bernama yang bernama Fas'lah (pslt), dua di dataran tinggi Zahran, dan sebuah lagi di Wadi Adam wilayah Lith, serta sebuah lagi di Bani Shahr, di sebelah tenggara dari Qunfudhah.

Berkenaan dengan bukti ini, tampaknya bangsa Filistin dalam Bibel merupakan salah satu di antara sejumlah bangsa Arabia Barat yang tinggal bersama orang-orang Israil, tidak hanya di sepanjang pesisir Laut Merah, tetapi mungkin juga di wilayah pedalaman Wadi Bishah. Bahwa mereka mempergunakan bahasa yang sama seperti bangsa Ibrani atau Israil dapat dilihat dengan jelas dalam nama-nama perorangan kepala-kepala suku atau 'raja-raja' mereka, seperti yang dikatakan dalam teks-teks Bibel, misalnya 'Abimelech' ('b mlk, dari mlk, 'memiliki, mempunyai' atau 'raja'); 'Ahuzzath' ('hzt: mungkin adalah jamak 'hzh, bahasa Arabnya ialah 'hdh, 'milik, tanah milik'); 'Phicol' (pykl, Kejadian 26:26, bandingkan dengan kata Arab Afkah, atau 'pkl, 'bergetar' diakui sebagai nama lama kesukuan dan perorangan Arab).[3] Bangsa Filistin jelas berbeda dengan bangsa Israil dalam hal agama, dan juga dalam hal adat istiadat, Kitab Bibel Ibrani menyebut mereka dengan cara yang khusus sebagai orang-orang yang 'tidak dikhitankan' (Hakim-hakim 14:3; 15:18; Samuel I 14:16; 17:26, 36; 31:4; Samuel II 1:20; Tawarikh I 10:4). Mereka memuja pelbagai dewa di tanah itu, tetapi dewa khusus mereka adalah 'Dagon' (dgwn, dari dgn, 'jagung, butir padi'), yang mempunyai tempat-tempat pemujaannya di 'Gaza' dan 'Ashdod' adalah dua di antara lima kota utama orang-orang Filistin di pesisir Asir, dan nama kuil-kuil 'Dagon' masih bertahan di sekitar daerah mereka, seperti yang ditunjukkan pada pengenalan berikut ini terhadap lima buah kota:

  1. 'Gaza' ('zh): 'Azzah ('zh) di Wadi Adam (wilayah Lith). Di sekitar daerah yang sama berdiri desa Daghma (bentuk dari dgm dalam bahasa Aram; dengan kata sandang tertentu bahasa Aram yang berakhiran; bandingkan dengan kata dgn, atau dgwn di dalam Bibel) juga lima pedesaan lainnya yang bernama Duqum (dqm), salah satu di antara mereka terletak di Wadi Adam. 'Gaza' yang lainnya terdapat di pesisir Asir adalah 'Azzah di distrik Majaridah; Al 'Azzah ('l 'zh, 'Dewa Gaza', tentunya 'Dagon'), di distrik Ballasmar; dan 'Azz ('z, tanpa akhiran feminin), di dekat Birk.
  2. 'Ashdod' ('sdwd): Sudud (sdwd) di Rijal Alma', dan di sini terdapat pula desa Dharwat Al Daghmah yang terletak di puncak bukit (Dharwat Al Daghmah berarti 'puncak dewa dgm', atau 'Dagon'). 'Ashdod' lainnya di Arabia Barat adalah Sidad (sdd) di wilayah Jizan, dan Shadid (sdd) di wilayah Mekah. Ada desa yang bernama Daghumah (dgm) di dekat Sidad di wilayah Taif.
  3. 'Ashkelon' ('sqlwn): mungkin Shaqlah (sql) di sekitar daerah Qunfudhah, atau Thaqalah (tql) disekitar daerah yang sama; mungkin keduanya. Tqln (disuarakan taqalan) yang tertera dalam Qur'an 55:31 mungkin adalah sebuah referensi pada kedua tempat tersebut. Ascalon Palestina, 'Ascalan ('sqln) mungkin merupakan nama yang sama, hanya saja 'Asqalan dimulai dengan bunyi desahan tekak yaitu 'ayn dan bukan dengan hamzah 'sqlwn.
  4. 'Gath' (gt): al-Ghat di wilayah Jizan (lihat Bab 10). Di antara beberapa Gath yang lain di Arabia terdapat al-Ghati (gt) di wilayah Zahran, di sini terdapat pula sebuah desa yang bernama Al Dughman ('l dgmn, 'Dewa Dagon', di sini dgmn memakai kata sandang tertentu kuno Semit).
  5. 'Ekron' ('qrwn): 'Irqayn ('rqyn), di wilayah Wadi 'Itwad antara Rijal Alma' dan wilayah Jizan; kecuali kalau itu adalah Jar'an (gr'n, metatesis dari 'qrwn), di Rijal Alma'.

Walaupun mereka dapat dijumpai di tempat-tempat lain di Arabia Barat, kota-kota utama bangsa Filistin dalam Bibel ini jelas terletak di sisi pesisir Asir, agaknya dipusatkan di daerah pedalaman pelabuhan-pelabuhan Lith, Qunfudhah, Birk dan Jizan. Di sini wilayah mereka bertemu dengan wilayah orang-orang Israil dan masyarakat-masyarakat setempat lainnya. Dalam Bibel Ibrani sama sekali tidak ada sesuatu pun yang menunjukkan bahwa mereka adalah pada mulanya penetap-penetap asing di negara itu yang datang sebagai 'Orang-orang Laut' dari luar negeri.

Untuk menunjukkan sampai sedekat mana orang-orang Filistin menurut Bibel itu dan orang-orang Israil dari pesisir Asir hidup berdampingan, inilah sebuah analisa topografis mengenai kisah Samson, yang hampir seluruhnya berlangsung di pedalaman Lith, di Hijaz bagian selatan (bacalah kisah lengkapnya sebagaimana dikisahkan dalam Hakim-haknm 13:17):

Samson dilahirkan di daerah perbukitan pesisir wilayah Zahran, di desa al-Zar'ah (zr'h, bandingkan dengan sr'h dalam Bibel atau 'Zorah'). Keluarganya adalah anggota suku Dan (dn) yang memakai nama apa yang kini adalah Danadinah (genitif dn, 'Danit') di wi.layah yang sama. 'Roh Yahweh' pertama kali menggerakkannya di al-Mahna (mhn) dekat Danadinah (dalam Bibel adalah nhnh dn, 'Mahaneh dari Dan', bukan 'Mahaneh-dan', antara Zar'ah dan al-Ishta ('l-'st, suatu inversi dari 'st'l atau 'st 'l, l yang merupakan bentuk aslinya, 'Eshtaol', yang berarti 'wanita, istri Tuhan'). Ia mencari seorang istri di antara orang-orang Filistin 'Timnah' (tmnh), agaknya kini adalah al-Mathanah (mtnh), juga di wilayah Zahran yang sama. Penyerangan pertamanya terhadap orang-orang Filistin ditujukan kepada Shaqlah atau Thaqalah, dekat Qunfudhah ('Ashkelon', lihat di atas). Ia kemudian pergi menuju ke utara untuk menetap di Ghutmah (gtm, 'ytm atau 'Etam' dalam Bibel), di Wadi Adam.

Dalam pembalasan mereka, orang-orang Filistin menyerang dan merampas 'Lehi' (lhy) di tanah 'Yudah, yang kini adalah Lakhyah (lhy), juga di Wadi Adam. Di dekatnya sampai kini masih berdiri desa Dha al-Ramah (rmh) dan Dha al-Hamirah (hmyr). Konon Samson membunuh seribu orang Filistin yang menyerang b-lhy h-hmwr yang dapat berarti 'dengan tulang rahang seekor keledai' dan juga 'di Lakhyah-nya Hamirah (dengan kata lain, Lakhyah di daerah sekitar Hamirah). Jelas kisah ini bertujuan untuk menjelaskan asal mula kedua nama tersebut. Tempat kejadian peperangan ini, menurut kisahnya, kemudian dinamakan 'Ramath-lehi' (rmt lhy), yang berarti 'bukit tulang rahang' dan juga dapat berarti 'Ramah di Lakhyah'. Mata air tempat Samson menyegarkan diri, yang bernama 'En-hakkore' ('yn h-qwr'), adalah lokasi apa yang kini merupakan desa al-Qara (qr', dengan kata sandang tertentu Arab), juga di Wadi Adam.

Wanita Filistin, Delilah, yang menjadi istri muda Samson, dan yang pada akhirnya membawa Samson kepada kehancurannya, berasal dari lembah 'Sorek' (nhl swrq) --kini kemungkinan besar adalah Shuruj (swrq) di Wadi Adam; kecuali kalau itu adalah Shariqah (srq) atau Shark (srk), di wilayah Qunfudhah. Samson, tentunya, menemui ajalnya di 'Gaza' ('zh) --'Azzah di Wadi Adam (lihat di atas). Ia dikebumikan di antara Zar'ah (Zorah) dan al-Ishta' (Eshtaol), di wilayah Zahran.

Sampai di sini kita mendapatkan sedikit hiburan, yaitu memecahkan 'teka-teki' Samson yang terkenal itu. Teka-teki itu, menurut keyakinan saya, tidaklah lebih dari kisah-kisah atau teka-teki yang berdasarkan kata-kata yang ditulis guna menjelaskan asal mula nama-nama tempat, dan untuk mengabadikan kenangan-kenangan rakyat akan hubungan kesukuan antara satu masyarakat dengan yang lain. Seperti yang telah kita lihat, kisah mengenai 'tulang rahang seekor keledai, milik Samson diciptakan guna menjelaskan dua buah nama tempat, yaitu nama tempat-tempat yang kini adalah Lakhyah dan Hamirah. Kisah mengenai bagaimana ia mengambil 'madu dari bangkai singa' (m-gwyt h-'ryh rdh h-dbs, Hakim-hakim 14:9) menandakan, pada suatu tingkatan, etimologi-etimologi untuk nama-nama tiga buah tempat, yaitu Jaww (gw, bandingkan dengan gwyt, 'di dalam', di sini 'di dalam' sebuah bangkai) dan Waryah (wryh, bandingkan dengan 'ryh, 'singa') di Wadi Adam; dan Dabash (dbs) di dekat Hali di wilayah Qunfudhah. Pada tingkat yang lain, kisah ini memberi petunjuk-petunjuk bahwa Dabash di wilayah Qunfudhah, pada mulanya merupakan suatu pemukiman yang didirikan oleh emigran-emigran dari Jaww, di dekat Waryah, mungkin atas usaha Samson. Kata demi kata kalimat dalam bahasa Ibrani ini dapat diterjemahkan dalam dua cara: yang pertama, 'dari dalam singa itu ia mengambil (mengeruk) madu itu'; dan yang kedua, 'dari Jaww di Waryah ia mengambil Dabash'.

Teka-teki Samson mengenai 'madu' yang ia ambil dari 'dalam' 'singa itu' membahas sekumpulan lagi dua masyarakat asal/utama dan koloni-koloni mereka masing-masing: 'Dari yang pemakan (m-h-'kl) datang makanan (m'kl); dari yang kuat (m-'z) datang sesuatu yang manis (mtwq)' (Hakim-hakim 14:14). Teka-teki ini dapat pula dibaca sebagai teka-teki yang berdasarkan kata-kata (conundrum) sehingga dapat mempunyai arti: 'Dari al-Kulah (kl, di wilayah Qunfudhah) datang Makilah (mkl, di distrik Bahr); dari 'Azz ('z, 'Gaza' dekat Birk, lihat di atas) datang Mathqah (mtq, di wilayah Qunfudhah)'. Melalui teka-teki yang berdasarkan nama ini kebudayaan rakyat Timur Tengah dapat terus mengingat akan kejadian-kejadian dan perkembangan-perkembangan pada zaman yang telah silam. Ada gejala yang sebanding di dalam kebudayaan Eropa seperti yang dapat kita lihat dari komentar-komentar mengenai sejumlah kata-kata kepala dalam The Oxford Dictionary of Nursery Rhymes.

Sewaktu orang-orang Filistin, sasaran Samson menanyakan teka-tekinya, dapat menjawabnya, karena istrinya orang Filistin itu secara diam-diam memberi jawabannya kepada mereka, ia membalas teka-teki yang berikut ini: 'Jika kalian tidak membajak dengan anak sapi saya ('glh, disini 'glty, dalam bentuk orang pertama posesif), kalian tidak akan dapat memecahkan teka-tcki saya (hydh, di sini hydty, juga dalam bentuk orang pertama posesif' (Hakim-Hakim 14:18). Menurut kisah tersebut, Samson telah menduga bahwa orang-orang Filistin telah 'membajak' istri yang ditunangkan kepadanya guna mendapatkan jawaban yang benar dari teka-tekinya. Namun pengertian yang lain dari teka-teki yang berdasarkan kata itu dapat diterjemahkan dengan bebas dalam kata-kata yang berikut ini: 'Jika kalian tidak berasal dari 'Ajlat ('glt, di Bani Shahr), kalian tidak mungkin dapat mengetahui Haydah (hydy, juga di Bani Shahr)'. Yang terlihat di sini jelas adalah suatu pepatah, yang berarti bahwa seseorang harus berasal dari suatu tempat untuk mempunyai pengetahuan yang mendalam dari keadaan sekelilingnya. Pada tingkat kiasannya, pepatah tersebut juga mengatakan bahwa seseorang tidak dapat benar-benar mengetahui apa-apa tanpa mengetahui tentang hal-hal lain yang berhubungan dengannya yang mungkin bertindak sebagai suatu prasasti bagi penelitian ini.

Untuk mempertimbangkan dan menafsirkan kembali semua referensi Bibel pada bangsa Filistin adalah di luar bidang saya yang terbatas ini. Akan tetapi dalam Samuel I 6:18 terdapat suatu pernyataan mengenai luas wilayah orang-orang Filistin ini ditemukan, yang sudah sepantasnya jika diberi komentar. Dalam bahasa Ibrani, pernyataan tersebut terbaca sebagai berikut: kl 'ry-plstym ... m-'yr mbsr w-'d kpr h-przy. Dalam RSV, ini diterjemahkan sebagai 'semua kota bangsa Filistin ... baik kota-kota kubu (m-'yr mbsr) maupun desa-desa yang dikelilingi oleh tembok (w-'d kpr h-przy)'. Tidak dapat dibayangkan suatu penterjemahan yang lebih tidak akurat daripada ini. Sebenarnya m-'yr mbsr hanya dapat berarti 'dari kota mbsr', kota yang dibicarakan adalah sebuah desa, yaitu Midbar (mdbr), yang kini terletak di daerah perbukitan Hurrath di ujung selatan wilayah Jizan. Dalam halnya 'd kpr h-przy, ini hanya dapat berarti 'sampai pada desa przy', prz yang dibicarakan kini adalah dusun kecil al-Firdah (prd) di Wadi Adam (przy dalam bahasa Ibrani adalah genitif prz, dan berkenaan dengan penghuni daerah-daerah tersebut). Maka dari itu menurut definisi geografis tanah Filistin, wilayah mereka membentang dari ujung selatan wilayah Jizan sampai ke Wadi Adam. Pendeknya, tidak ada perbatasan geografis yang ditentukan antara wilayah-wilayah bangsa Israil dan Filistin pada daerah yang dibicarakan, yang agaknya sangat membantu dalam menjelaskan tidak hanya kisah Samson, tetapi juga sebutan-sebutan menurut Bibel tempat orang-orang Filistin dibahas.

(sebelum, sesudah)


  Mencari Asal-usul Kitab Suci
  (The Bible Came from Arabia)
  Kamal Salibi
  Penerbit Pustaka Litera AntarNusa
  Jln. Arzimar III, Blok B No.7, Tel.(0251) 329026
  Bogor 16152
 

Indeks Kristiani | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team