Mencari Asal-usul Kitab Suci

oleh Dr. Kamal Salibi

Indeks Kristiani | Indeks Artikel | Tentang Penulis


ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

12. MELCHIZEDEK: PETUNJUK-PETUNJUK PADA SEBUAH PANTEON

Dengan adanya referensi yang tegas mengenai seorang pendeta raja yang bernama Melchizedek (Melkisedek) dalam versi Inggris standar Kitab Perjanjian Lama, maka agaknya tidak senonoh jika seseorang menanyakan apa benar ia pernah hidup. Namun kalau memang benar-benar ada orang tersebut, Kitab Bibel Ibrani samasekali tidak mengatakan apa-apa mengenai dirinya. Memang benar, suatu susunan dari konsonan-konsonan yang terbaca sebagai mlky sdq tertera dalam dua buah teks Bibel (Kejadian 14:18 dan Mazmur 110:4) dan telah diterjemahkan sebagai 'Rajaku adalah kebenaran'. Akan tetapi dalam keduanya nampaknya tidak mungkin mlky sdq adalah nama seseorang. Dalam Kejadian 14:18 mlky sdq tampaknya merupakan istilah ungkapan. Dalam Mazmur 110:4 mlky sdq sudah hampir dapat dipastikan sebagai suatu referensi terhadap 'raja-raja' (mlkym, dengan m yang terakhir merupakan jamak yang dibuang dalam struktur genitifnya) suatu tempat tertentu.

Marilah kita pertimbangkan seluruh teks Kejadian 14:18. Dalam bentuk konsonan, ia terbaca sebagai berikut: w-mlky sdq slm hwsy' lhm w-yyn w-hw khn l-'l 'lywn. Secara tradisional ini diberi vokal sehingga menghasilkan pengertian yang berikut ini: 'dan Melchizedek raja Salem (slm) mengeluarkan roti dan anggur dan ia adalah pendeta El 'Elyon atau ("Tuhan Maha Tinggi'', RSV)'. Namun dalam konteksnya mlk dalam kata mlky tidak mungkin merupakan sebuah kata Ibrani untuk 'raja' guna membuat mlky sdq sebuah nama perorangan yang berarti 'Rajaku adalah Kebenaran'. Lebih mungkin kalau kata itu merupakan bentuk jamak mlk sebagai bentuk singkat mlwk yang berarti 'sesuap' --suatu partisip sebuah kata kerja yang diakui dalam bahasa Arab (tetapi dalam bahasa Ibrani tidak) sebagai 'lk, 'kunyah'. Kamus-kamus Arab menyebutkan 'lwk sdq (diucapkan aluk sidq, secara harfiah berarti 'sesuap sajian') sebagai sebuah ungkapan pelembutan untuk 'makanan', terutama makanan yang disuguhkan kepada seorang tamu. Maka pengertian yang sebenarnya Kejadian 14:18 tampaknya adalah: 'dan raja Salem mengeluarkan makanan (secara harfiahnya, 'beberapa suap sajian'), roti dan anggur dan ia adalah pendeta El 'Elyon'. Sintaksis aneh teks Ibrani yang asli dalam halnya Kejadian 14 secara menyeluruh memberi kesan bahwa ini tertulis dalam bentuk sajak sebagai kisah epik mengenai prestasi militer gemilang Abram orang Ibrani (lihat Bab 13). Kata demi kata, ungkapan ini kalau diterjemahkan akan berbunyi: 'dan makanan oleh raja Salem dikeluarkan, roti dan anggur; dan ia adalah pendetanya El 'Elyon'.

Dalam konteks kisah yang diceritakan dalam Kejadian 14 raja Salem menghormati 'Abram orang Ibrani' yang sedang dalam perjalanannya kembali dari sebuah tugas militer yang berbahaya dengan membawa keberhasilan, membawa barang-barang rampasan yang banyak. Setelah mengeluarkan 'roti dan anggur'-nya, raja Salem mempersilakan Abram makan; berkenaan dengan idiom, ia 'memberinya sepotong makanan' (w-ytn lw m'sr mkl, Kejadian 14:20). Ini semakin menjelaskan bahwa mlky sdq dalam Kejadian 14:18, seperti halnya mkl (Arabnya m'kl, disuarakan ma'kal) dalam Kejadian 14:20 berkenaan dengan makanan dan bukanlah sebuah nama perorangan, 'Melchizedek'. Menurut tradisi, ungkapan m'sr mkl dibaca sebagai m'sr mkl, yang berarti 'sepersepuluh dari semuanya', karena m'sr dapat berarti 'sepersepuluh' dan 'sepersepuluh bagian' dan juga 'sebagian'. Lebih lagi, pokok kalimat w-ytn lw, 'dan ia memberinya', secara tradisional dianggap sebagai Abram dan bukan raja Salem, meskipun raja Salem adalah pokok kalimat dua kalimat sebelumnya. Maka dari itu secara menyeluruh ayat itu telah dimengerti bukan bahwa raja Salem mengundang makan Abram, tetapi bahwa Abram memberinya sepersepuluh barang-barang rampasannya yang ia bawa --sebuah anggapan palsu dari pembenaran atas ecclesiastical tithing (pemberian sepersepuluh penghasilan seseorang kepada gereja), mengingat bahwa raja Salem juga merupakan pendeta 'Tuhan Maha Tinggi'. Di sini menurut pendapat saya menunjukkan betapa tidak tepatnya pembacaan terhadap Bibel Ibrani yang telah diperlakukan sampai kini.

Kembali pada teks konsonan Mazmur 110:4, kita menjumpai yang berikut ini: 'th khn l-'wlm 'l dbrty mlky sdq, secara tradisional diberi vokal sehingga dapat diterjemahkan menjadi: 'engkau adalah pendeta untuk selamanya dari golongan Melchizedek', orang yang dibicarakan mestinya adalah raja Daud. Namun pertimbangkanlah yang berikut ini:

  1. Kata Ibrani l-'wlm tentu dapat berarti 'selamanya', tetapi dapat juga berarti 'kepada 'Olam' --dewa atau tempat pemujaan, atau sebuah julukan bagi Yahweh, yaitu Tuhan Israil (lihat di bawah), yang berarti 'abadi' atau 'kekal'. Mengingat bahwa tak ada manusia yang dapat menjadi pendeta atau apa pun untuk selamanya, maka penafsiran yang kedua dari kata Ibrani l-'wlm dilihat dalam hubungannya dengan kalimatnya lebih masuk di akal.
  2. Kata Ibrani dbrty tidak mungkin berarti 'golongan' karena kata ini bukanlah sebuah kata dalam bentuk tunggal. Kata ini hanya mungkin merupakan bentuk ganda kata dbrh (dbrtym, berbeda dengan bentuk feminin jamaknya, yaitu dbrwt) dengan m yang terakhir dalam akhiran ganda ditanggalkan dalam struktur genitifnya dbrty(m) mlky(m) sdq. Kata Ibrani dbrh adalah kata benda feminin yang merupakan kata benda lisan (verbal noun) dari kata dbr, di sini jelas dalam pengertian kata Arab yang telah diberi vokal, yaitu dabara (juga dbr) yang berarti 'mengikuti'. Oleh karena itu kata ini harus diterjemahkan sebagai 'pengikut' (dengan kata lain, 'daerah yurisdiksi', atau lebih tepat lagi 'jemaah') sehingga dbrty(m) berarti 'kedua pengikut' atau 'kedua jemaah'. Kenyataan bahwa ada tempat-tempat yang bernama sdq di dua bagian Arabia Barat yang berlainan juga perlu dipertimbangkan di sini (lihat di bawah).
  3. Kata Ibrani mlky(m) sdq dalam konteks berdiri sebagai sebuah susunan genitif yang berarti 'raja-raja Sedeq'. Tentunya kata ini dapat pula dibaca sebagai nama perorangan, yaitu 'Melchizedek'. Namun dua buah referensi dari Kitab Qur'an mengatakan bahwa sdq (disuarakan sidq, dan ditafsirkan berarti 'kebenaran') sebenarnya merupakan sebuah tempat: di sini orang-orang Israil dipaksa menetap (10:93); juga merupakan pusat kekuasaan seorang 'raja yang sangat kuat' (54:55). Ini dengan kuat mendukung tafsiran yang pertama. Perlu dicatat bahwa 'Salem' atau El 'Elyon samasekali tidak disinggung dalam teks Mazmur.

Berhubungan dengan pengamatan-pengamatan ini pembacaan atas Mazmur 110:4 seharusnya dikoreksi sehingga berbunyi: 'engkau adalah pendeta 'Olam yang memimpin kedua kelompok (atau dua daerah) raja-raja Sedeq'. Di sini seperti halnya dalam Kejadian 14:18 tidak ada persoalan mengenai seseorang yang bernama 'Melchizedek'.

Apa yang sebenarnya dibicarakan dalam kedua sebutan yang telah saya teliti tersebut adalah dua kelompok pendeta raja yang berbeda: para pendeta-raja 'Salem' dan El 'Elyon, serta para pendeta-raja Sedeq (sdq) dan 'Olam ('wlm). Sementara raja-raja 'Salem' (sdq) adalah pendeta-pendeta El 'Elyon ('l 'lwyn), raja-raja Sedeq (sdq) merupakan pendeta-pendeta 'Olam ('wlm). Yang selama ini diduga sebagai sebuah kota di Palestina dan terkadang dikenali sebagai Yerusalem, 'Salem' yang tertera dalam Kejadian 14 tidak mungkin kalau bukan apa yang kini merupakan desa Al Salamah ('l slm, 'dewa slm' atau desa keselamatan, perlindungan, kesejahteraan, kedamaian'), di wilayah Nimas di pedalaman Asir. Di dekatnya, pada wilayah yang sama berdiri desa Al 'Alyan (bandingkan dengan 'l 'lywn dalam Bibel) yang sampai kini masih memakai nama dewa tempat mengabdi raja 'Salem' sebagai pendeta. Juga di wilayah Nimas yang sama dan di dataran tinggi Tanumah tidak jauh di sebelah tenggara berdiri pedesaan Al al-A'lam ('l 'lm) dan Al al-'Alam ('l 'lm), yang sampai kini memakai nama dewa ('wlm yang ada dalam Bibel) tempat raja-raja Sedeq, sebagai pendeta-pendeta, mengabdi. Kedua 'jemaah' atau 'daerah-daerah yurisdiksi' (Ibrani dbrtym) para pendeta-raja yang berlainan tersebut (andaikata benar-benar tidak ada dua tempat dengan nama yang sama) mungkin berpusat di sekitar dataran tinggi Zahran di ujung utara Asir dan wilayah Jizan serta Najran di ujung selatan. Kemungkinan besar pusat kekuasaan raja-raja Sedeq yang mengabdi kepada dewa 'Olam kini adalah desa Bayt al-Sadiq (byt 'l-sdq, 'kuil' dewa sdq) di wilayah Zahran. Di dekatnya berdiri sebuah desa lagi yang bernama Sidaq (sdq). Dua pedesaan lagi yang bernama Sidaqah (sdq) dan Siddiqah (sdq) masih dapat dijumpai di wilayah Jizan, bersamaan dengan sebuah desa yang bernama Sadaqah (sdq) di daerah sekitar Wadi Najran. Kalau benar seperti yang telah saya tegaskan bahwa raja Daud berasal dari Wadi Adam, dekat Bayt al-Sadiq di wilayah Zahran, dan bahwa ia akhirnya berkuasa sebagai raja di 'Zion'-nya (atau Siyan) Rijal Alma' dekat Sidaqah di wilayah Jizan, penjelasan terhadap dbrtym ganda itu mungkin terletak di sana.

Selanjutnya, yang berikut ini perlu dipertimbangkan:

  1. Tuhan orang-orang Israil, Yahweh, dengan jelas dikenali sebagai Shalom (slwm, suatu bentuk slm, atau 'Salem') dalam nama sebuah altar yang konon dibuat oleh Gideon di 'Ophrah' ('prh), suatu tempat yang konon milik seseorang dari 'Ezer' ('by h-'zry, 'Bapak orang Ezrit' seperti yang ditulis dalam Hakim-hakim 6 24). 'Ophrah' yang dipermasalahkan tersebut mestinya kini adalah 'Afra ('pr), sebuah desa di wilayah Nimas, tidak jauh dari 'Adhrah ('dr, bandingkan dengan nama Ibrani 'zr) yang pasti adalah 'Ezer' dalam Bibel, di dekat Bani Shahr. Tentu, altar Yahweh Shalom adalah tidak lain dari Al Salamah di wilayah Nimas - 'Salem'-nya Kejadian 14.
  2. Messiah yang kelahirannya diramalkan dalam Yesaya 9:6 bernama 'l gbwr 'by 'd slwm, biasanya diterjemahkan menjadi 'Tuhan Maha Besar, Bapak yang kekal, Pangeran Kedamaian' (RSV). Sr slwm-nya bahasa Ibrani di sini tentunya berarti 'pangeran dari Shalom', dengan kata lain, dari kota penyembahan 'Salem' atau Al Salamah. Jelas bahwa 'by 'd merupakan nama dewa yang kini masih bertahan dalam nama desa Abu al-'Id ('b 'd, atau 'b 'l-'d) di wilayah Jizan. Jelas pula bahwa 'l gbwr adalah nama dewa yang bertahan terus dalam nama-nama dari tiga buah pedesaan yang bernama Al Jabbar ('l gbr): sebuah di wilayah Tanumah; sebuah di wilayah 'Abidah; sebuah lagi di distrik Majaridah; ketiganya terletak di Asir. Dalam Yesaya, nama-nama ketiga dewa Arabia Barat diberikan kepada Messiah orang Israil yang akan duduk di singgasana Daud.
  3. Pembacaan secara tradisional atas Kejadian 14:22 telah lama menganggap bahwa Abram orang Ibrani, dalam suatu sumpahnya, mengenali tuhannya sendiri, Yahweh, dengan El 'Elyon-nya raja 'Salem'. Teks Ibrani dari sumpah Abram, hrmty ydy 'l 'lywn, biasanya diterjemahkan 'Saya telah bersumpah (secara harfiahnya, telah mengangkat tangan saya) kepada Yahweh El 'Elyon' (dalam RSV, 'kepada Tuhan Maha Tinggi'). Sebenarnya kata Ibrani Yahweh di sini (seperti dalam contoh-contoh sebelumnya) harus dibaca sebagai imperfek kuno dari kata kerja hyh - 'adalah'. Sehingga sumpahnya akan berbunyi: 'Saya telah bersumpah, El 'Elyon adalah dewa', atau 'saya telah bersumpah, (karena) El 'Elyon adalah dewa ('l yhw 'l 'lywn)', pengakuan terhadap kedewaan El 'Elyon dipersembahkan sebagai kesaksian dari kebenaran sumpah itu. Namun dalam Mazmur 7:18 'Elyon dengan tegas disebut sebagai Yahweh (sm yhwh 'lywn, 'nama Yahweh adalah 'Elyon'). Yahweh juga disebut 'Elyon dalam Mazmur 47:3. Lebih lagi, 'Elyon dan bukan Yahweh tertulis sebagai nama Tuhan Israil dalam lebih dari duapuluh sebutan lama dalam teks-teks Bibel yang umumnya diterjemahkan sebagai 'Maha Tinggi.'
  4. Yahweh dikenali sebagai El 'Olam ('l 'wlm) dalam Kejadian 21:33, dan sebagai 'lhy(m) 'wlm (harfiahnya 'dewa-dewa 'Olam') dalam Yesaya 40:28. Ia juga disebut raja 'Olam (mlk 'wlm) dalam Yeremia 10:10.
  5. Dalam Mazmur 7:18 kalimat dalam bahasa Ibrani yang berbunyi 'wdh yhwh b-sdqw sampai kini dianggap berarti 'Saya akan menyatakan terima kasih kepada Yahweh (atau 'Tuhan') atau Kebenarannya'. Namun b dalam b-sdqw berarti 'di' atau 'pada', dan mustahil dapat berarti 'atas' atau 'karena'. Pembacaan yang terakhir seharusnya memerlukan preposisi Ibrani, yaitu l, dalam hal ini sebagai l-sdqw. Maka penterjemahan yang benar teks Ibraninya adalah: 'Saya akan menyatakan terima kasih kepada Yahweh di Sedeq-nya' yaitu di kuilnya di sebuah tempat yang bernama sdq, yang mungkin adalah Sidaqah atau Siddiqah-nya Jizan.[1] Tentu kita dapat saja meneliti segenap sebutan-sebutan Keinjilan dimana kata sdq timbul dan menentukan, menurut konteksnya, sebab sdq membuat suatu referensi pada sebuah tempat pemujaan yang bernama Sedeq dan kata itu hanya berarti 'kebenaran'.

Kini mestinya sudah jelas: kemungkinan tidak pernah ada seorang pendeta-raja 'Salem' yang diakui kebenarannya menurut Bibel, dengan nama 'Melchizedek' yang mengepalai sebuah 'golongan'. Kesimpulan semacam ini sangatlah menarik, tetapi apa yang lebih penting ialah bahwa penyelidikan terhadap masalah Melchizedek menyuguhkan petunjuk-petunjuk yang membantu membongkar suatu misteri sejarah yang besar: asal mula monoteisme di Arabia Barat kuno yang telah terlupakan.

Pertama-tama kita harus mengingat bahwa kata untuk 'Tuhan' yang Esa, dalam bahasa Ibrani adalah Elohim ('lhym) yang merupakan bentuk jamak maskulin dari eloh ('lh) atau 'Tuhan'.

Tak ada salahnya jika kita mengatakan bahwa apa yang nantinya dikenal di Arabia Barat, pada suatu waktu, sebagai Tuhan yang Esa yang pada mulanya adalah sebuah panteon (dunia dewata) yang terdiri dari dewa-dewa setempat atau dewa-dewa kesukuan. Sebuah penghitungan atas nama-nama tempat di Arabia Barat dimulai dengan Al ('l, bandingkan dengan 'l-nya bahasa Ibrani, 'Tuhan/Dewa'), mengesampingkan nama-nama tempat yang tak terhitung lagi yang memakai kata sandang tertentu Arab al yang mungkin adalah 'l-nya bahasa Ibrani yang masih bertahan sampai kini, dapat langsung menunjukkan bahwa dunia dewata Arabia Barat kuno pada mulanya terdiri dari ratusan dewa, mungkin termasuk dewa-dewa yang mempunyai beberapa nama yang berbeda. Di antara dewa-dewa tersebut adalah Al Salamah (yaitu slm atau slwn di dalam Bibel), Al 'Alyan ('l 'lywn dalam Bibel), Al al-A'lam atau Al al-'Alam (yaitu 'wlm dalam Bibel), dan Sidq (dalam Bibel adalah sdq, juga diakui sebagai sdq dan sdyq dalam inskripsi-inskripsi Arab). Di dalam Bibel Ibrani, Al Salamah, Al 'Alyan, dan Al al-A'lam (atau al-'Alam) dengan jelas disamakan dengan Tuhan orang-orang Israil, yaitu Yahweh (yhwh, lihat di bawah), dan sebuah sdq dituliskan sebagai sebuah tempat pemujaan Yahweh. Juga disamakan dengan Yahweh adalah beberapa dewa Arabia Barat lainnya, yang namanya bertahan di tanah asal mereka dalam bentuk nama-nama tempat. Di antara mereka adalah Al Sadi ('l sdy, dalam Bibel 'l sdy, atau El Shaddai, sering diterjemahkan sebagai 'Tuhan yang Maha Kuasa'); Al Rahwah (rhw, 'lubang air, sumur', dalam Bibel 'l r's diucapkan El Ro'i, ditafsirkan dengan salah sebagai 'Dewa penglihatan'); al-Sabayat (sbyt, 'gazelle', sejenis rusa), nama tempat dari sebuah kuil; dalam bibel sb'wt atau 'Sabaoth', juga berarti 'gazelle-gazelle', namun secara tradisional ditafsirkan dalam pengertian 'pasukan-pasukan, tuan rumah-tuan rumah' --sehingga penterjemahan atas yhwh sb'wt, sebagai 'Tuhan para tuan rumah' yang sebenarnya berarti 'Yahweh-nya Sabayat'). Seperti yang telah dicatat, nama-nama dua dewa Arabia Barat lainnya, yaitu Al Jabbar (dalam Bibel 'l gbwr) dan Abu al-'Id (dalam Bibel adalah 'b 'd), dikenali dalam Yesaya 9:6 sebagai nama-nama Messiah orang-orang Israil; kedua dewa tersebut mungkin juga disamakan dengan Tuhan orang-orang Israil.[2]

Mengenai nama Yahweh sendiri, namanya juga hidup terus di Arabia Barat, tidak hanya sebagai yh atau yhw dalam inskripsi Thamud dan Lihyan dari Hijaz bagian utara (yang telah menjadi suatu fakta yang telah diakui), tetapi juga dalam sejumlah nama tempat. Satu di antaranya adalah nama sebuah punggung gunung, Jabal Tahwa (thw) di pesisir Asir. Lainnya adalah nama-nama pedesaan seperti al-Haw ('l hw) di dekat Mekah; al-Hawa, ('l-hw), Abu Hiya' dan Hiyah (hyh) di dekat Taif; Al Hiyah ('l hyh) di wilayah Nimas (kemungkinan nama kuil utama Yahweh, mengingat letaknya yang berdekatan dengan Al 'Alyan dan Al al-A'lam, lihat di atas), dan Hiyah (hyy) dekat Dhahran, di ujung selatan ketinggian Asir yang terletak paling jauh di selatan (mungkin dt zhrn yang tertera dalam inskripsi-inskripsi Arab). Lebih mungkin dari tidak, Yahweh, seperti El 'Elyon, pada mulanya adalah dewa ketinggian pegunungan. Namanya telah menjadi pokok bahasan dari kontroversi yang telah banyak dipelajari, namun nama tersebut dapat dengan mudah dijelaskan sebagai sebuah kata benda kuno dari kata kerja hwh (bukan apa yang biasanya diduga berarti 'adalah'), bukan dalam pengertian Ibrani dan bahasa Arab 'jatuh', melainkan dalam pengertian bahasa Arab (belum diakui kebenarannya dalam bahasa Ibrani), yaitu 'naik, diangkat'. Namanya sendiri, dalam pengertian tersebut, mestinya mengakibatkan ia diakui sebagai dewa yang tertinggi.

Kita tak dapat menyebutkan kapan Yahweh disamakan dengan dewa-dewa lain dalam panteon Arabia Barat sebagai Elohim ('lhym, 'Tuhan', berbeda dengan h-'lhym, 'dewa-dewa') Israil. Yang dapat kita katakan adalah bahwa identifikasi ini dilakukan secara selektif. Kalau nama-nama beberapa dewa Arabia Barat, seperti halnya dewa-dewa yang telah disebutkan di atas nantinya disamakan dengan Yahweh, lainnya tidak demikian. Begitulah dengan nama dewa 'Succoth' (skwt, Amos 5:26) yang bertahan di daerah sekitar Abha di dataran tinggi Asir sebagai nama desa Al Skut ('l skwt). Begitu pula halnya dengan pelbagai dewa lainnya yang bernama 'Baal' (b'l mungkin kependekan dari 'l 'l, 'bapak panen', atau 'yang satu panen', seperti 'Baal-Zebub' (b'l zbwb, Raja-raja II 1:2) yang namanya bertahan terus sebagai nama pelbagai dewa di Asir seperti Dhabub (dbwb) dan Dhubabah (dbb) di wilayah Jizan, dan Al Dhubabah ('l dbb) dekat Khamis Mushait. Kita dapat langsung mengerti mengapa Baal-Zebub tersebut (nama ini biasanya dianggap berarti 'Majikan lalat-lalat') tidak pernah disamakan dengan Yahweh. Menilai arti zbb yang bertahan dalam bahasa Arab, namanya menunjukkan bahwa ia merupakan 'bapak panen-panen dengan zakar yang sangat besar'.

Akan tetapi sebuah inventaris yang lengkap mengenai dewa-dewa Arabia Barat yang nantinya disamakan dengan Yahweh dan yang tidak, adalah di luar jangkauan penelilian ini. Yang tampaknya lebih penting ialah bahwa sebuah penafsiran kembali dari sebutan-sebutan tertentu dalam Bibel Ibrani dapat memberi kita bukti-bukti yang mungkin dapat berguna dalam membantu para ahli merumuskan sebuah teori baru yang dapat menjelaskan bagaimana monoteisme berkembang di Arabia Barat. Sekali lagi ilmu onomastik menunjukkan jalan yang terlalu berbelit-belit bagi saya, dan hanya berguna bagi mereka yang berpengetahuan sangat luas dalam hal ini .

Perkenankan saya hanya menambah ini saja, sambil menyimpulkan: ada sebuah cerita yang menarik dalam Kejadian 22:1-4 yang kalau dibaca dengan teliti nampaknya membantu dalam transisi di Arabia Barat antara politeisme dan monoteisme (atau paling tidak pemujaan terhadap Yahweh sebagai tuhan yang tertinggi). Dalam sebutan tersebut kita diberitahu bahwa Ibrahim diperintahkan oleh 'tuhan- tuhan' (h-'lhym yang dibedakan dari 'lhym) untuk membawa anaknya, yaitu Ishak, ke tanah 'Moriah' (h-mryh, kini al-Marwah, atau mrwhm juga dengan kata sandang tertentu, di Rijal Alma'; lihat geografi cerita Ibrahim dalam Bab 13). Di sana ia harus menjadikan anaknya kurban di sebuah gunung, yang kemudian dikenal dengan nama yhwh yr'h, atau 'Yahweh Yireh' (kini Yara', atau yr', juga di Rijal Alma'). Ibrahim dengan teliti mengikuti perintah 'tuhan-tuhan' itu (h-'lhym diulang dalam 22:1, 3, 9),[3] namun sewaktu ia mempersiapkan altar bagi pengorbanan anaknya, Ishak bertanya dimana anak kambing yang akan dikurbankan, Ibrahim menjawab bahwa 'Tuhan' dalam bentuk tunggal ('lhym bukan h-'lhym), akan menyediakan anak kambing itu (22:8). Mendengar ini Yahweh mengalangi mereka dengan cara menyediakan sebuah kambing jantan yang akan menggantinya sebagai kurban, setelah puas bahwa Ibrahim takut terhadap 'Tuhan' (lagi 'lhym bukan h-'lhym), seperti yang disebutkan dalam Kejadian 22:11f. Apakah terlalu fantastis untuk menganggap bahwa kisah ini pada mulanya diceritakan guna menjelaskan asal mulanya monoteisme?

(sebelum, sesudah)


  Mencari Asal-usul Kitab Suci
  (The Bible Came from Arabia)
  Kamal Salibi
  Penerbit Pustaka Litera AntarNusa
  Jln. Arzimar III, Blok B No.7, Tel.(0251) 329026
  Bogor 16152
 
Indeks Kristiani | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team