|
6. BERMULA DARI TEHOM
Sampai sejauh ini, saya berharap para pembaca sudi
menerima bahwa bukti yang cukup untuk paling tidak menafsir
kembali kepercayaan universal bahwa kejadian-kejadian yang
tertera dalam Bibel Ibrani itu bertalian sebagian besar
dengan Palestina. Tugas berikut saya ialah untuk menetapkan
lingkungan Arab yang ada dalam Kitab Bibel Ibrani secara
keseluruhan, dengan harapan dapat meyakinkan para pembaca
lebih jauh lagi. Di mana seseorang memulai tidak menjadi
persoalan, maupun topografi Bibel mana yang ia pilih untuk
diteliti. Semua bukti yang ada dari Kejadian sampai pada
Maleakhi menunjuk kepada arah yang sama. Pada bab-bab yang
sebelumnya saya mengusulkan bahwa tanah menurut Bibel itu
Yudah terdiri dari daerah perbukitan yang tanahnya tidak
rata di bagian maritim jejeran Asir, yang berakhir di suatu
gurun pasir pesisir yang bernama
Tihamah.[1]
Yang akan saya lakukan sekarang adalah menunjukkan bagaimana
Tihamah ini sebenarnya merupakan Tehom yang disebut-sebut
dalam lebih dari tigapuluh bagian pada teks di dalam Bibel
Ibrani. Kalau ini telah dibuktikan, maka akan ada suatu
konteks yang telah ditetapkan yang dapat menjadi kerangka
untuk geografi menurut Bibel secara keseluruhan.
Dari sudut pembentukannya, nama Tihama
(Tihamah, bentuk konsonannya
thm atau
thmh) bukan merupakan sebuah
kata Arab. Kata ini berasal dari sebuah akar kata yang
bertahan dalam bahasa Arab sebagai
hama
(hym), dengan arti 'haus',
'menjadi haus', atau mungkin perpanjangan secara kiasannya
'berkelana tanpa tujuan di hutan atau padang pasir', atau
'hilang'. Sebuah kata Arab yang berasal mula dari akar kata
ini adalah kata benda hayam
(hym), yang merupakan tanah
yang menyerap, berpasir dan tidak dapat menyimpan air, yaitu
tanah yang terus-menerus 'haus' dan yang tidak dapat
ditanami. Daerah pesisir Tihamah yang membentang di
sepanjang Arabia Barat, memiliki tanah hayam yang persis
seperti ini. Apakah itu di Hijaz, Asir atau Yaman, air bah
dari dataran tinggi yang terbawa menuju pantai oleh
sungai-sungai kecil wadi yang abadi atau yang musiman yang
jumlahnya tak terhitung lagi, hilang terserap oleh tanah
pantai yang berpasir ini sebelum mencapai laut, meninggalkan
jejak-jejaknya di delta kering yang khas di daerah itu.
Dalam bahasa Arab, nama padang pasir di Arabia Barat
seharusnya adalah Hayam. Nama
sebenarnya, yaitu Tihamah,
adalah peninggalan yang masih bertahan dari nama menurut
Bibel Tehom
(thwm).[2]
Sebagaimana kata ini tertulis dalam Bibel,
thwm adalah kata benda feminin
dari hym (atau varian dari kata
itu, hwm[3]),
t yang pertama dalam kata benda
ini merupakan bentuk orang ketiga kata ganti tunggal
feminin. Kata ganti ini, seperti kata ganti bentuk orang
ketiga tunggal maskulin y,
masuk dalam golongan kata benda kuno yang (sebagian besar)
tampaknya topografis, dan banyak (contohnya Tadmur, Taghlib,
Tanuk, Yathrib, Yanbu', Yakrub) yang masih bertahan sebagai
nama-nama kesukuan dan nama-nama topografis Arab. Sebenarnya
sulit untuk membedakan antara nama-nama geografis dan
nama-nama kesukuan, karena biasanya suku-suku itu memakai
nama-nama daerah di sekeliling mereka.
Walau ahli-ahli Bibel Ibrani telah selalu mengenali kata
Arab thmh sebagai sama dengan
thwm dalam
Bibel,[4]
biasanya ditegaskan bahwa kata itu, baik dalam bentuk Arab
maupun Ibraninya, berdasarkan pada asal kata thm dan itu
berarti 'samudera', 'samudera purbakala', atau 'perairan
bawah tanah.'[5]
Seperti halnya kata Arab thmh,
yang merupakan sebuah nama geografis yang tidak memakai kata
sandang Arab yang berawalan, yaitu
'l (diucapkan al),
thwm-nya bahasa Ibrani tidak
dibuktikan dalam teks-teks Bibel dengan memakai kata sandang
tertentu Ibrani h (secara
tradisional diucapkan ha).
Kenyataan ini, walaupun dicatat dalam kamus-kamus standar
Bibel Ibrani, telah dibiarkan tanpa penjelasan --seperti
banyak yang lain, karena tidak ada pengetahuan yang cukup
untuk menjelaskannya. Sudah tentu penjelasannya adalah bahwa
kata menurut Bibel Tehom
seperti halnya Tihamah Arab,
bukanlah suatu kata benda yang umum yang dapat atau tidak
dapat memakai kata sandang tententu. Kata itu merupakan
suatu nama geografis yang terbentuk tanpa kata sandang
tertentu ini. Sebenarnya, tidak ada nama-nama geografis dan
nama-nama kesukuan yang merupakan kata benda kuno yang
terbentuk dengan menggunakan kata ganti berawalan, seperti
halnya t atau
y (lihat di atas), yang
menggunakan kata sandang tertentu. Kalau Tehom benar-benar
merupakan kata benda yang berarti 'samudera' atau arti-arti
apapun yang tidak benar lainnya, maka seharusnya kata itu
ditulis tidak hanya sebagai
thwm tetapi juga sebagai
h-thwm, sesuai dengan
konteksnya, dan kenyataannya tidak demikian.
Sebenarnya paling masuk akal jika Tehom, di mana pun
timbul dalam Bibel Ibrani, merupakan nama kuno Semit untuk
daerah pesisir yang sekarang bernama Tihamah. Kenyataan
bahwa nama ini tertulis dalam beberapa sebutan menurut Bibel
dengan bentuk jamak feminin (secara konsonannya sebagai
thwmwt,
thmwt atau
thmt),[6]
menandakan dua hal: pertama, bahwa Tehom dianggap sebagai
sebuah nama dalam bentuk feminin
(t yang pertama, seperti yang
telah dicatat, merupakan kata ganti feminin); kedua, bahwa
kata dalam Bibel Tehom, seperti
Tihamah Arab, bukan berkenaan
dengan sebuah bentangan padang pasir pesisir yang
terus-menerus di Arabia Barat, akan tetapi dengan gabungan
padang pasir-padang pasir itu yang masing-masing dikenal
dengan nama-nama yang sesuai dengan letak tempatnya. Kini,
pembedaan yang luas dapat dilakukan antara Tihamah di
Hijaz., Tihamah di Asir dan Tihamah di Yaman. Pembedaan nama
yang lebih jauh berkenaan dengan ketiga Tihamah ini
dilakukan melalui penyelidikan atas penghuni-penghuni
masing-masing wilayah tersebut. Pada zaman Israil kuno,
mestinya demikian pula.
Karena Tehom, seperti yang
tertera dalam Bibel Ibrani, sampai kini belum dikenali
sebagaimana mestinya, (yaitu sebagai sebuah nama geografis)
maka di mana-mana nama itu disebutkan dalam Kitab Bibel,
dalam bentuk tunggal maupun jamak, telah dibaca dengan
salah, dan akibatnya diterjemahkan dengan salah pula.
Contohnya, inilah terjemahan konvensional dari
'berkah-berkah, terhadap suku Israil Yusuf yang diberikan
oleh Israil dan Nabi Musa' dua sebutan dari teks dalam Bibel
yang terkemuka [kesalahan dalam menterjemahkan teks-teks
ini adalah dari Revised Standard Version (Versi Standar yang
telah diperbaiki), selanjutnya RSV]:
- Ia akan memberkahi engkau
(ybrkk) dengan keberkahan
surga di atas (brkt smym
m-'l), keberkahan dari samudera yang berbaring di
bawah (brkt thwm rbst tht),
berkah payudara dan rahim (brkt
sdym w-rhm) (Kejadian 49:25b).
- Diberkahilah oleh Tuhan (atau oleh Yahweh) tanahnya
(mbrkt yhwh 'rsw), dengan
hadiah-hadiah pilihan dari surga di atas
(m-mgd smym m-'l), dan dari
samudera yang terletak di bawah
(m-thwm rbst tht) (Ulangan
33:13b)[7]
Suku Yusuf tampaknya menempati sebuah wilayah di Wadi
Adam, di pedalaman yang berbukit-bukit di padang pasir
pesisir Tihamah dekat kota Lith (kota menurut Bibel 'Laish',
atau lys; lihat Lampiran
tambahan). Di sini, sampai kini, terletak pedesaan yang
bernama Rakkah (rkt); Rabidah
(rbdt, bandingkan dengan
rbst); Thadyayn
(tdynn, dalam bahasa Arab
berarti 'dua payudara', bandingkan dengan kata Ibrani
sdym, 'payudara' atau 'dua buah
payudara', tergantung pemberian tanda vokalnya); Rahm
(rhm); Barakah
(brkt); dan Miqaddah
(mqd, bandingkan dengan
mgd); juga dua pasang puncak
kembar, masing-masing bernama Samayin
(smyn, bandingkan dengan kata
Ibrani smym, diucapkan
samayim), mengingat nama-nama tempat ini, dan membaca
kembali kedua 'berkah' suku Yusuf dengan sudut pandangan
berkenaan dengan mereka, dan meninggalkan tanda pemberian
vokal secara Masoret, kita dapat melihat bahwa mereka bukan
membicarakan tentang 'berkah', melainkan mengenai
definisi-definisi wilayah atau pernyataan hak atas wilayah
suku ini:
- Ia akan menempatkan engkau
(ybrkk),[8]
pada Rakkah di Samayin dari atas
(b-rkt smym m-'l), di Rakkah
Tihamah Rabidah di bawah (b-rkt
thwm rbst tht), pada Rakkah di Thadyayn dan Rahm
(b-rkt sdym w-rhm).
- Dari Barakah akan menjadi tanahnya
(m-brk yhwh 'rsw), dari
Miqaddah di Samayin (m-mgd
smym); dari puncak
(m-tl); dan dari Tihamah di
Rabidah di bawah (w-m-thwm rbst
tht).
Kini dusun kecil Rakkah, yang tampaknya merupakan
pemukiman utama suku Yusuf di Wadi Adam pada zaman Bibel itu
dikenali dalam 'berkah' yang pertama berhubungan dengan
puncak-puncak Samayin dan pedusunan Rabidah, Thadyayn dan
Rahm. Ada pula gagasan yang mengatakan bahwa Samayin dan
Rabidah masing-masing terletak di puncak dan di kaki bukit
dusun itu, dan Rabidah masih terletak dalam wilayah Tihamah.
Dalam 'berkah' yang kedua batas-batas wilayah suku Yusuf
disebutkan sebagai pedesaan Barakah, Miqaddah di dekat
Samayin karena ada pula pedusunan lain dengan nama yang sama
di Arabia Barat, dan gurun pasir pesisir Tihamah di dekat
Rabidah.
Saya mengakui bahwa mungkin ada permainan kata dalam
kedua definisi wilayah kekuasaan suku Yusuf.
Permainan-permain kata menghasilkan etimologi bagi nama-nama
geografis, kesukuan dan nama-nama perorangan yang banyak
sekali terdapat dalam teks-teks Bibel, terutama teks-teks
dari buku-buku yang diberi nama 'Hexateuch' ('Enam buku,
dari Kejadian sampai pada Yosua) yang membahas prasejarah
Israil. Maka dari itu, ada kemungkinan pada kedua bagian
tersebut, kata Ibrani ybrkk
(lihat Catatan 8) dapat berarti baik
'ia akan menempatkan engkau', maupun 'ia akan memberkahi
engkau'. Dengan pemberian vokal yang berbeda,
b-rkt, 'di Rakkah', dapat
dibaca sebagai brkt, yang
berarti 'berkah' atau 'berkah-berkah'. Walau
smym, sama dengan diberi vokal
secara tradisional sesuai benar dengan nama-nama puncak
Samayin, dengan akhiran jamak m
Ibraninya diubah menjadi akhiran jamak Arab
n, kata itu juga mempunyai arti
'surga', atau 'langit'. Kata Ibrani
rbs, seperti halnya kata Arab
rbd dalam Rabidah, berarti
'berbaring, duduk menunggu', maka
rbst dapat berarti 'meringkuk'.
Telah ditunjukkan bahwa sdym,
seperti halnya nama tempat yang telah diarabkan, Thadyayn,
berarti 'payudara', atau 'dua payudara', sekali lagi
tergantung pada pemberian vokalnya. Kata Ibrani
rhm dan
mgd (untuk Rahm dan Miqaddah)
sebenarnya masing-masing berarti 'rahim' dan 'karunia' atau
'hadiah-hadiah pilihan'. Kata Ibrani
yhwh diketahui sebagai bentuk
kuno dari bentuk orang ketiga tunggal maskulin imperfek dari
kata kerja hyh, dalam bahasa
Inggris 'be', yang merupakan satu bentuk
yhyh, dalam arti yang
samasekali lain (lihat Bab
12), kata itu juga merupakan Yahweh, nama Tuhan bangsa
Israil, biasanya diterjemahkan sebagai 'Tuhan' (sesuai
dengan tradisi Yahudi yang tidak pernah menyebutkan nama
sebenarnya Tuhan).[9]
Semua ini benar, tetapi kenyataannya tetap adalah batwa
kedua 'berkah' suku Yusuf dalam Kejadian dan Ulangan
benar-benar menyebutkan nama-nama tempat, dan oleh sebab itu
memberi arti yang konkrit. Apa pun arti figuratif yang
dikehendaki melalui permainan kata, harus dipandang sebagai
hal yang tidak penting.
Di sini kita perlu kembali pada masalah utama yang
dibahas Bab ini; pada kedua 'berkah' ini, seperti yang di
sini diterjemahkan kembali dari bahasa Bibel Ibrani yang
asli, jelaslah bahwa kawasan Tehom, sebagai sebuah jalur
memanjang di Tihamah Arabia Barat yang sekarang dikenal
sebagai desa Rabidah di pedalaman Lith. Jika kita bersikeras
membaca kata Ibrani thwm,
paling tidak sehubungan dengan ini, sebagai kata benda biasa
yang berarti 'samudera' akan mengabadikan sebuah kesalahan
yang mungkin dihargai dari masa ke masa, namun meskipun
demikian tetap saja salah.
Sejumlah sebutan menurut Bibel, seperti halnya kedua yang
baru saja dibahas, menyebutkan
Tehom berhubungan dengan
tempat-tempat yang masih ada dengan nama-nama yang sama di
suatu tempat di Tihamah Asir dan di Hijaz bagian selatan.
Lalu tampaknya jelas, jika semua bagian tersebut perlu
keseluruhannya ditafsirkan kembaIi. Keluaran 15:5,
contohnya, berbicara mengenai
Tehom
(thmt, dengan akhiran tunggal
feminin atau dengan akhiran jamak feminin) berhubungan
dengan dua tempat di Wadi Madrakah, di sebelah selatan Lith,
yaitu pedusunan Tihamah lokal Mislat dan Binayah
(mslt dan
bny, bandingkan dengan kota
menurut Bibel mslwt dan
'bn).
Mazmur 33:7 berbicara tentang
'wsrwt thwmwt
('wsrwt, jamak
'wsrh, di Tihamah);
referensinya di sini mestinya ialah pada Wadhrah
(wdrh), di Qunfudhah di sekitar
Tihamah, dan pada sebuah lagi
'wsrh, Wazra'
(wzr'), tidak jauh ke arah
selatan, di sekitar Tihamah yaitu di Hali (Hali). Dalam
Yunus (Jonah) 2:6, nps thwm
jelas menunjukkan desa Tihamah yaitu Nifsh
(nps) pada zaman sekarang di
sekitar Jizan. Amos 7:4 membicarakan 'api'nya Tuhan Yahweh
yang memusnahkan thwn rbh dan
h-hlq - bukan 'samudera' dan
'tanah' (RSV)·, melainkan pada Tihamahnya Rabbah
(rbh), di wilayah Bahr, dan
desa al-Huqlah (hql, dengan
kata sandang tertentu Arab, bukan Ibrani), di wilayah Jizan.
'Api' Yahweh tidak diragukan lagi merupakan api vulkanis. Di
sebelah barat Rabbah, di wilayah Bahr, terletak padang lahar
terbesar di pesisir Asir. Al-Huqlah terletak dekat gunung
berapi besar al-Qari'ah (lihat Bab
2). Mestinya gempa dari daerah yang sangat vulkanis di
pesisir Asir inilah yang disebut dalam Mazmur 77:17 dalam
kalimat 'p yrgzw thmwt. Maka,
ini seharusnya diterjemahkan sebagai 'ya, Tihamah itu
berguncang', bukan terjemahan yang berarti ganda 'ya,
samudera itu bergetar' (RSV).
Di samping sebutan-sebutan menurut Bibel yang menyebutkan
nama-nama dan tempat-tempat di sepanjang pantai Tihamah di
Hijaz bagian selatan dan Asir, ada dua sebutan yang menyebut
ungkapan 'l pny ('menghadap'
atau 'memandang ke bawah') thwn. Salah satu sebutan ini,
dalam Kejadian 1:2, berbicara mengenai
hsk 'l pny thwn. Di sini,
bahasa Ibrani mestinya berarti 'kegelapan di permukaan
Tihamah', dan bukan 'kegelapan berada di permukaan samudera'
(RSV).
Sebuah lagi sebutan yang menarik (Surat Amsal Sulaiman
8:27) menyebutkan sebuah hqw hwq 'l
pny thwm - Haqu (hqw) di
Hiyaj (hyg) 'memandang ke bawah
Tihamah'. Haqu dan Hiyaj kini merupakan dua pedesaan di
distrik Jabal Harub, di sebelah timur laut Jizan, yang
kenyataannya memang memandang ke bawah Tihamah. Dalam teks
Ibrani, Haqu dikenali sehubungan dengan tetangganya yaitu
Hiyaj, tidak salah lagi agar membedakannya dari pedesaan
lainnya yang bernama Haqu, yang masih ada di sana di
pelbagai wilayah lebih jauh di utara. Ayat berikutnya dalam
teks yang sama (Surat Amsal Sulaiman 8:28) menyebutkan
nama-nama tempat lainnya di pelbagai bagian Asir, di
antaranya 'zwz 'ynwt thwm -
'Azizah ('zyz) 'Uyaynat
('yynt) di Tihamah; keduanya,
'Azizah dan 'Uyaynat, masih ada sebagai pedesaan Tihamah di
daerah sekitarnya yang paling dekat, yaitu Lith. Dalam
terjemahan tetap b-hqw hwq 'l pny
thwm diterjemahkan sebagai 'sewaktu ia menggambar
sebuah lingkaran pada permukaan samudera', yang belum jelas
artinya. Tidaklah begitu mengherankan jika para redaktur
memandang perlu untuk menambahkan sebuah catatan di bawah
halaman, 'arti ungkapan itu dalam bahasa Ibrani tidak dapat
ditentukan', yang efektif dalam melepas segala tanggung
jawab terjemahan ini.
Maksud bab ini, seperti juga maksud bab-bab yang ada
dalam buku ini, adalah untuk mengemukakan pendapat. Untuk
mendalami masalah ini secara mendetil akan menakutkan bagi
para pembaca yang bukan spesialis (ahli), di samping akan
melibatkan sebuah karya yang memakan waktu yang terlalu
lama. Tetapi yang jelas adalah bahwa
Tehom dalam Bibel Ibrani
sekarang merupakan gurun pasir pesisir Tihamah di Arabia
Barat, bukan suatu 'samudera' yang misterius. Bukti-bukti
toponimis tanpa diragukan lagi mendukung gagasan ini. Lagi
pula, penterjemahan atas sebutan-sebutan mengenai
Tehom ini secara geografis
masuk akal.
|