|
7. MASALAH YORDAN (1/2)
Dengan menyatakan bahwa Yordan
(h-yrdn) dalam Kitab Bibel
Ibrani samasekali bukan merupakan sebuah sungai (bahasa
Ibrani dan Arabnya nhr) tentu
nampaknya seperti perbuatan yang semena-mena bahkan mungkin
menghina Tuhan. Tetapi seperti yang diketahui oleh semua
ahli Bibel, tidak ada sebutan dalam Bibel yang sebenarnya
menyatakan bahwa Yordan adalah sebuah
sungai.[1]
Bagaimana sungai Palestina yang termasyhur itu mendapatkan
nama itu sendiri merupakan suatu pertanyaan, namun bukan
pertanyaan tersebut yang akan dibahas di
sini.[2]
Tujuan saya adalah untuk menentukan apa sebenarnya Yordan
dalam Bibel Ibrani itu, kalau bukan sebuah sungai, dan untuk
menunjukkan bagaimana kebingungan itu timbul.
Secara etimologis, yrdn
menurut Bibel ini merupakan kata benda jadian dari asal kata
yrd (kata Arab
rdy, disuarakan rada), yang
berarti 'turun, jatuh, jatuh ke bawah'. Dari asal kata yang
sama ini terbentuk pula kata benda Arab
yrd
(rayd) dan bentuk femininnya
rydh atau
rydt
(raydah), yang pertama
merupakan istilah umum yang menunjukkan 'bayangan sebuah
gunung, lereng gunung yang curam', dan yang kedua sebuah
istilah khusus yang menunjukkan sebuah 'tonjolan gunung atau
punggung bukit'. Pemakaian kedua istilah ini berhubungan
dengan daerah pegunungan, meskipun secara teoritis merupakan
umum, penggunaannya terbatas pada wilayah barat dan selatan
Arabia. Di sini Raydah dan Raydan
(rydn, yaitu
ryd dengan kata sandang kuno
yang berakhiran, yaitu n,
bandingkan dengan kata menurut Bibel,
yrdn) merupakan nama-nama
tempat yang umum, atau istilah-istilah topografis yang masuk
dalam pembentukan nama-nama tempat gabungan. Di Asir
sendiri, sedikitnya ada lima desa pegunungan di pelbagai
wilayah yang bernama Raydah (atau Raydat dengan nama lain
sesudahnya); sedikitnya ada dua pedesaan yang bernama
Raydan; dan sedikitnya ada satu dengan nama Ridan
(rdn, kemungkinan adalah sebuah
kependekan yrdn).
Dalam penggunaan Bibel,
h-yrdn yang secara tradisional
dianggap sebagai nama sebuah sungai tertentu di Palestina,
tidak selalu merupakan sebuah nama tetapi (seperti dalam
bahasa Arab) sebuah istilah topografis yang berarti 'lereng
yang curam' atau 'punggung bukit'. Dalam pembentukan 'br
h-yrdn ('di seberang' atau
'melewati' yrdn), sampai kini
dianggap berarti 'Trans-jordania' (dengan kata lain, wilayah
di sebelah timur Yordan Palestina),
h-yrdn selalu menunjukkan pada
tebing curam Sarat (lihat Bab 3),
yang membentang dari Taif di Hijaz sebelah selatan, sampai
pada wilayah Dhahran, dekat perbatasan Yaman. Dalam
kebanyakan hal, 'br h-yrdn
berkenaan dengan daerah pedalaman Asir yang berbeda dengan
daerah pesisir Asir, yang dulu merupakan tanah Yudah bangsa
Israil (lihat Bab 8). Namun, tanpa
kata 'br, h-yrdn' dapat
dikaitkan dengan daerah mana saja di tebing curam Asir;
sering pula h-yrdn menunjuk
pada salah satu di antara punggung-punggung bukit terpencil
yang tidak terhitung jumlahnya di sisi maritim pegunungan
curam di tempat lain, (contohnya, seperti di Jabal Abu
Hamdan di wilayah Najran; lihat Bab
15). Ini jelas diketahui dari pembentukan kata seperti
yrdn yrhw, bukan 'Yordan di
Yericho' (RSV), (melainkan) 'punggung bukit di
yrhw,
yrhw ini kini merupakan desa
Warakh (wrh) di dataran tinggi
Zahran (lihat di bawah). Kenyataan bahwa ada lebih dari satu
yrdn (bukan 'Yordan') yang
dibicarakan, ditandai pula oleh ungkapan
h-yrdn hzh ('tebing curam ini',
bukan 'Yordan ini'), yang timbul tidak kurang dari enam kali
pada Hexateuch (Kejadian 32:11; Ulangan 3:27, 32:2; Yosua
1:2, 11, 4:22). Kalau h-yrdn
benar-benar merupakan sebuah sungai tertentu atau sebuah
tebing curam tertentu, agaknya bagi kita sulit untuk
menemukan suatu alasan yang menjelaskan mengapa
h-yrdn seringkali dikhususkan
sebagai 'yrdn ini', terkecuali
kalau ada sungai-sungai dan tebing-tebing curam lainnya
dengan nama yang sama.[3]
Sebenarnya, ungkapan h-yrdn hzh
hanya berarti 'tebing curam ini' atau 'punggung bukit ini',
guna membedakannya dari punggung bukit atau
punggung-punggung bukit yang lain.
Untuk menunjukkan kenyataun bahwa 'Yordan' menurut Bibel
bukan merupakan sebuah sungai dengan nama ini, melainkan
hanya sebuah istilah geografis yang berkenaan dengan
tebing-tebing curam dan punggung-punggung bukit pegunungan
di Hijaz bagian selatan dan Asir, marilah kita saksikan,
bagaimana istilah ini timbul bersama pelbagai kelompok nama
tempat. Arabia Barat dalam pelbagai sebutan dalam Bibel.
Contoh pertama yang saya ambil ialah dari laporan mendetil
mengenai penyeberangan 'Yordan' tersebut oleh orang-orang
Israil di bawah pimpinan Yosua, dari saat orang-orang Israil
berangkat untuk penyeberangan itu dari Shittim sampai pada
pengkhitanan masal 'orang-orang Israil' di Gibeath-Haaraloth
(Yosua 3:15:3). Pertama-tama, marilah kita tetapkan tempat
persis pemberangkatan dan kedatangan mereka. Tempat
pemberangkatan mereka yaitu Shittim (ejaan Bibel
h-stym), tampaknya merupakan
sebuah punggung bukit di sekitar daerah Wadi Wajj (mungkin
sekarang Jabal Suwayqah, tepat di sebelah utara Taif), yang
namanya diperlihatkan dalam kesusastraan Arab kuno sebagai
Jabal Shatan (stn).[4]
Lokasi Shittim di sana dapat didukung lebih jauh lagi dengan
pengenalan atas daerah itu, tempat orang-orang Israil telah
tiba di bawah pimpinan Nabi Musa, yang jelas termasuk
bagian-bagian wilayah Taif, di sebelah timur pembagi
perairan.[5]
Tempat kedatangan mereka, di tempat dilaksanakan sebuah
pengkhitanan masal terhadap kaum pria Israil yang belum
dikhitankan, sekarang merupakan desa Dhi Ghulf (bahasa
Arabnya d glp) secara harfah berarti 'kepunyaan kulit
khatan'. Nama menurut Bibel tempat itu, Gibeath Haaraloth
(bahasa Ibraninya gb't
h-'rlwt), berarti 'bukit kulit khatan'. Kalau Jabal
Shatan terletak di sebelah timur pembagi perairan Arabia
Barat, Dhi Ghulf terletak di sebelah baratnya, di lembah
Wadi Adam yang terletak di daerah-daerah tinggi wiIayah
Lith. Untuk mencapai Dhi Ghulf dari Jabal Shatan, seseorang
harus menuju ke arah selatan dan kemudian menuju ke arah
barat guna menyeberangi pembagi perairan di daerah rendah
Wadi Buqran di sebelah selatan Taif.
Dari Jabal Shatan menuju Dhi Ghulf, penyeberangan Yordan,
oleh orang-orang Israil ini, seperti yang dilukiskan dalam
Kitab Yosua, dapat ditelusuri kembali sampai detil-detil
yang terakhir dalam lingkungan Arabia Barat-nya. Kita harus
pula mengingat bahwa ini belum pernah berhasil diikuti
kembali sehubungan dengan lingkungan yang secara tradisional
dianggap sebagai Palestina (lihat Kraeling, halaman
132-134). Orang-orang Israil itu dikabarkan bertolak untuk
penyeberangan itu pada musim panen (mestinya akhir musim
semi), sewaktu wadi-wadi di kanan kiri
yrdn, atau 'tebing curam'
mengalir dengan amat deras
(3:15).[6]
Waktu mereka sampai di tempat mereka dapat menyeberang, air
itu menyusut (atau disusutkan dengan cara yang bijaksana,
yaitu dengan cara membuat sebuah bendungan) agar orang-orang
Israil dapat menyeberanginya (3:16). Dari bahasa Ibrani,
kejadian itu dilaporkan dalam terjemahan-terjemahan standar
sebagai berikut:
Air yang mengalir dari atas
(m-l-m'lh) terdiam dan
bangkit membentuk suatu timbunan jauh
(nd 'hd h-rhq m'd) di Adam
('dm) kota yang terletak di
sebelah Zarethan (srtn), dan
yang mengalir menuju lautan Arabah
('l ym 'rbh), Laut Garam
(ym h-mlh) sama sekali
terputus hubungan; dan orang-orang pun melintas di
hadapan Yericho (yryhw)
(RSV).
Secara tradisional ungkapan Ibrani
ym 'rbh ym h-mlh yang
diterjemahkan dengan salah sebagai 'Laut Arabah, Laut Garam'
dianggap menunjuk pada Laut Mati Palestina. Tetapi dalam
bahasa Ibrani ym dapat berarti
baik 'laut' maupun 'barat'. Maka dari itu penterjemahan yang
benar atas seluruh ucapan ym 'rbh ym
h-mlh seharusnya adalah 'di sebelah barat
'rbh (sebuah tempat), di
sebelah barat h-mlh (sebuah
tempat pula). Lokasi-lokasi yang bersangkutan adalah
Ghurabah (grbh) di Wadi Buqran,
sedikit ke timur pembagi perairan dan sebuah desa di
dekatnya, yaitu al-Milhah (mlh,
dengan kata sandang tertentu Arab). Terjemahan-terjemahan
yang salah lainnya dalam sebutan yang baru saja dikutip
adalah sebagai berikut:
- Ungkapan Ibrani m-l-m
'lh merupakan suatu cara yang sangat janggal untuk
mengatakan 'dari atas', karena secara harfiah itu
mempunyai arti 'dari atas'. Secara benar seharusnya ia
berbunyi m-lm'lh, yang
berarti 'dari lm'lh', nama
sebuah tempat yang sekarang merupakan al-Ma'lah
('l-m'lh), di wilayah Taif,
dekat Ghurabah dan al-Milhah.
- Ungkapan Ibrani nd 'hd,
menurut konteks seharusnya diterjemahkan sebagai 'satu
bendungan' dan bukan 'suatu timbunan'. Sebenarnya di sini
ungkapan itu timbul sebagai suatu susunan kata-kata
keterangan yang berarti 'dalam satu bendungan'.
- Ungkapan Ibrani h-rhq
m'd, jika dibaca seperti itu, berarti 'jarak
banyak', itulah sebabnya ungkapan tersebut diterjemahkan
sebagai 'jauh'. Tetapi kalau dibaca
h-rhq m-'d, akan berarti
'yang membentang dari 'd',
nama sebuah tempat yang kini merupakan Wadd
(wd), di bagian sama pada
wilayah Taif seperti halnya Ghurabah, al-Milhah dan
al-Ma'lah.
Tempat-tempat yang masih perlu dikenali adalah Adam,
Zarethan dan Yericho, mengingat jarak yang dilaporkan antara
kedua kota yang pertama itu. Seharusnya Adam sekarang
merupakan Adam ('dm, bentuk
ubahan dari 'dm dalam Bibel),
desa yang terletak di sebelah barat pembagi perairan Taif,
yang memberi namanya pada lembah Wadi Adam. Zarethan
(srtn) mestinya kini merupakan
desa Raznah (rznt), juga di
Wadi Adam. Sedangkan Yericho (di sini
yryhw bukan
yrhw), tidak diragukan lagi
kini adalah desa Rakhyah (rhy),
di Wadi Adam. Mengingat semua ini, Yosua 3:16 seharusnya
diterjemahkan seperti berikut:
Air yang mengalir dari al-Ma'lah terdiam, mereka
bangkit dalam satu bendungan yang terbentang dari Wadd,
di Adam, kota yang letaknya di sebelah Raznah, dan mereka
yang mengalir di sebelah barat Ghurabah di sebelah barat
al-Milhah sama sekali terputus hubungan; dan orang-orang
pun melintas di hadapan Rakhyah.
Jelas, air yang surut (agaknya karena dibendung) yang
memungkinkan orang-orang Israil menyeberangi tebing curam di
daerah Buqran itu berasal dari Wadi Adam yang mengalir dari
pembagi perairan ke arah barat, dari ketinggian wilayah Taif
menuju ke laut. Dengan diterjemahkan secara ini, titik
penyeberangan ditetapkan dengan ketepatan yang
mengagumkan.
Sewaktu mereka menyeberangi daerah rendah Buqran antara
Ghurabah dan Adam, kaum pria Israil (jika teks Ibrani dibaca
dengan benar) 'mengambil dua belas buah batu' dari tebing
curam itu (h-yrdn), 'sesuai
dengan jumlah suku-suku bangsa Israil' (4:18). Ketika mereka
sampai di Gilgal (glgl), Yosua
mengambil keduabelas batu itu dan mendirikan sebuah tanda
peringatan penyeberangan h-yrdn
hzh ('tebing curam ini', atau 'punggung bukit ini').
Anekdot ini, seperti yang dilaporkan, pasti merupakan suatu
usaha untuk menjelaskan berdirinya bukit kecil Jabal Juljul
(glgl) di padang Sahl Juljul
(juga glgl), di Wadi Adam.
Padang dan bukit kecil itu keduanya sampai kini masih ada di
sana, dengan ciri-ciri nama Bibelnya yang serupa tidak
berubah.
Agar dapat mencapai padang Juljul, atau 'Gilgal',
orang-orang Israil menuruni Wadi Adam 'di hadapan Yericho
(yryhw)' (3:16), dengan kata
lain di hadapan desa Rakhyah yang secara geografis adalah
benar. Juljul (atau 'Gilgal') tempat mereka berkemah
terletak di perbatasan timur Yericho, seperti yang
ditegaskan oleh terjemahan tetap dari ungkapan Ibrani
b-qsh m-zrh yryhw (4:19). Di
sini kata Ibrani qsh yang
dianggap berarti 'perbatasan' dan
zrh yang dianggap berarti
'timur', sebenarnya merupakan dua buah nama desa di Wadi
Adam: Qasyah (qsy) dan Sarhah
(srh). Desa yang kedua yaitu
Sarhah dikenali sehubungan dengan desa Rakhyah (seperti
zrh yryhw) di dekatnya, guna
membedakannya dari sebuah desa lain yang bernama Sarhah di
daerah yang sama. Maka terjemahan ayat tersebut yang benar
seharusnya adalah: 'mereka berkemah di Juljul, di Qasyah,
dari Sarhah Rakhyah'. Maka luas perkemahan tersebut telah
ditandai.
Serupa dengan cerita mengenai keduabelas batu Juljul atau
'Gilgal' itu, kisah mengenai pengkhitanan masal terhadap
semua pria Israil yang belum dikhitankan di
Gibeath-Haaraloth (sekarang Dhi Ghulf, lihat di atas)
haruslah menandakan suatu usaha untuk menjelaskan suatu
fenomena yang aneh -- dalam hal ini nama aneh sebuah tempat
yang bernama 'bukit kulit khatan'. Mengapa tempat ini
sebenarnya diberi nama ini bukanlah hal yang penting di
sini.[7] Yang
penting adalah kini bahwa desa Dhi Ghulf di Arabia Barat
--seperti halnya Rakhyah (atau 'Yericho'), Juljul (atau
'Gilgal'), Qasyah dan Sarhah-- terletak di Wadi Adam, yang
cocok sekali dengan tafsiran geografis dari penyeberangan
'Yordan' orang-orang Israil di bawah pimpinan Yosua.
Kebetulan, koordinat-koordinat tempat penyeberangan itu di
sepanjang daerah rendah Wadi Buqran di sebelah selatan Taif
adalah 21° LU dan 40°30" BT.
Kalau 'Yordan'nya Yosua merupakan sebuah daerah rendah
pegunungan di Hijaz bagian selatan di sepanjang tebing curam
utama Arabia Barat, 'Yordan'nya Lot (Kejadian 13:10-12)
merupakan punggung bukit Jabal Harub, kira-kira 450 km ke
arah selatan-barat daya di wilayah pesisir Jizan, dan di
tempat ini masih terdapat desa Raydan (bandingkan dengan
h-yrdn Ibrani). Dari titik
tolaknya di 'Negeb' (h-ngb),
antara 'Bethel' (byt 'l) dan
'Ai' (h-'y) (Kejadian 13:2),
Lut kabarnya berpisah dengan pamannya, yaitu Abram orang
Ibrani (lihat Bab 12, 13, dan
15) dan pergi untuk menetap di sebuah daerah yang dilukiskan
sebagai kkr h-yrdn, biasanya
diartikan dalam terjemahan-terjemahan sebagai 'lingkaran
Yordan', atau 'Lembah Yordan'. Kalau
kkr berarti 'lingkaran', yang
nampaknya memang demikian, maka kkr
h-yrdn mestinya menunjuk pada lembah-lembah subur
yang diairi dengan cukup menyebar dari punggung bukit Harub
yang nama aslinya adalah
h-yrdn, nampaknya masih
bertahan dalam nama desa Raydan.
Bahwasanya kkr h-yrdn
meliputi lembah-lembah di kaki Jabal Harub, di wilayah Jizan
di Asir bagian selatan, dan bukan 'lembah Yordan' di
Palestina, dibuktikan oleh rencana perjalanan Lut seperti
diceritakan dalam Kejadian. 'Negeb'
(ngb) tempat Lut bertolak
menuju kkr h-yrdn sudah jelas
bukan gurun pasir Negeb di Palestina bagian selatan
melainkan 'Negeb' itu adalah desa al-Naqb
(nqb), yang sampai kini masih
berdiri di lerengan Rijal Alma' di sebelah barat kota Abha
(lihat Bab 4). Di sini sampai kini
masih terdapat pedesaan Batilah
(btl); kota dalam Bibel Bethel,
dan al-Ghayy (gy), dengan kata
sandang Arab, bandingkan dengan h'y-nya Ibrani) yaitu kota
dalam Bibel Ai.[8]
Untuk sampai pada kkr h-yrdn,
Lut pertama-tama harus pergi ke Jabal Harub, dan dari sana
menurun menuju ke lembah-lembah. Dalam Kejadian 13:11,
sebenarnya disebutkan bahwa Lut melakukan perjalanan 'dari
qdm' (Ibraninya
m-qdm) guna mencapai tujuannya,
qdm kini merupakan tempat
pengambilan air yang bernama Ghamad
(gmd) dekat Raydan di punggung
bukit Harub. Kini Ghamad merupakan tempat Pengambilan air
utama suku lokal Raydan (atau 'Yordan'). Para penterjemah
Kitab Bibel tidak mungkin mengetahui bahwasanya
qdm ialah sebuah nama tempat
dan oleh sebab itu beralasan kuat untuk menterjemahkannya
secara harfiah sebagai 'timur'. Akan tetapi kalau kita
anggap Lut bertolak dari Palestina dan bahwa ia harus menuju
ke timur untuk mencapai sebuah kkr
h-yrdn, yang kiranya adalah lembah Yordan, para
penterjemah ini tampaknya salah menanggapi kata Ibrani
m-qdm sebagai 'ke arah timur'
atau 'timur' (RSV), waktu mereka mengetahui bahwa
'm-qdm' hanya dapat berarti
'dari timur', kalau memang benar
qdm itu berarti 'timur'. Bukan
karena ketidakjujuran namun hanya karena ketidaktahuan
sajalah mereka menterjemahkan kisah dalam Kejadian 13:10-12
sedikit banyak seperti berikut:
Dan Lut pun mengangkat matanya dan melihat
betapa Lembah Yordan (kkr
h-yrdn) di mana-mana mendapatkan pengairan yang
baik (klh msqh) seperti
Taman Tuhan (k-gn yhwh),
seperti tanah Mesir ke arah Zoar
(k-'rs msrym b-'kh s'r); ini
sebelum Tuhan menghancurkan Sodom dan Gomorrah
(l-pny sht yhwh 't sdm w-'t
'mrh). Maka Lut memilih untuk dirinya Lembah
Yordan, dan Lut pun melakukan perjalanan ke timur
(m-qdm) ... Lut tinggal di
kota-kota di lembah itu (ry
h-kkr) dan memindahkan tendanya sampai sejauh
Sodom (w-y'hl 'd sdm) (RSV).
|