|
7. MASALAH YORDAN (2/2)
Di samping secara sewenang-wenang menganggap
kkr h-yrdn sebagai lembah
Yordan, dan menterjemahkan
m-qdm dengan salah sebagai
'timur' dan bukan 'dari timur'
(m-qdm sebenarnya berarti 'dari
Ghamad') para penterjemah ayat ini sebagai bentuk imperfek
kuno dari kata kerja 'be' (dalam bahasa Inggris) (lihat Bab
6, Catatan 9), sebagai nama Tuhan
Israil (Yahweh, biasanya diterjemahkan sebagai 'Tuhan').
Demikian pula, mereka telah menganggap kata Ibrani
sht sebagai sebuah kata kerja
dalam bentuk yang menunjukkan bahwa pekerjaan itu sudah
dilakukan (perfect tense), yang berarti 'telah dimusnahkan',
padahal kata itu sebenarnya timbul dalam konteks sebagai
sebuah nama tempat (lihat di bawah). Walaupun orisinalnya
yang tertulis dalam bahasa Ibrani masuk di akal dalam bentuk
itu, para ahli Bibel yang bekerja di dalam kerangka struktur
geografis yang telah dibentuk sebelumnya telah memindahkan
ungkapan l-pny sht yhwh 't sdm w-'t
'mrh dari tempatnya yang benar. Dalam ungkapan yang
asli ungkapan itu terletak persis sesudah klh msqh atau
'seluruhnya mendapat pengairan', tetapi mereka telah
mengubah urutannya dan menempati ungkapan tersebut sesudah
k-'rs msrym b-'kh s'r, yang
bukan pada tempatnya. Selanjutnya, mereka telah menganggap
selaku benar bahwa 'rs msrym
berarti 'tanah Mesir'. Pada ayat terakhir, mereka telah
selalu menganggap bahwa 'ry
h-kkr berarti 'kota-kota di lembah, lingkaran,
padang, distrik'. Akan tetapi, orisinalnya dalam bahasa
Ibrani menunjukkan pada 'gua-gua' (Arabnya
gr, diucapkan
gar, 'gua') atau
'lembah-lembah' (dalam bahasa Arab
gwr, diucapkan
gawr, 'kedalaman, lembah') pada
tempat tersebut. 'Gua-gua' agaknya lebih cocok di dalam
konteks ini, karena Lut digambarkan bermukim di sebuah gua,
dalam hal ini sebuah m'rh,[9]
pada Kejadian 19:30. Inilah penterjemahan kembali yang saya
buat dari teks yang sama, dengan membiarkan nama-nama tempat
yang disebut dalam bentuk Ibrani, aslinya untuk pengenalan
selanjutnya.
Dan Lut pun mengangkat matanya dan melihat bahwa
kkr h-yrdn diairi dari arah
sht
(l-pny sht); ia terletak di
samping sdm dan
mrh
(yhwh 't sdm w-'t 'mrh).
Tampaknya seperti sebuah taman
(k-gn yhwh); seperti tanah
msrym ke arah
s'r. Maka Lut memilih untuk
dirinya seluruh kkr h-yrdn
dan Lut melakukan perjalanan dari
qdm ... Lut tinggal di
gua-gua kkr, dan mendirikan
kemahnya sampai sejauh sdm.
Yang dikemukakan oleh terjemahan baru teks konsonan
Ibrani ini adalah dua buah kelompok nama tempat, yang sebuah
berkenaan dengan tiga buah lokasi dalam 'lingkaran Raydan'
(kkr h-yrdn dengan kata lain di
lembah-lembah sekitar punggung bukit Jabal Harub) yaitu
sht,
sdm dan
'mrh, dan yang sebuah lagi
berkenaan dengan dua lokasi di tempat lain,
msrym dan
s'r, lokasi-lokasi yang ada
pada kelompok pertama dengan baik dibandingkan dengan
msrym dalam hal kesuburannya.
Kelima tempat lokasi itu namanya masih bertahan di Asir
modern: ketiga tempat pertama terletak di wilayah Jizan,
tempat yang memang disangka sebagai lokasinya, dan yang dua
lainnya terletak di daerah yang sangat subur di sekitar
wilayah Abha yaitu bagian dari Sarat yang diberkahi dengan
curah hujan terbesar. Ini adalah kelima nama tempat yang
dikenali melalui nama mereka sekarang:
- Sht, kini Shakit
(sht) di Jabal Bani Malik,
di sebelah timur tenggara Jabal Harub, dan persis di
sebelah timur tenggara Jabal Harub, dan persis di sebelah
timur Wadi Sabya.
- Sdm, atau 'Sodom':
namanya tetap bertahan dalam bentuk metatesis, yaitu Wadi
Damis (dms), cabang Wadi
Sabya yang paling jauh di barat (lihat Bab
4)
- 'Mrh, atau 'Gomorrah':
Ghamr (gmr), di lerengan
Jabal Harub di atas Wadi Damis.
- Msrym: di sini jelas
bukan 'Mesir', melainkan Misramah
(msrm) desa yang kini
terletak di dekat Abha (lihat Bab
4).
- S'r, atau 'Zoar': tidak
diragukan lagi adalah al-Sa'ra'
(s'r), juga dekat Abha, ada
pula 'Zoar' lainnya di Asir.
Guna mendukung pengalihan tempat kejadian cerita Lut
dalam Kejadian, saya memberi bukti yang jenisnya berbeda.
Sodom dan Gomorrah dalam daftar itu menurut Kejadian 19:24
dimusnahkan pada zaman Lut masih hidup oleh suatu hujan
'batu belerang' sebuah 'api kematian dari surga' (lihat Bab
6, Catatan 9). Ini seperti
menunjukkan pada sebuah letusan gunung berapi. Ada beberapa
Sodom di Asir yang kemungkinannya merupakan Sodom dalam
Bibel. Salah satu diantaranya adalah Sudumah (persis
sdm), di wilayah Bani Shahr;
namun tidak satu pun yang terletak di dekat sebuah gunung
berapi. Tidak begitu halnya dengan Wadi Damis yang aliran
rendahnya mengalir di tengah-tengah padang lahar gunung
berapi 'Akwah. Para ahli Bibel yang masih mencari-cari
peninggalan-peninggalan Sodom (atau peninggalan-peninggalan
Gomorrah) di daerah sekitar Laut Mati di Palestina perlu
mengingat bahwa belum pernah ditemukan sisa-sisa
kegiatan-kegiatan vulkanis kuno di daerah itu. Kedua kota
itu mestinya terpendam dibawah lahar Wadi Damis di wilayah
Jizan dibawah Jabal Harub, walaupun ada sebuah desa yang
bernama Ghamr (gmr) yang mungkin dahulunya merupakan kota
menurut Bibel adalah Gomorrah di lerengan Jabal
Harub.[10]
Yrdn atau 'Yordan', dua tempat
yang diasosiasikan dengannya dalam kisah migrasi Lut, tidak
mungkin kalau bukan punggung bukit Harub yang nama Bibelnya
(yang artinya 'punggung bukit') masih digunakan oleh desa
Raydan. 'Lingkaran' (kkr)
mestinya merupakan istilah kolektif yang dipakai guna
menunjukkan lembah-lembah yang menyebar dari pelbagai sisi
punggung bukit Harub, membentuk lembah-lembah (sungai) Wadi
Sabya dan Wadi Baysh; juga qdm Lut bukanlah 'timur',
melainkan anak sungai Ghamad di dekat Raydan.[11]
Mengenai nama tempat msrym,
harus ditegaskan bahwa kota ini jarang digunakan didalam
Bibel Ibrani untuk menunjuk pada Mesir, seperti yang biasa
diduga.[12] Dimana
msrym tidak berkenaan dengan
Misramah dekat Abha (lihat Bab 4
dan 13), ia berkenaan dengan Masr
di Wadi Bishah atau dengan Madrum
(mdrm) di dataran tinggi Ghamid
(lihat Bab 14). 'Pharaoh'
(pr'h) dalam Bibel, seperti
yang akan dikemukakan kemudian, bukanlah Fir'aun Mesir,
melainkan seorang dewa orang-orang Arabia Barat yang
diasosiasikan dengan Misramah dan Masr disamping beberapa
tempat lainnya,[13]
dan mungkin juga tanda pangkat kepala-kepala sebuah suku di
daerah itu. Kata menurut Bible
msr dapat juga merupakan nama
sebuah suku di Arabia Barat yang dalam bahasa Arabnya
bernama Mudar (mdr, 'susu yang
diasamkan'). Kenyataan menunjukkan bahwa sebuah suku
'Pharaoh' yang bernama Far'a
(pr'), kini masih ada di Wadi
Bishah, memakai nama dewa kuno atau kepala-kepala suku
daerah itu.
Kalau sudah dikenali h-yrdn
dalam Bibel ini, atau 'Yordan' bukanlah sebuah sungai,
melainkan sebuah istilah yang berarti 'punggung bukit,
tebing curam', atau sebuah nama tempat seperti Raydan yang
mempunyai arti sama, maka mudahlah untuk memahami
ungkapan-ungkapan gabungan menurut Bibel lainnya yang
menggunakan istilah itu. Telah diamati bahwa
yrdn yrhw (Bilangan 26:3, 63;
31:12; 33:48, 50; 35:1; 36:13) bukanlah 'Yordan di Yericho'
(RSV), melainkan 'punggung bukit Warakh' di dataran tinggi
Dhahran. Disamping yrdn yrhw
adapula ungkapan-ungkapan menurut Bibel lainnya yang
menonjolkan istilah yrdn yang
perlu diperhatikan. M'brwt
h-yrdn, misalnya, bukanlah
'benteng-benteng Yordan' (RSV), melainkan 'jurang-jurang
tebing curam'.[14]
Spt h-yrdn (Raja-raja II 2:13)
bukanlah 'tepian sungai Yordan' (RSV), melainkan 'tepi
tebing curam' (bandingkan dengan kata Arab
sph atau
sp', 'tepi jurang'). Bahkan
orang-orang Arab yang tinggal di Arabia Barat masih menunjuk
pada tebing curam Arabia Barat dengan cara ini.
Glylwt h-yrdn (Yosua 22:11)
bukanlah 'wilayah sekitar Yordan', melainkan 'sisi yang
bertingkat-tingkat (dalam bahasa Arab
gl, 'tingkat', dari kata
gll) dari tebing curam',
kecuali kalau referensinya kepada beberapa pedesaan yang
kini bernama al-Jallah (gl) di
bagian tebing curam Asir.
Akhirnya, g'wn h-yrdn
(Yeremia 12:5, 49:19; 50:44; Zakaria 11:3) jelas bukan
'rimba Yordan'. Kata Ibrani g'wn dibuktikan berarti
'tinggi'. Hanya suatu daya khayal yang tinggi saja yang
dapat mengartikannya sebagai 'pohon-pohon tinggi', sehingga
ditafsirkan sebagai 'rimba'. Sebagai sebuah istilah,
g'wn h-yrdn dapat berarti
'ketinggian, tebing curam'. Tetapi secara kebetulan ada dua
buah lembah yang bernama Wadi Ghawwan
(gwn) di wilayah Jizan di Asir.
Yang pertama adalah sebuah lembah pesisir yang menuju ke
laut ke kota pelabuhan Shuqayq. Namun yang kedua, lebih jauh
ke selatan, merupakan sebuah di antara hulu Wadi Baysh yang
bermula di ujung utara tebing curam Harub atau jaringan
yrdn
(yrdn atau Raydan-nya Lut) dan
bergabung dengan hulu-hulu lainnya di sana. Guna membedakan
antara 'Ghawwan tebing curam' ini atau 'Ghawwan Raydan'
dengan Wadi Ghawwan di daerah pesisir ke arah utara,
teks-teks Bibel tersebut menyebutnya
g'wn h-yrdn.
Jika kita mempertimbangkan kembali sebuah teks Bibel yang
berkenaan dengan g'wn h-yrdn
ini, maka kita akan menemukan suatu alternatif yang menarik
dari pembacaan standar. Dalam terjemahan-terjemahan
konvensional dari Zakaria 11:1-3 (di sini RSV) kita dapat
membaca yang berikut ini:
Bukalah pintu-pintumu, wahai Libanon
(lbnwn), agar api itu dapat
melahap pohon-pohon arasmu (w-t'kl
's b'rzyk): Merataplah, wahai pohon saru, karena
pohon aras ('rz) telah
tumbang, karena pohon-pohon agung itu telah rusak
(sr drym sddw): Merataplah,
pohon-pohon ek (tunggalnya
'lwn) dari Bashan (bsn),
karena hutan yang lebat telah ditebangi
(ky yrd y'r h-bswr):
Dengarlah (qwl) ratapan
gembala-gembala itu ('llt
h-r'ym) karena keagungan mereka
('drtym) telah dirusak
(sddh): Dengarlah
qwl auman singa-singa itu
(s'gt kpyrym), karena rimba
Yordan (g'wn h-yrdn) dirusak
(sdd).
Ini jelas indah; namun sayangnya samasekali tidak akurat.
Yang terkandung dalam teks Ibrani ini bukanlah dua buah
tetapi sedikitnya tujuh buah nama tempat.
Lbnwn yang dimaksudkan bukanlah
Gunung Libanon, tetapi dataran tinggi dan lembah Lubaynan
(lbynn) yang membatasi wilayah
Jizan dari arah tenggara dan kini jatuh di wilayah Yaman
(lihat Bab 1). Tumbuhan
'rz dari Lubaynan tidak mungkin
pohon aras, melainkan tanaman jenever raksasa setempat. Bsn
yang diterjemahkan sebagai Bashan bukan al-Bathaniyyah,
yaitu wilayah dataran tinggi di sebelah timur Sungai Yordan,
seperti yang telah lama diduga, melainkan al-Bathanah
(btn) di Jabal Faifa yang
memandang ke bawah lembah-lembah wilayah Jizan. Tumbuhan
'lwn di Bathanah bukan pohon ek
tetapi tumbuhan lokal, yaitu pohon butun. Terjemahan standar
yang telah saya kutip tadi mengenali
lbnwn dan
bsn dalam Zakaria sebagai
nama-nama tempat, namun tidak dapat mengenali nama-nama yang
lain. Salah satu di antaranya ialah
g'wn
(g'wn h-yrdn) yang disebut
sebagai Wadi Ghawwan zaman sekarang, di
yrdn yang kini merupakan Jabal
Harub. Dan inilah keempat nama-nama lainnya:
- 'Drym: bukan
'pohon-pohon yang agung', tetapi bentuk jamak kata
'dr, di sini berarti
'puncak' (bandingkan dengan kata Arab
drw; dalam dialek daerah
pedalaman wilayah Jizan adalah
dry, dalam maskulinnya
diucapkan sebagai dari). Di sini referensinya adalah
kepada kerucut-kerucut vulkanis atau 'puncak-puncak'
Jabal Hattab di utara Yaman, di sebelah timur dataran
tinggi Lubaynan.[15]
Di ujung selatan Jabal Hattab sampai kini berdiri sebuah
desa yang bernama Darwan
(drwn, bandingkan dengan
kata Ibrani 'drym,
'puncak-puncak'). Ini mungkin merupakan nama lama
'puncak-puncak' di daerah tersebut.
- Bswr: bukan berarti
'ditebangi' (dari kata bsr,
'mengiris'), namun kini merupakan desa Sabir
(sbr) di distrik Bani Ghazi,
di pedalaman Jizan, di kaki Jabal Harub.
- R'ym: belum tentu
berarti 'gembala-gembala' (seperti dalam bentuk jamaknya
r'y), namun lebih tepat
kalau berkenaan dengan para penghuni Ri'
(r'ym, seperti dalam bentuk
jamaknya genitif r') di
distrik Bani Ghazi wilayah Jizan, di lerengan jabal
Masidah. 'Dr
('drtm) atau 'puncak'
'mereka' (bukan 'keagungan mereka') tentunya adalah Jabal
Masidah tersebut.
- Kpyrym: belum tentu
berarti 'singa-singa' (jamak
kpyr), namun lebih tepat
kalau merupakan sebuah nama tempat dalam bentuk maskulin
jamak yang menandakan desa al-Rafaqat (bentuk feminin
jamak rpq, bandingkan dengan
kpyr-nya bahasa Ibrani) kini
terletak di lerengan Jabal Harub; dengan kata lain di
sekitar daerah Wadi Ghawwan (atau
g'wn h-yrdn) yang sama.
Maka dari itu, dalam mempertimbangkan kembali teks
Zakaria sehubungan dengan gagasan-gagasan baru ini, saya
mengusulkan
Penterjemahan kembali teks tersebut sebagai berikut:
Bukalah pintu-pintumu, wahai Lubaynan, dan api
itu akan memakan pohon-pohon
jenever-mu;[16]
Merataplah, wahai pohon saru, karena pohon jenewer yang
dirusak Darwan telah tumbang; Merataplah, wahai
pohon-pohon butun Bathanah, karena hutan Sabir telah
tumbang;[17]
Dengarlah ratapan orang-orang Ri', karena puncak mereka
telah hancur; Dengarlah auman al-Rafaqat, karena Ghawwan
Raydan telah hancur.
Para pembaca bersedia atau tidak menerima penterjemahan
kembali yang diusulkan di atas, ada satu hal yang sudah
dapat dipastikan: Bibel Ibrani tidak mengatakan sesuatu pun
mengenai 'rimba Yordan' di daerah tempat kelimpahan
pepohonan ini diduga keras berada. Ini merupakan suatu salah
penterjemahan yang seharusnya akan membuat ragu para
pengunjung yang kurang cermat sekalipun.
Bagaimana dengan Yordan (juga
h-yrdn) tempat Naaman dari Aram
'menyelam sebanyak tujuh kali' untuk menyembuhkan dirinya
dari penyakit kusta (Raja-raja II 5:14)? Mungkinkah
seseorang menyelam tidak ke dalam air, melainkan ke dalam
bebatuan tebing curam atau punggung bukit? Jelas tidak.
Tempat yang disebut yrdn tempat
Naaman 'menyelam sebanyak tujuh kali' tersebut mustahil
kalau bukan merupakan sebuah sungai kecil atau kolam air.
Jika halnya demikian, maka istilah
yrdn berasal dari akar kata
Semit yang sama yaitu yrd -- di
sini bukan berarti 'turun, jatuh ke bawah', namun dalam
pengertian kata Arab wrd yang berarti 'pergi ke air'. Sambil
mengingat bahwa Naaman melakukan penyembuhan 'Yordan'-nya di
dekat 'Samaria, (swrwn) yang
kini adalah desa Shimran (smm)
di pedalaman Qunfudhah di pesisir Asir (lihat Bab
10), 'Yordan' yang satu ini sebagai sebuah 'sungai
kecil' atau 'kolam air', tentunya merupakan bagian anak
sungai Wadi Nu's yang mengalir di daerah ini. Tanah asal
Naaman yang bernama Aram 'rm
kini mestinya adalah Wadi Waram
wrm di daerah-daerah rendah
Rijal Alma' di sebelah selatan Shimran atau 'Samaria'. Di
tempat itu 'Damaskus'-nya dmsq
atau d-msq) jelas tidak mungkin
Damaskus yang terletak di Suria, Damaskus ini kini adalah
desa lokal yang bernama Dhat Misk (dt
msk). Tidak ada sungai-sungai yang bernama Pharphar
prpr dan Abana (bn') yang
mengalir di daerah sekitar Damaskus Suria. 'Sungai-sungai'
di tanah asal Naaman yang ia bandingkan secara yakin dengan
'Yordan' atau yrdn tempat ia
melakukan penyembuhannya (Raja-raja II 5:12), memakai
nama-nama yang kini dipergunakan pedesaan Rafrafah
(rprp) dan al-Bana
(bn). Jalan air utama di
wilayah tersebut adalah lembah Wadi Hali. Oleh sebab itu
kita dapat menganggap bahwa Pharphar dan Abana menurut Bibel
merupakan dua di antara sejumlah anak sungai Wadi Hali yang
sama ini.
|